Sunday, December 8, 2013

Metode Analisis Data


1. Macam-Macam Metode Analisis
Ada dua metode secara umum yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu analisis data secara kualitatif yang digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pada analisis ini tidak menggunakan alat statistik, akan tetapi dilakukan dengan membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia kemudian melakukan uraian dan penafsiran.
Analisis data secara kuantitatif digunakan pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pada pendekatan seperti ini menggunakan alat statistik. Bila pendekatan menggunakan alat statistik berarti analisis data dilakukan menurut dasar-dasar statistik. Ada dua macam alat statistik yang digunakan yaitu: Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial. Jika dilihat dari jumlah variabel yang dianalisis ada 3 jenis analisis data yaitu:
1.      Analisis Univariat, analisis yang menggunakan 1 variabel.
2.      Analisis Bivariat, analisis yang menggunakan 2 variabel.
3.      Analisis Multivariat, analisis yang menggunakan 3 atau lebih variabel
Jika dengan menganalisis data kualitatif diperoleh gambaran yang teratur tentang suatu peristiwa atau kejadian maka statistik ini disebut “Deskriptif” misalnya pengukuran nilai sentral (Rata-rata, Median, Modus), deviasi, perhitungan angka indeks, ukuran korelasi, dan trend. Metode lebih lanjut dimana dalam analisis tersebut memberikan cara bagaimana menarik kesimpulan mengenai ciri-ciri populasi tertentu berdasarkan hasil dari analisis serangkaian sampel yang diambil dari populasi tersebut dinamakan “Metode Statistik Inferensial”.

2. Pemilihan Metode Analisis
Pemilihan metode analisis data menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif persyaratan pertama yang harus terpenuhi adalah alat uji statistik yang akan digunakan harus sesuai. Pertimbangan utama dalam memilih alat uji statistic ditentukan oleh pertanyaan untuk apa penelitian tersebut dilakukan dan ditentukan oleh tingkat/skala, distribusi dan penyebaran data. Pertimbangan kedua dalam memilih alat uji statistik ini adalah luasnya pengetahuan statistik yang dimiliki serta ketersediaan sumber-sumber dalam hubungannya dengan perhitungan dan penafsiran data.
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berbeda dengan pendekatan kuantitatif, dalam pendekatan kualitatif perhatian dipusatkan kepada prinsip umum yang mendasari perwujudan dan satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola yang ada. Analisis yang dilakukan adalah gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola yang berlaku, dan pola tersebut dianalisis dengan teori yang objektif. Penelitian kualitatif mampu mengungkapkan gejala yang ada di masyarakat secara sistematis. Oleh karena itu urutan atau sistimatika yang ada dalam penelitian memberikan urutan serta pola berfikir secara sistematis dan komplek. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini mampu mengungkap gejala yang ada di masyarakat secara sistematis secara mampu mengungkapkan kejadian yang sebenarnya sehingga akan sulit ditolak kebenarannya.

Dalam memilih metode analisis perlu dipertimbangkan:
• Kecocokan/kesesuaian metode.
• Kehandalan/ketangguhan.
• Kepekaan.
• Kecepatan/kemudahan.
• Kepraktisan / fleksibel.
• Keamanan.

Cara menentukan metode analisis yang akan digunakan:
• Menetapkan tujuan.
• Jenis metode.
• Kemungkinan penggunaan metode.
• Macam atribut metode yang digunakan.
• Pemilihan metode alternative.

 Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode analisis adalah:
• Apakah analisis dilakukan untuk 1 sampel, jarang atau sering dengan contoh yang sama.
• Pereaksi apa saja yang harus tersedia.
• Berapa lama waktu yang diperlukan.
• Apa jenis matriks sampel yang dianalisis.
• Berapa tingkat ketelitian yang diharapkan.
• Apa ada zat pengganggu.
• Apa ada badan khusus atau persyaratan peraturan, batas tindakan, atau batas pelaporan.
• Apakah diperlukan prosedur yang mampu menseleksi,mendeteksi, dan identifikasi untuk campuran.
• Berapa biaya yang harus dibayar pelanggan.

Jika menggunakan metode yang dikembangkan sendiri harus:
• Merupakan kegiatan yang direncanakan
• Ditugaskan kepada personil yang memenuhi persyaratan
• Dilengkapi dengan sumber daya laboratorium yang memadai.

