Saturday, November 30, 2013
I.1 Pemilihan Strategi dan Tujuan Jangka
Panjang
Pemilihan strategi harus dilakukan
melalui beberapa tahapan yang harus diperhatikan dan dicermati sebagai upaya
mencapai suatu tujuan organisasi/kelembagaan. Analisis dan
pemilihan strategi haruslah dijalankan secara hati-hati dan bertanggungjawab
sebab selama proses implementasinya, strategi yang sudah dipilih tersebut
mempertaruhkan segala komitmen dan sumber daya perusahaan dalam jangka panjang.
Tujuan
atau sasaran haruslah bersifat kuantitatif, terukur, realistis, dapat dipahami,
dapat diperoleh, dan sejalan dengan unit-unit organisasi. Setiap tujuan harus
dikaitkan dengan kerangka waktu. Tujuan umumnya dinyatakan dalam
istilah-istilah serti pertumbuhan aktiva, pertumbuhan penjualan, keuntungan, pangsa
pasar, seberapa besar dan sifat diversifikasi, seberapa besar dan sifat
integrasi verikal, penghasilan per saham, dan tanggung jawab sosial. Tujuan
yang dinyatakan dengan jelas memberikan banyak keuntungan. Tujuan tersebut
memberikan arah, memberikan sinergi, membantu dalam evaluasi, menentukan
prioritas, mengurangi ketidak pastian, meminimalkan konflik, merangsang
pengerahan tenaga, dan membantu dalam mengalokasikan sumber daya dan merancang
pekerjaan.
Tujuan
jangka panjang diperlukan pada tingkat korporat, devisi, dan fungsional dalam
sebuah organisasi. Tujuan tersebut penting sebagai alat ukur kinerja
manajerial. Untuk mencapai kemakmuran jangka panjang, para perencana strategis
umumnya menetapkan perencana jangka panjang dalam tujuh bidang, yaitu :
1)
Profitabilitas, yakni kemampuan dari suatu perusahaan untuk
beroperasi dalam jangka panjang bergantung pada tingkat laba yang memadai.
Perusahaan yang dikelola secara strategis pada umumnya memiliki tujuan laba,
yang dinyatakan dalam bentuk laba per lembar saham.
2)
Produktivitas, yakni para manager strategis yaitu terus mencoba
meningkatkan produktivitas sistem mereka. Perusahaan yang dapat memperbaiki
hubungan input-output pada umumnya dapat meningkatkan profitabilitas. Tujuan
produktivitas yang umum digunakan adalah jumlah barang yang diproduksi atau
jumlah jasa yang diberikan per unit input.
3)
Posisi Kompetitif , yang merupakan salah satu ukuran
keberhasilan perusahaan adalah salah satu dominasi relatifnya di pasar.
Perusahaan-perusahaan yang lebih besar pada umumnya menetapkan tujuan dalam hal
posisi konpetitif, dan sering kali menggunakan penjualan total atau pangsa
pasar sebagai ukuran posisi kompetitifnya.
4)
Pengembangan Karyawan, karyawan menghargai pendidikan dan
pelatihan sebab hal tersebut mengarah pada kompensasi dan jaminan kerja yang
lebih tinggi. Menyajikan peluang semacam itu sering kali meningkatkan
produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu para pembuat
keputusan strategis sering kali memasukan tujuan pengembangan karyawan kedalam
rencana jangka panjang.
5)
Hubungan dengan Karyawan, yaitu apakah terikat dengan kontrak
serikat pekerja atau tidak perusahaan-perusahaan secara aktif mencoba untuk
mengembangkan hubungan baik dengan karyawan. Para manajer strategis yakin bahwa
produktivitas berhubungan dengan loyalitas karyawan dan apresiasi atas
perhatian manajer terhadap kesejahteraan karyawan.
6)
Kepemimpinan Teknologi, yakni perusahan harus memutuskan apakah
akan menjadi pemimpin atau hanya jadi pengikut di pasar. Oleh karena itu banyak
perusahaan menyatakan suatu tujuan berkaitan dengan kepemimpinan teknologi.
7)
Tanggung Jawab kepada Masyarakat, dalam hal ini para manajer
memahami tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan masyarakat secara umum.
Bahkan banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya
melampaui persyaratan pemerintah. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya
bekerja untuk mengembangkan reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa
dengan harga yang layak, melainkan juga menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
I.2 Matriks Untuk Mengevaluasi Pemilihan
Strategi
Proses
manajemen menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai konsekuensi yang
signifikan dan jangka panjang. Evaluasi strategi mencakup tiga kegiatan dasar
yaitu Mengkaji landasan strategi perusahaan, Membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan, dan Mengambil tindakan korektif untuk memastikan
bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Evaluasi strategi penting karena
organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis. Faktor-faktor kunci eksternal
dan internal sering berubah dengan cepat dan drastis. Evaluasi strategi menjadi
semakin sulit dengan berlalunya waktu karena berbagai alasan. Alasan-alasan
mengapa evaluasi strategi menjadi semakin sulit terdiri dari tren berikut ini :
1)
Semakin kompleksnya masalah lingkungan.
