Monday, May 26, 2014

Langkah-Langkah Audit

AUDIT PENDAHULUAN
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
A. Pemahaman Auditor terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan/kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Setiap objek audit memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda – beda sesuai dengan karakteristik dan system pendelegasian wewenang dan diselenggarakannya pada perusahaan tersebut. Untuk menapai tujuannya objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya dijabarkan kedalam berbagai bentuk kegiatan. Dalam pemahaman terhadap objek auit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Auditor harus membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit. Auditor harus mengkomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari adanya kesalahpahaman.


B. Penentuan Tujuan Audit
Auditor harus menentukan tujuan audit untuk semua audit manajemen yang dilakukan, dalam rangka menyajikan kerangka kerja audit. Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Beberapa alasan yang mendasari mengapa harus diperlukannya audit manajemen:
1. Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan
2. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai
3. Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
5. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan
6. Sistem informasi dan pelaporan yang kurang baik
Penentuan tujuan audit harus memperhatikan berbagai resiko kegagalan yang mungkin terjadi, baik risiko tidak tercapainya tujuan objek audt maupun tujuan audit itu sendiri.

C. Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Beberapa hal penting yang merupakan keinginan dari pemberi tugas harus diperhtikan dalam menentukan ruang lingkup audit, penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Secara garis besar ruang lingkup audit manajemen terdiri dari bidang keuangan, ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan, ekonomisasi, efisiensi, dan efeksivitas. Tujuan audit adalah target yg akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil audit. Ada tiga elemen penting dalam setiap tujuan audit, yaitu:
1.Kriteria
   Merupakan norma, standar atau sekumpulan standar yang menjadi panduan setiap individu(kelompok) dalam melakukan aktivitas sebagai pelaksanaan atas wewenang dan tanggungjawab yang diberikan padanya.
2. Penyebab
   Merupakan tindakan atau aktivitas actual yang dilakukan oleh setiap individu (kelompok) yang terdapat pada objek audit.
3. Akibat
   Merupakan hasil pengukuran dan pembandingan antara aktivitas individu (kelompok) dengan criteria yang telah ditetapkan terhadap aktivitas tersebut.

D. Penelaahan terhadap Peraturan dan Kebijakan yang Berkaitan dengan Objek Audit
Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan – peraturan yang berhubungan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dengan penelaahan ini auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yg dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.

E. Pengembangan Kriteria Awal dalam Audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Kriteria ini akan digunakan untuk menilai pelaksanaan dan pengendalian berbagai aktvitas yang dilakukan dalam perusahaan. Factor yg mempengaruhi criteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
1. Tujuan dari kegiatan yang diaudit
2. Pendekatan audit
3. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik criteria yang baik antara lain:
1. Realistis
2. Dapat dipercaya
3. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
4. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberian tugas audit
5. Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda
6. Dapat dibandingkan
7. Diterima semua pihak
8. Lengkap
9. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kegiatan berlangsung

F. Kesimpulan Hasil Audit Pendahulu
Dari hasil audit pendahuluan auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit pendahuluan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini akan menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahap audit selanjutnya. Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat sementara.
REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengendalian manajemen merupakan system yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan memanfaatkannya serta berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam melakukan pengendalian. Suatu system pengendalian manajemen harus dapat menjamin bahwa perusahaan telah melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Karakteristik system pengendalian manajemen yang baik mencakup:
A. Pernyataan Tujuan
Tujuan perusahaan dapat menunjukkan untuk apa perusahaan didirikan dan apa yang ingin dicapai. Oleh sebab itu memahami tujuan perusahaan berarti memahami pula mengapa suatu program/aktivitas dilaksanakan dan bagaimana seharusnya program tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuannya.
B. Rencana Perusahaan
Rencana yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi untuk mengimplementasikannya. Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada periode sebelumnya. Oleh sebab itu perencanaan harus diawali dengan mengidentifikasi ketersediaan sumber daya alam, berbagai hambatan internal, peluang yang mungkin dicapai, dan berbagai hambatan eksternal yg dihadapi.
C. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang Memadai
Keberadaan SDM menjadi sangat penting karena semua wewenang dan tanggung jawab berhubungan dengan keberadaan sumber daya manusia tersebut. Kapasitas SDM yang harus tersedia dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu kualitas dan kuantitas. Karyawan yang banyak tanpa kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan program/aktivitas yang dilaksanakan akan menimbulkan pemborosan karena keberadaannya tidak mampu memberikan kontribusi kepada perusahaan.
D. Kebijakan dan Praktik yang Sehat
Berbagai kebijakan dibuat untuk mendukung kelangsungan praktik yang sehat di dalam perusahaan. Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi komunikasi timbal balik antarkedua kelompok kepentingan utama yaitu pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan.
E. Sistem Review yang Efektif
System review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan review terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu bentuk pengendalian terhadap proses yang berlangsung. Manajemen harus menetapkan sasaran yang ingin dicapai dan tolak ukur pengukuran ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan aktivitas. Sementara auditor harus melakukan audit terhadap semua rencana yang dibuat berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan termasuk ketersediaan sumber daya untuk melakukan aktivitas tersebut.
AUDIT LANJUTAN
Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan penguji pengendalian manajemen. Pada tahap ini auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit.
A. Mengumpulkan Tambahan Informasi Latar Belakang
Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Data yang diperoleh pada tahap ini memungkinkan juga untuk diperoleh dari luar perusahaan yang memiliki relevansi dengan kegiatan yang sedang diaudit.
B. Memperoleh Bukti
Dari sudut pandang auditor bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dalam proses audit, auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yang relevan, andal, dan berkaitan dengan tujuan audit. Tujuan dari diperolehnya bukti ini adalah untuk menentukan bahwa:
1. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima
2. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang, merupakan penyebab dari timbulnya akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang diudit
3. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antara kondisi dengan criteria yang telah ditetapkan.
C. Membuat Ringkasan dan Mengelompokkan Bukti
Bukti-bukti yang ditemukan dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi: criteria, penyebab dan akibat. Bukti-bukti yang termasuk dalam criteria adalah keseluruhan temuan audit yang berkaitan dengan norma standar yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan bukti-bukti yang termasuk dalam kelompok penyebab biasanya berupa berbagai tindakan menyimpang atau tindakan positif yang tidak dilakukan yang merupakan sumber terjadinya ketidakekonomisan, ketidakefisienan operasi, dan ketidakefektifan pencapaian tujuan. Bukti-bukti yang merupakan kelompok akibat biasanya ditemukan terlebih daahulu. Bukti-bukti ini adalah hasil pengukuran antara penyebab yang terjadi dengan criteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.
D. Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan
Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus yang bersangkutan dengan aktivitas yang diaudit, dievaluasi, dan yang dianalisis karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi pengguna laporan. Dengan pengembangan temuan ini akan diketahui secara lebih jelas tentang adanya penyimpangan yang terjadi, penyebab terjadinya penyimpangan, dan akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan tersebut serta rekomendasi yang akan diberikan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut.

E. Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan
Informasi yang diperoleh selama pengembangan temuan mungkin mengarahkan perlunya untuk melakukan perubahan arah atau tekanan terhadap audit yang telah direncanakan atau perlu dilakukannya perluasan atau pengurangan terhadap ruang lingkup audit. Dengan mengawasi secara seksama terhadap perkembangan hal-hal yang mungkin merupakan temuan, auditor akan segera bias mengambil keputusan tentang wujud kegiatan selanjutnya.
PELAPORAN
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua cara pelaporan audit manajemen yaitu (a) cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit, dan (b) cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepaada kepentingan para pengguna laporan hasil audit. Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut.



























0 comments:

Post a Comment