Apabila menggunakan metode non standar, maka harus :
• Mendapat persetujuan pemilik sampel
• Memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemilik sampel
• Sesuai dengan tujuan analisis.

3. Pemilihan Metode Statistik Menurut Skala Pengukuran

Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian kuantitatif sangat tergantung pada skala pengukuran dari variabel yang digunakan. Dalam analisis nantinya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Bila dalam analisis kuantitatif tersebut dimana skala ukuran variabel adalah nominal atau ordinal umumnya menggunakan statistik non parametrik.
Apabila skala ukuran variabel yang digunakan adalah interval atau rasio maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Walaupun demikian untuk skala interval atau rasio dapat juga menggunakan alat statistik non parametrik namun banyak sekali kehilangan informasi yang dimiliki oleh data dengan skala interval dan rasio tersebut. Penggunaan statistik parametrik dan non parametrik untuk menganalisis data khususnya menguji hipotesis yang diajukan. Contoh statistik parametrik antara lain korelasi product moment, korelasi parsial, korelasi ganda, regresi, analisis varian dan sebagainya. Contoh statistik non parametrik adalah Chi kuadrat, Mann Whitney, Mc Memar, Cochran, Coefisien contingency, korelasi Rank Spearman, Kruskal Wallis, dan sebagainya.
Menurut sugiono (2003:147), hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametrik merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu sampel dibandingkan dengan standar, sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik non parametrik merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel. Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai 2 kelompok atau lebih.
Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih. Dibawah ini diberikan tabel yang berisi tentang penggunaan statistik parametrik dan non parametrik untuk menguji hipotesis. Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian berkaitan erat dengan perumusan masalah yang diajukan walaupun tidak setiap penelitian harus ada hipotesisnya. Tetapi setiap penelitian harus merumuskan masalah. Pada tabel diatas yang memuat tentang teknik statistik belum lengkap terutama untuk mencari pengaruh (varian) tertentu terhadap varian variabel lain.
Untuk mencari pengaruh varian variabel dapat digunakan teknik statistik yaitu dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan dan selanjutnya dikalikan dengan seratus persen (100%). Misalnya jika ditemukan korelasi positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 0,80 ini berarti bahwa koefisien determinasi sama dengan 0,802 = 0,64. Jadi dapat disimpulkan bahwa varian yang terjadi pada variabel dependen 64% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel bebas. Dan sisanya sebesar 36% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.
Interpretasi Hasil-Hasil Analisis Data Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif khususnya tabulasi silang ada ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan. Jika diasumsikan ada satu variabel yang bertindak sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai variabel terpengaruh maka arah perhitungan untuk tabulasi silang selalu dihitung searah dengan variabel pengaruhnya.
Dalam menginterpretasikan tabulasi silang tersebut dengan membandingkan angka persen pada sel tabel searah dengan variabel pengaruhnya. Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Interpretasi hasil analisis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
1.   Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya.
2.   Peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang telah didapatkannya dari analisis.
Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya. Interpretasi ini dalam pengertian sempit tetapi paling sering dilakukan. Pada waktu menganalisis data penelitian, secara otomatis peneliti membuat interpretasi dimana analisis dan interpretasi yang dilakukan sangat erat hubungannya karena keduanya dilakukan hampir bersamaan. Apabila peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang telah didapatkannya dari analisis. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan cara membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan menghubungkan kembali interpretasinya dengan teori. Tahap ini sangat penting dilakukan, namun sering tidak dilakukan oleh peneliti social. Misalnya suatu penelitian menggunakan teknik korelasi untuk mencari hubungan dua variabel.
Setelah dihitung diperoleh hasil koefisien korelasi yang cukup tinggi (r = 0,85) dengan tingkat signifikansi 0,001, tahap inilah yang dinamakan analisa. Proses analisa kemudian dilanjutkan dengan menginterpretasikan koefisien korelasi yang diperoleh tersebut. Dalam proses interpretasi ada serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang peneliti yaitu sebagai berikut ini:
1.   Apakah arti koefisien korelasi 0,85 tersebut?
2.   Apakah arti yang lebih luas dari penemuan tersebut bila dibandingkan dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu?
Arti koefisien korelasi 0,85 ini adalah karena nilainya tinggi dan signifikan dapat dikatakan bahwa korelasi yang tinggi dapat disimpulkan bahwa hubungan yang tinggi antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya bukan terjadi secara kebetulan tetapi secara sistematis. Maka dapat dikatakan hipotesis tersebut didukung oleh observasi atau realitas, dengan demikian hasil ini dapat dikatakan mendukung teori dengan konsisten.
Pada garis besarnya analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi kedalam dua (2) kelompok yaitu sebagai berikut:
1.   Analisis untuk katagorikal.
2.   Analisis untuk data bersambung.
Metode analisis dengan data katagorikal ini menggunakan metode tabulasi silang. Sedangkan data yang berkesinambungan biasanya menggunakan alat statistik seperti distribusi frekwensi, ukuran kecenderungan sentral, analisis perbedaan, analisis varians, analisis multi variat dan sebagainya.