2)
Semakin sulitnya memperediksi masa depan dengan tepat.
3)
Semakin banyak variable.
4)
Semakin cepat usangnya rencana bahkan yang paling baik
sekalipun.
5)
Semakin banyaknya peristiwa dalam negeri dan dunia yang
memepengaruhi organisasi.
6)
Berkurangnya rentang waktu dimana perencanaan dapat
dilakukan dengan tingkat ketepatan tertentu.
Strategi juga seringkali didefinisikan sebagai
pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara sumber daya dan keterampilan
internalnya serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor
eksternal. Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas
beberapa teknik yang dapat digunakan seperti Matrik SWOT, Matrik BCG, Matrik
General Electric, dan Matrik
Strategi Umum (Grand Strategy Matrix).
Teknik-teknik ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input
untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan
internal. Mencocokkan (matching) faktor-faktor keberhasilan penting eksternal
dan internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk
akal.
A. Matriks
SWOT
Analisis SWOT merupkan metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey,
yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan
1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500an. Analisis
SWOT terdiri dari 4 faktor, yaitu :
a)
Strengths
(kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
b)
Weakness
(kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
c)
Opportunities
(peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis
itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan
sekitar.
d)
Threats
(ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Langkah-Langkah Penerapan Analisis SWOT
(a) Menyiapkan sesi SWOT
SWOT kemungkinan akan menghabiskan waktu 50 - 60 menit. komponen
pelayanan yang akan dianalisa matriks SWOT.
(b)
Mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan
Semua kekuatan di dalam organisasi
(internal). Kekuatan bisa berupa, tenaga trampil, gaji, sarana. Setelah
selesai menyusun kekuatan internal, daftarkan kelemahan di dalam
organisasi (internal).
(c)
Mengidentifikasi
kesempatan dan ancaman
Semua kesempatan di luar organisasi
(kesempatan ekstern) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan atau
atasi sebuah masalah. Ini bisa berupa latihan, tenaga baru, peraturan baru dan
seterusnya. Kemudian buatlah daftar ancaman di luar organisasi (ancaman
ekstern) yang dapat menghalangi pemecahan masalah.
(d)
Melakukan
ranking terhadap kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang
Daftarkan dalam kolom masing-masing: kekuatan, kelemahan, ancaman dan
peluang. Buatlah ranking setiap kolom. Yang perlu dipikirkan adalah pentingnya
kesempatan / ancaman dan berapa besar kemungkinan kesempatan / ancaman tersebut
memang akan ada. Begitu juga dengan ancaman dan peluang.
(e)
Menganalisis
kekuatan dan kelemahan
Masukan kekuatan
dan kelemahan masuk matriks SWOT. Kekuatan diisi sesuai ranking , kekuatan yang
paling besar di atas, yang kurang besar di bawah disusul dengan kelemahan. Masukan
kesempatan dan ancaman di dalam kolom. Hubungkan kekuatan dan kelemahan dengan
kesempatan dan ancaman. Kombinasi di mana kekuatan bertemu dengan kesempatan
adalah keadaan yang paling positif. Keadaan ini harus dipelihara dengan baik
supaya tetap ada. Kombinasi kelemahan dan ancaman adalah keadaan yang paling
negatif dan harus dihindari. kemudian setiap kombinasi diperiksa ulang kalau
memang merupakan jalan keluar untuk mengurangi kelemahan atau ancaman.
Dalam pengembangan matriks SWOT hal tersulit adalah
pemadupadanan faktor eksternal dan internal, maka perlu dilakukan penilaian
yang baik (good judgment). Matriks SWOT membantu para manajer sebagai
alat dalam mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan 4 tipe
strategi, yaitu:
(a)
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Posisi ini merupakan
posisi yang diharapkan oleh perusahaan, dimana kekuatan internal yang dimiliki
perusahaan dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi SO
berusaha dicapai dengan menerapkan strategi WO, ST, WT. Seharusnya jika
perusahaan punya kelemahan utama akan berusaha mengatasi dan menjadikan
kekuatan. Jika perusahaan menghadapi ancaman utama, maka perusahaan akan berusaha
menghindari ancaman jika mungkin berkonsentrasi pada peluang.
(b)
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities )
Bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Apabila
perusahaan memiliki peluang eksternal kunci tetapi disatu sisi perusahaan
memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang
tersebut. Salah satu alternative strategi WO adalah merekrut dan melatih staf
dengan kemampuan teknis yang dibutuhkan.
(c)
Strategi ST (Strenghts-Threats)
Menggunakan kekuatan
untuk menghindari, jika tidak memungkinkan menghindari maka meminimumkan
pengaruh dari ancaman eksternal. Kadangkala ancaman eksternal tidak perlu
dihadapi secara langsung. Misalnya ancaman eksternal adalah masalah pembajakan
yang dialami oleh semua pelaku dalam industri, sehingga untuk menghadapi
ancaman pembajakan ini, tidak mungkin hanya ditangani oleh 1 perusahaan saja,
atau bahkan perlu melibatkan pihak lain, misalnya pemerintah melalui regulasi,
serta para aparat penegak hukum.
(d)
Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Merupakan posisi yang
sangat menyulitkan perusahaan, akan tetapi bukan berarti tidak ada cara untuk
mengatasi posisi ini. Bertahan bergabung, perampingan, atau jalan terakhir
likuidasi adalah salah satu tujuan dalam posisi ini. Strategi defensive
yang diarahkan untuk memperkecil atau jika mungkin menghilangkan kelemahan
internal dan juga menghindari ancaman eksternal.
Analisis
SWOT bukanlah akhir dari proses. Untuk memanfaatkan sepenuhnya alat ini, anda
perlu menentukan rencana tindak lanjut. Juga alat ini cenderung berdasarkan
pada "pendapat" dan indikator-indikator kualitatif dan belum tentu
pada "kenyataan".
B. Matriks BCG
BCG (Boston Consulting Group) adalah perusahaan
konsultan manajemen swasta yang bebasis di Boston, ini merupakan pertumbuhana
pangsar pasar yang dikembangkan dan dipopulerkna oleh seorang manajemen
konsultan terkemuka. Metode analisis BCG (Boston Consulting Group)
merupakan metode digunakan dalam menyusun suatu perencanaan unit bisnis
strategik dengan melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan
perusahaan. The BCG Growth-Share Matrix adalah empat-sel (2 dari 2) matriks
digunakan untuk melakukan analisis portofolio bisnis sebagai langkah dalam
perencanaan strategis yang didesain secara spesifik untuk mendorong usaha
perusahaan multidivisi dalam merumuskan strategi tersebut. Matriks BCG dapat
digambarkan sebagai berikut :
Matriks
BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi
sumber daya berdasarkan pangsa pasar. Matriks BCG merupakan empat kelompok
bisnis, yaitu :
a)
Questions
Marks (Tanda Tanya), pada posisi ini perusahaan
atau juga produk berada pada posisi dimana memiliki market share yang kecil tetapi masih berada dalam kondisi dimana
pasar yang mengalami pertumbuhan yang cukup besar, sehingga masih ada potensi
yang masih belum termanfaatkan oleh perusahaan atau produk tersebut.
Dalam kondisi ini perusahaan atau sebuah produk berada kondisi yang
“berpotensi” dalam artian bahwa perusahaan tersebut berpotensi untuk bisa berpindah
posisi ke posisi star, atau bisa langsung ke dogs. Hal ini disebabkan karena
perusahaan yang berada pada posisi ini masih memiliki potensi untuk bangkit
karena meskipun memiliki pangsa pasar yang sedikit tetapi juga perusahaan
tersebut masih berada pada lingkungan dimana pasar masih bertumbuh dengan
sangat pesat. Hal ini membuat perusahaan tersebut masih bisa memanfaatkan
potensi pasar yang ada dengan melakukan inovasi-inovasi pada produknya jika
produknya yang bermasalah atau bahkan melakukan perbaikan pada sisi promosinya
sehingga dengan demikian perusahaan diharapkan bisa mendapatkan bagian yang
cukup pada pasar yang masih bertumbuh tersebut.
b)
Star, pada posisi ini perusahaan
benar-benar berada dalam posisi puncak dimana berada dalam kondisi pertumbuhan
pasar cukup pesat di lain pihak konsumen atau pangsa pasar yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut juga tinggi. Dalam posisi perusahaan akan benar-benar masih
dengan gencar melakukan investasi yang cukup besar dalam meningkatkan kemampuan
produksi serta kemampuan persediaan serta distribusinya sehingga dapat
menfaatkan dengan maksimal potensi pasar yang masih bertumbuh ini.