4. Interpretasi Hasil Analisis Data
Meskipun analisis data dan interpretasi data dilakukan sambil berjalan, tetapi harus dihindari analisis dan interpretasi data yang terlalu dini. Para peneliti yang belum berpengalaman seringkali tergesa-gesa untuk melakukan hal ini. Analisis dan interpretasi data diperlukan untuk merengkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan interpretasi data akhirnya digfunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan peneliti sendiri maupun teman satu tim. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.
Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang dapat ditempuh dengan cara meninjau kembali gejala-gejala berdasarkan sudut pandangnya, perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain). Kajian interpretasi ini melibatkan beberapa hal yang penting dalam sebuah penelitian yaitu berupa diskusi, kesimpulan, dan implikasi seperti: kilas balik temuan utama dan bagaimana pertanyaan penelitian terjawab, refleksi peneliti terhadap makna data, pandangan peneliti yang dikontraskan dengan kajian literatur (teoretik), batasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. John W. Creswell dan Vicky L. Plano Clark (2007).
Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut: (1) perluaslah hasil analisis dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya, (2) hubungkan temuan dengan pengelaman pribadi, (3) berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan, (4) hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya, (5) hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
Berikut ini contoh dari interpretasi data. Kegiatan perencanaan Manajemen peningkatan Mutu Berbasis Sekolah SMP Muhammadiyah 7 Surakarta melibatkan berbagai unsur sekolah diantaranya Drs. Heru Sutanto, SE selaku kepala sekolah, seksi kurikulum (Heri Sugianto, S.Pd), seksi kesiswaan (Bambang CH, S.Pd), seksi sarpras (Zaenal, S.Pd), seksi TU (Suyatno, S.Pd), komite sekolah yang diwakili Drs. Sajidan, M.Pd dan Osis SMP Muhammadiyah 7 Surakarta. Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Bafadal dan telah dikutip pada Bab II halaman 33, mengatakan Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan  sebagai keseluruhan proses pendayagunaan keseluruhan komponen pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang diupayakan sendiri oleh kepala sekolah bersama semua pihak yang terkait atau berkepentingan dengan kepentingan mutu pendidikan.
Sebagaimana data yang telah dipaparkan dalam Bab III halaman 51, proses perencanaan peningkatan mutu berbasis sekolah dilaksanakan pada tahun ajaran 2006/2007 yang diadakan di gedung pertemuan sekolah. Kepala sekolah  mensosialisasikan konsep MPMBS kepada setiap unsur sekolah yakni wakil kepala sekolah, guru, tata usaha, karyawan, orang tua siswa, masyarakat dan pejabat dinas pendidikan setempat Terkait dengan kegiatan sosialisasi, proses sosialisasi dilakukan pertama kali kepada unsur sekolah dengan mekanisme rapat koordinasi, upacara bendera dan pengumuman sekolah yang dipimpin langsung oleh Drs. Heru Sutanto selaku kepala sekolah. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam buku pedoman MPMBS dan telah dikutip dalam Bab II halaman 37, bahwa langkah pertama yang harus dilakukan sekolah adalah mensosialisasikan konsep MPMBS kepada setiap unsur sekolah yakni guru, siswa, karyawan orang tua, komite sekolah maupun dinas pendidikan. Proses sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai mekanisme, misalnya seminar, lokakarya, diskusi, rapat kerja, simposium, forum ilmiah, dan media masa.






























0 comments:

Post a Comment