c)
Cash Cow, pada posisi ini perusahaan
telah melewati posisi star, dimana potensi pasar yang ada telah dimanfaatkan
secara maksimal dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan telah
termanfaatkannya potensi pasar yang ada ini sehingga akan membuat perusahaan
memperoleh keuntungan yang benar banyak, karena investasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan semakin kecil sedangkan market share yang dimiliki oleh perusahaan
sendiri masih sangat besar, dlama kondisi ini juga perusahaan hanya perlu untuk
mempertahankan apa yang telah dilakukan dalam artian bahwa apa yang telah
dilakukan dan dimiliki oleh perusahaan pada saat ini baik dari sisi produk,
promosi serta kualitas yang ada.
d) Dogs, dapat dilihat pada gambar
diatas bahwa kategori ini berada pada posisi dimana market share berada pada
nilai terendah serta market growth yang kuda rendah. Pada posisi ini perusahaan
benar mengalami situasi yang sulit, dimana pangsa pasar yang kecil, dalam
artian bahwa perusahaan tidak memiliki jumlah konsumen yang cukup banyak yang
tentunya akan sangat berpengaruh pada tingkat penerimaan dari perusahaan
tersebut, sudah tidak memiliki pangsa pasar yang besar, perusahaan juga berada
pada posisi dimana pertumbuhan pasarnya rendah, sehingga perusahaan seperti ini
perlu untuk melakukan perbaikan yang cukup signifikan, mulai dari inovasi
produk hingga strategi dalam promosi atau dengan kata lain perusahaan tersebut
harus bisa mengubah dirinya agar membuat pangsa pasar meningkat kembali atau
yang lebih ekstrim perusahaan tersbeut harus dapat mentransformasikan diri
sehingga produk yang dihasilkan memasuki posisi question’s mark dimana
pertumbuan pasar masih besar, jika tidak maka akan dipastikan bahwa perusahaan
atau juga produk tersebut akan bangkrut atau untuk produk akan ditarik dari
pasar.
C.
Matriks General
Electric
General
Electric membuat matrik yang lebih rumit dengan bantuan perusahaan
konsultan McKinsey and Company. Seperti ditunjukkan pada Gambar 6.3, layar
bisnis GE terdiri dari sembilan sel yang didasarkan pada daya tarik industri
jangka panjang posisi kompetitif/kekuatan bisnis. Matrik GE, berbeda dengan
Matrik BCG, melibatkan data yang lebih banyak dalam faktor-faktor prinsip
daripada sekedar pangsa pasar dan pertumbuhan pasar. Sebagai contoh, pada GE,
daya tarik industri meliputi tingkat pertumbuhan pasar, profitabilitas industri,
ukuran, dan praktik-praktik penetapan harga, di antara berbagai peluang dan
ancaman yang mungkin. Kekuatan bisnis atau posisi kompetitif meliputi pangsa
pasar, posisi tekologis, profitabilitas, dan ukuran di antara kekuatan dan
kelemahan yang mungkin.
Lini-lini produk atau unit bisnis
individual diidentifikasikan dengan sebuah huruf dan diposisikan dalam bentuk
lingkaran-lingkaran pada matrik GE. Area setiap lingkaran menggambarkan ukuran
industri, dari segi penjualan. Potongan di dalam lingkaran menggambarkan pangsa
pasar tiap lini produk atau unit bisnis. Langka-langkah berikut digunakan untuk
memposisikan lini produk atau unit bisnis pada matrik GE :
1) Pilih kriteria untuk menilai
industri bagi tiap lini produk atau unit bisnis. Nilailah daya tarik industri
secara keseluruhan bagi tiap lini produk atau unit bisnis pada skala 1 (sangat
tidak menarik) sampai 5 (sangat menarik).
2) Pilih
faktor-faktor kunci yang dibutuhkan agar sukses di tiap lini produk atau unit
bisnis. Nilailah kekuatan bisnis/posisi kompetitif bagi tiap lini produk atau
unit bisnis dari skala 1 sampai 5.
3) Letakkan
tiap posisi lini produk atau unit bisnis pada matrik tersebut.
4) Letakkan
portfolio masa depan perusahaan dengan anggapan bahwa strategi bisnis
perusahaan saat ini tidak berubah. Apakah ada kesenjangan kinerja antara
portfolio yang diproyeksikan dengan yang diinginkan? Jika ya, kesenjangan ini
harus menjadi stimulus bagi tinjauan terhadap misi, tujuan, strategi, dan
kebijakan perusahaan.
Secara keseluruhan, matrik GE
merupakan peningkatan dari matrik BCG. Metode GE melibatkan variabel yang lebih
banyak dan tidak mengarah kepada kesimpulan yang sederhana. Sebagai contoh,
matrik tersebut mengenali banyak cara berbeda yang dapat digunakan untuk
menilai daya tarik sebuah industri, dan karena itu, memungkinkan pengguna untuk
memilih kriteria yang mereka yakini paling tepat untuk situasi yang ada.
Meskipun demikian, matrik portfolio ini memiliki beberapa kelemahan yaitu ; Matrik
tersebut terlalu rumit dan dan terlalu banyak beban, Estimasi numerikal daya
tarik industri dan posisi kompetitif menghasilkan objektivitas (tetapi pada
kenyataannya, penilaian subyektiflah yang bervariasi pada setiap orang), dan Matrik
tersebut tidak secara efisien menunjukkan posisi produk baru atau unit bisnis
baru dalam industri berkembang.
D. Matriks Strategi
Umum (Grand Strategy Matrix)
Matrik
strategi umum menjadi alat analisa yang terkenal dalam membuat strategi
alternatif. Prinsipnya adalah memposisikan SBU-SBU kedalam salah satu dari
keempat kuardan yang dibentuk oleh garis horizontal (melukiskan posisi
persaingan) dan vertikal (menggambarkan tingkat prtumbuhan pasar). Setelah
posisi SBU dapat diketahui maka pimpinan perusahaan dapat memilih beberapa
strategi alternatif yang cocok dengan posisi tersebut. Matriks grand
strategy terdiri dari 2 (dua) dimensi, yaitu dimensi posisi persaingan dan
dimensi pertumbuhan pasar dan memiliki 4 (empat) kuadran sebagai berikut :
1)
Perusahaan yang berada dalam
kuadran I memiliki posisi strategis yang sempurna. Perusahaan dalam posisi ini
memiliki sumber daya yang memadai untuk mengambil keuntungan dari berbagai
peluang eksternal yang muncul di banyak bidang. Mereka bisa mengambil
risiko secara agresif jika perlu.
2)
Perusahaan di kuadran II perlu
secara serius mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar. Walaupun
industri mereka tengah tumbuh, mereka tidak mampu
bersaing secara efektif, dan mereka perlu mencari tahu mengapa
pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat
memperbaiki daya saingnya.
3)
Perusahaan di kuadran III bersaing
di industri yang pertumbuhannya lambat serta memiliki posisi kompetitif
lemah. Perusahaan harus segera membuat perubahan drastis untuk
menghindari penurunan lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan
(penciutan) biaya dan aset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali.
4)
Perusahaan di kuadran IV memiliki
posisi kompetitif yang kuat namun berada di dlam industri yang pertumbuhannya
lambat. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai kekuatan untuk mengadakan
program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan baru yang lebih
menjanjikan. Karakteristik perusahaan di kuadran IV adalah memiliki
tingkat arus kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas
dan sering kali dapat menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tak
terkait dengan berhasil. Perusahaan-perusahaan di kuadran IV juga bisa
melakukan usaha patungan.
I.3 Hasil Penelitian Terkait Manajemen Stategik
PT Mustika Ratu didirikan Mooryati Soedibyo lahir di
Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh di dalam Kerajaan Keraton
Surakarta, dibawah pengawasan kakek dan neneknya. Dengan sangat sabar dan
perhatian, puteri keraton ini mempelajari keterampilan meramu bahan-bahan alami
untuk dibuat Jamu untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Ternyata, apa yang
dimulai sebagai industri kecil dari rumah, berkembang menjadi perusahaan
manufaktur yang besar. Ketekunan dan kepemimpinan Mooryati Soedibyo terbukti
menghasilkan bisnis keluarga yang berhasil dibidang kesehatan dan kecantikan.
Saat ini bisnis yang bermula dari bidang jamu-jamuan itu telah meluas pada
bisnis perawatan kecantikan seperti SPA. Selain daripada itu, bisnis ini telah
membantu mengurangi pengangguran, dengan merekrut sekitar 3000 tenaga kerja. Dalam
mempertahankan eksistensi produknya di pasaran, PT. Mustika Ratu mengalami
beberapa permasalahan pokok (internal maupun eksternal) seperti :
1)
SDM
Sebagai perusahaan yang memperkerjakan sekitar 3040 pegawai baik di pabrik, kantor pusat, maupun cabang-cabangnya, sebagian dari mereka sudah tergolong tua, sehingga baik secara kreativitas dan inovatif kurang mampu mengikuti permintaan pasar.
Sebagai perusahaan yang memperkerjakan sekitar 3040 pegawai baik di pabrik, kantor pusat, maupun cabang-cabangnya, sebagian dari mereka sudah tergolong tua, sehingga baik secara kreativitas dan inovatif kurang mampu mengikuti permintaan pasar.
2)
Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik yang terletak disekitar pasar dan kurang
strategis, tidak mendukung dalam pendistribusian produk-produk Mustika Ratu.
3)
Distribusi
Saluran distribusi yang belum merata ke seluruh pelosok daerah merupakan salah satu kendala PT. Mustika Ratu dalam memasarkan produknya. Khususnya untuk kawasan di luar pulau Jawa, belum adanya kantor cabang sehingga menyulitkan dalam mengukur penjualan di setiap daerah dalam mengontrol barang.
Saluran distribusi yang belum merata ke seluruh pelosok daerah merupakan salah satu kendala PT. Mustika Ratu dalam memasarkan produknya. Khususnya untuk kawasan di luar pulau Jawa, belum adanya kantor cabang sehingga menyulitkan dalam mengukur penjualan di setiap daerah dalam mengontrol barang.
4)
Bahan Baku
Dikarenakan bahan yang dipakai oleh PT. Mustika Ratu adalah bahan baku
dasar alami, untuk mendapatkannya tidaklah mudah, dan sangat tergantung akan
iklim dan ketersediaan pasokan juga kualitas akan bahan baku tersebut.
5)
Produk
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu menyebabkan PT. Mustika Ratu tidak dapat fokus untuk membuat salah satu produknya menjadi “brand image”. Dan bentuk packaging setiap produknya dapat dikatakan kurang menarik, kurang praktis dan ekonomis dibandingkan dengan kompetitor sejenisnya.
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu menyebabkan PT. Mustika Ratu tidak dapat fokus untuk membuat salah satu produknya menjadi “brand image”. Dan bentuk packaging setiap produknya dapat dikatakan kurang menarik, kurang praktis dan ekonomis dibandingkan dengan kompetitor sejenisnya.
6)
Promosi
Kurangnya program promosi Above The Line, seperti di media elektronik maupun media cetak dan Below the Line (demo kecantikan, consumer promotion dsb-nya), menyebabkan produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu kurang mendapat tanggapan positif dari masyarakat luas.
Kurangnya program promosi Above The Line, seperti di media elektronik maupun media cetak dan Below the Line (demo kecantikan, consumer promotion dsb-nya), menyebabkan produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu kurang mendapat tanggapan positif dari masyarakat luas.
7)
Kompetitor
Banyaknya kompetitor baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menawarkan harga yang lebih kompetitif dan murah dengan hasil yang lebih maksimal merupakan kendala yang harus ditangani oleh PT. Mustika Ratu agar konsumennya tetap loyal menggunakan produk mereka.
Banyaknya kompetitor baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menawarkan harga yang lebih kompetitif dan murah dengan hasil yang lebih maksimal merupakan kendala yang harus ditangani oleh PT. Mustika Ratu agar konsumennya tetap loyal menggunakan produk mereka.
8)
Keadaan Ekonomi
Adanya krisis global memberikan dampak terhadap masyarakat untuk lebih
mengutamakan kebutuhan primernya. Dengan kondisi serba sulit ini, berdampak
pula pada penurunan daya beli konsumen, khususnya industri kosmetik yang hanya
merupakan kebutuhan sekunder.
Setelah mengidentifikasi berbagai kendala tersebut, maka
digunakanlah teknik Analisis SWOT dalam mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang, serta ancaman PT. Mustika Ratu
i.
Strength
(Kekuatan)
a)
Dalam mengelola sumber daya manusia setiap tahun PT.
Mustika Ratu mengadakan training untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan
kerja para karyawan, baik dari level Supervisor, Superintendent dan Manager.
b)
PT. Mustika Ratu memiliki jaringan distribusi yang
luas, di beberapa cabang di kota-kota besar di Pulau Jawa ditambah dengan
puluhan distributor di seluruh Indonesia dan mancanegara, menjadikan
produk-produknya tersebar di hampir setiap jenis outlet baik pasar tradisional
maupun pasar modern.
c)
Sebagai perusahaan industri kosmetika tradisional, PT.
Mustika Ratu selalu berupaya meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam proses
produksi, PT Mustika Ratu juga telah menetapkan CPKB (Cara Produksi Kosmetika
yang Baik) agar hasil produksinya dapat diterima di pasar lokal maupun
mancanegara.
d)
Sertifikasi ISO 9001 versi 2000 dan Sertifikasi ISO
14001 versi 2004 membuktikan PT. Mustika Ratu secara kontinyu meningkatkan mutu
produk demi kepuasan pelanggan dan selalu melakukan perbaikan secara
berkesinambungan dengan memperhatikan perlindungan lingkungan yang selalu
dievaluasi secara periodik oleh Sucofindo.
e)
Penghargaan dari Bapak Gubernur DKI sebagai perusahaan
yang telah melaksanakan pengolahan limbah dengan baik telah di terima PT.
Mustika Ratu pada bulan Oktober 2005.
f)
PT. Mustika Ratu telah memproduksi lebih dari 700 jenis
produk yang terdiri dari perawatan rambut, perawatan wajah, perawatan tubuh,
make-up dasar, make-up artistik dan jamu untuk segala jenis usia maupun gender.
ii.
Weakness
(Kelemahan)
a)
Kurangnya promosi yang dilakukan oleh PT. Mustika Ratu
untuk memperkenalkan produk barunya dan membangun brand image dikalangan masyarakat luas masih terbilang terbatas.
Selama ini PT. Mustika Ratu hanya fokus pada Pemilihan Putri Indonesia dalam
membantu kegiatan promosinya. Itupun dirasa kurang membantu dalam mengangkat
image produk Mustika Ratu dan meningkatkan penjualan.
b)
Dalam proses produksinya, PT. Mustika Ratu masih
menggunakan tekhnologi standar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi
dan biaya operasional.
c)
Bentuk fisik yang kurang menarik walaupun sering
melakukan penggantian kemasan. Dan warna-warna yang dihasilkan kadangkala
kurang mengikuti selera pasar.
d)
Nama merk yang dipakai seringkali kurang komersial
sehingga orang kurang tertarik untuk membeli.
e)
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu
membuat para karyawannya sendiri tidak hapal akan Mustika Ratu itu sendiri.
iii.
Opportunity
(Peluang)
a)
Menjadi pemimpin dalam industry sejenis di tanah air.
b)
Perluasan pangsa pasar ke mancanegara dengan menjadi sponsor utama PPI (Pemilihan
Putri Indonesia).
iv.
Threat
(Ancaman)
a)
Adanya para pesaing yang mulai eksis di Indonesia.
b)
Adanya promosi yang gencar dari para pesaing.
Setelah melakukan analisi SWOT tersebut,
maka beberapa strategi yang dipilih oleh PT. Mustika Ratu antara lain :
1) Strategi Promosi
Strategi yang dapat dilakukan pihak manajemen PT. Mustika
Ratu untuk memperbaiki strategi promosinya selama ini yang menggunakan endorser
puteri Indonesia, diantaranya yaitu :
a)
Menjadikan Puteri Indonesia sebagai bintang iklan
produk Mustika Ratu.
b)
Meningkatkan kegiatan promosi diluar ajang pemilihan
Puteri Indonesia.
c)
PT. Mustika Ratu harus menginformasikan kepada
masyarakat bahwa Puteri Indonesia adalah duta PT. Mustika Ratu.
d)
Memanfaatkan secara maksimal citra yang positif dari
Puteri Indonesia.
e)
Perseroan juga menjalankan program promosi secara
efektif dan terarah dengan lebih menekankan pada promosi the bottom line
seperti demo kecantikan di counter-counter , consumer promotion melalui kunjungan
ke sekolah-sekolah, dan lain sebagainya.
2) Strategi Penjualan
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan penjualan ke depan,
perusahaan senantiasa memperbaiki sistem pendistribusian barang agar
penyebarannya dapat merata ke seluruh pelosok daerah baik melalui cabang-cabang
perseroan yang dibantu dengan depo-deponya maupun dari distributor-distributor
yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Perseroan juga terus
meningkatkan penetrasi pasar di mancanegara yang mengalami pertumbuhan
penjualan cukup besar pada tahun 2005.
3) Strategi Pelayanan
Di pertengahan tahun 2005, perseroan membentuk consumer service center untuk
mengaplikasikan konsep-konsep pemenuhan harapan pelanggan terhadap
produk-produk perseroan. Dengan adanya consumer service center ini, perseroan
diharapkan dapat berinteraksi dengan konsumen akhir , pelanggan maupun mitra
usaha dan pada akhirnya dapat menciptakan hubungan yang harmonis diantara
mereka.
4) Strategi Pemasaran
Perseroan terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin
dalam pasar domestik dan mancanegara dengan memproduksi dan memasarkan produk
untuk segala jenis usia, jender maupun tingkat sosial masyarakat. Sebagai
pelopor kecantikan, Perseroan senatiasa mengikuti trend tat arias yang menjadi
dambaan seluruh wanita Indonesia dengan meluncurkan Trend Warna 2006 “Swarna
Puspa Swarga” untuk seri Mustika Ratu dan “Uniquely You” untuk seri Mustika
Puteri sebagai trend setter dalam tat arias remaja.
5) Strategi SDM
Perseroan secara aktif terus mengembangkan seluruh aspek yang
berhubungan dengan sumber daya manusia. Perseroan melakukan inisiatif dengan
mengadakan training yang bertujuan untuk meningkatakan motivasi dan kemampuan
kerja karyawan. Selama tahun 2005 Perseroan telah mnegadakan training “The
Power of Motivation and Personality”. Training yang dihadiri oleh 77 karyawan
yang terdiri dari level Supervisor, Superintendent dan manajer tersebut
bertujuan untuk memperbaiki karakter karyawan sehingga dapat berpengaruh positif
terhadap produktivitas kerja. Di samping itu, Perseroan juga mengadakan
training “Kiat jitu mengoptimalkan Performa Karyawan dengan prinsip Empati”. Training
yang khusus ditujukan bagi para manajer ini menginformasikan tentang kiat-kiat
untuk meningkatkan performa karyawan dengan prinsip empati.
6) Strategi Pasar Luar Negeri
Dalam rangka memenuhi permintaan pasar luar negeri atas
produk-produk perseroan. Pada tahun 2005 Perseroan telah membuka pasar ekspor
baru untuk Negara China dan Pakistan. Sedangkan rencana pengembangan pasar
ekspor ke depan meliputi beberapa Negara seperti Nigeria, Philipina, dan Thailand.
Saat ini perseroan tengah giat melakukan strategi pemasaran khususnya di Negara
Malaysia dengan meningkatkan penetrasi pasar di modern market dan menempatkan
sales representative pada tiap-tiap distributor.
7) Strategi Distribusi
Dalam rangka mempercepat proses distribusi dan informasi kepada
distributor dan retailer perseroan mengadakan kerjasama dengan PT. Indosat Tbk.
Melalui kerjasama ini para retailer dan distributor dapat menikmati layanan
menu M-Mustika Ratu melalui kartu Matrix. Menu tersebut memungkinkan para
retailer dan distributor melakukan pemesanan barang, mendapatkan berita terkini
mengenai perseroan serta menyampaikan saran dan masukan dengan praktis melalui
telepon seluler.
8) Strategi Produksi
Dalam melakukan proses produksi perseroan telah menerapkan
CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat
Tradisional yang Baik) agar hasil produksinya bisa diterima pasar lokal maupun
mancanegara. Perseroan berupaya selalu melakukan inovasi produk baik dengan
diversifikasi produk, diversifikasi pasar, penggantian kemasan, ukuran dan
label sejalan dengan kebutuhan pasar, gaya hidup dan trend. Pada tahun 2005
telah diluncurkan produk trend warna untuk Eye Shadow dan Lipstick seri Mustika
Ratu dan Mustika Puteri.Selain itu, perseroan melakukan penggantian kemasan
Body Care Mustika Ratu dan meluncurkan produk Body Milk seri Mustika Puteri,
Roll On seri Bask dan Masker 7,5 gram seri Mustika Ratu guna mendukung
pengembangan produk. Perseroan juga menambah investasi mesin label dan melakukan
modernisasi proses jamu untuk pembuatan Tapel, Parem, Pilis serta system
pengeringannya. Untuk meghadapi dinamika pasar yang penuh tantangan, perseroan
mengambil langkah-langkah strategis yang tepat agar mampu memenuhi ataupun
menyesuaikan diri dengan perubahan dan keinginan pasar, seperti membuat produk
dengan biaya yang lebih rendah dan kemasan yang lebih ekonomis tanpa mengurangi
manfaat dan kualitas, sehingga harganya menjadi lebih kompettitif.
Dengan melakukan analisis SWOT perusahaan
dapat dengan segera memberikan respon terhadap kebutuhan konsumen dan
mempertahankan pangsa pasarnya dari pesaing. Dengan menggunakan metode SWOT
pula, penelitian tersebut pada dasarnya memang untuk mengetahui penentuan
strategi pemasaran yang relevan bagi PT. Mustika Ratu serta mengetahui
persaingan usaha kosmetika dan perawatan tubuh lainnya. Hasil dari analisis
strategi faktor internal dan eksternal diketahui bahwa posisi Mustika Ratu
berada dalam posisi pertumbuhan, posisi dimana strategi tersebut merupakan pertumbuhan
perusahaan itu sendiri atau upaya diversifikasi, dengan tetap mengantisipasi
tantangan dan ancaman pesaing yaitu semua perusahaan kosmetika dan perawatan
tubuh baik pesaing besar, pesaing lama dan pendatang baru, serta tetap
mengontrol kekuatan dan kelemahan internal serta terus melihat dan memanfaatkan
peluang yang setiap saat muncul.
DAFTAR
PUSTAKA
A. Sri Wahyudi, SE, MBA, 1995, Manajemen strategic : Pengantar Proses Berpikir Strategik,
Binarupa Aksara, Jakarta
George A. Steiner & John B. Miner, 1977, Management Policy And Staretegy,
Macmillan College Publishing Company, Inc
S. Kotha & D. Orne, 1989, Generic Manufacturing Strategies : A Conceptual Synthesis,
John Willey & Sons, Inc
Thomas
L. Wheelen & J. David Hunger, 2000, Strategic
Management & Business Policy, Seventh Edition, Addison-Wesley
Publishing Company, Inc.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
Post a Comment