Tuesday, January 22, 2013
A. Akuntansi
Pertanggung Jawaban
Akuntansi pertanggung jawaban (responsibility
accounting) merupakan istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi
perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi sepanjang garis
pertanggung jawaban.
Akuntansi pertanggung jawaban adalah
jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan umum bahwa masalah-masalah
bisnis dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan mengandalikan orang-orang
yang bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut. Salah satu tujuan
akuntansi pertanggng jawaban adalah untuk memastikan bahwa individu-individu
pada seluruh tingkatan perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh.
B. Akuntansi
Pertanggung Jawaban vs Akuntansi Konvensional
Akuntansi pertanggung jawaban tidak
mengalokasikan biaya gabungan ke segmen-segmen yang memperoleh manfaat dari
padanya melainkan membebankan biaya tersebut kepada individu di segmen yang
menganisiasi dan mengendalikan terjadinya biaya tersebut. Misalnya saja,
manajer dari departemen jasa perbaikan dan pemeliharaan yang bertanggung jawab
untuk memelihara peralatan di departemen-departemen lain sebaiknya dianggap
bertanggung jawab terhadap biaya yang berkaitan dengan tugasnya itu.
Akuntansi konvensional akan
mengalokasikan gaji ini berdasarkan waktu yang digunakan untuk setiap
aktifitas. Sebaliknya, akuntansi pertanggung jawaban akan membebankan total
gaji tersebut kepada atasan yang bertanggung jawab atas aktifitas orang
tersebut.
C. Jaringan
Pertanggung Jawaban
Untuk memastikan jaringan tanggung
jawab dan akuntanbilitas berfungsi dengan mulus, struktur organisasional suatu
perusahaan harus di analisis dan laba serta beban yang sebenarnya dari tanggung
jawab tersebut ditentukan secara hati-hati. Dalam praktiknya, penggambaran
pusat pertanggung jawaban sering kali merupakan tugas yang paling sulit dalam
kontruksi dan instalasi system tersebut.
D.Jenis-jenis Tingkat Pertanggungjawaban
Pusat-pusat pertanggungjawaban individu
berfungsi sebagai kerangka kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari
manajer segmen. Pusat pertanggungjawaban dikelompokkan kedalam empat kategori,
yang masing-masing mencerminkan rentang dan diskresi atas pendapatan dan/atau
biaya serta lingkup pengendalian dari manajer yang bertanggung jawab.
1.Pusat
Biaya
Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang
menghasilkan suatu produk atau memberikan suatu jasa. Manajer bertanggung jawab
atas pusat biaya memiliki diskresi akan kendali hanya atas penggunaan sumber
daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya. Selama proses perencanaan, para manajer pusat biaya diberikan kuota
produksi dan dapat berpartisipasi dalam menetapkan tujuan biaya yang realistis
dan adil untuk tingkat output yang diantisipasi.
2.Pusat
Pendapatan
Manajer di pusat pendapatan hanya memiliki
kendali terhadap biaya pemasaran langsung dan kinerja mereka akan diukur dalam
hal kemampuan mereka untuk mencapai target penjualan yang telah ditentukan
sebelumnya dalam batasan tertentu.
3.Pusat
Laba
Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki
kendali baik atas pendapatan maupun biaya. Diskresi yang mereka miliki terhadap
biaya meliputi beban produksi dari produk atau jasa. Kinerja dari manajer pusat
laba dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan seperti tingkat
pengembalian minimum yang diharapkan dan tingkat halangan untuk laba residual.
4.Pusat
Investasi
Manajer pusat investasi bertanggung jawab
terhadap investasi dalam aktiva serta pengendalian atas pendapatan dan biaya.
Mereka bertanggung jawab untuk mencapai margin kontribusi dan target laba
tertentu serta efisiensi dalam penggunaan aktiva. Mereka diharapkan untuk
mencapai keseimbangan yang sehat antara laba yang dicapai dan investasi dalam
sumber daya yang digunakan. Kriteria yang digunakan dalam mengukur kinerja
mereka dan menentukan penghargaan mereka meliputi tingkat pengembalian atas
aktiva, rasio perputaran dan laba residual. Karena mereka bertanggung jawab
terhadap setiap aspek dari operasi, manajer pusat investasi ini dievaluasi
dengan cara yang sama seperti eksekutif puncak.
5) Korelasi
dan Struktur Organisasi
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendesain
struktur organisasi dan dalam membebankan tanggung jawab bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan bergantung pada pilihan manajemen puncak dan gaya
kepemimpinan.
6) Struktur
Vertikal
Dalam struktur vertical organisasi dibagi berdasarkan
fungsi-fungsi utama.
7) Struktur
Horizontal
Struktur horizontal untuk pendelegasian tanggung jawab
adalah yang paling sesuai.
8) Pemilihan
Struktur
Jenis struktur yang dipilih akan mempengaruhi jaringan pusat
pertanggung jawaban, yang pada gilirannya berfungsi sebagai suatu kerangka bagi
arus data dan kebutuhan pelaporan.
E. Menetapkan
Pertanggung Jawaban
Kontruksi atas suatu kerangka
pertanggung jawaban yang seimbang adalah benar-benar sulit dan seringkali
membutuhkan kompromi. Faktor yang paling penting dalam menggambarkan
pertanggung jawaban adalah maslah tingkat diskresi dan pengendalian atas sumber
daya yang diperlukan guna melaksanakan fungsi atas tugas yang didelegasikan.
Para manajer segmen sebaiknya hanya dimintai pertanggung jawaban atas
faktor-faktor operasional yang mereka kendalikan. Dalam kondisi apapun, alokasi
biaya arbiter yang digunakan dalam perhitungan biaya produk tidak boleh
digunakan dalam menetapkan pertanggung jawaban. Alokasi semacam itu bukanlah
solusi yang seimbang dan tidak memiliki tempat dalam akuntansi pertanggung
jawaban.
F. Perencanaan,
Akumulasi Data, dan Pelaporan Berdasarkan Pusat Pertanggung Jawaban.
1. Anggaran
Pertanggung Jawaban
Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika dimulai
dari tingkat organisasi atau tingkat jaringan paling bawah untuk mana anggaran
disusun dan kemudian diteruskan ketingkat yang lebih tinggi melalui suatu
rantai komando yang berbentuk saperti piramida.
2. Akumulasi
Data
Jenis akumulasi data ini memberikan kepada manajemen
informasi yang terkait dengan beberapa dimensi dari operasinya.
3. Pelaporan
Pertanggung Jawaban
Untuk meningkatkan efisiensi , system pelaporan pertanggung
jawaban seharusnya didasarkan pada apa yang disebut dengan “laporan bentuk
piramida” atau prinsip “teleskop”.
G. Asumsi
Keperilakuan dari Akuntansi Pertanggung Jawaban
a) Manajemen
berdasarkan perkecualian (MBE)
Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk
mengelola dan mengendalikan aktifitas organisai dengan paling efektif, manajer
sebaiknya mengonsentrasikan perhatian mereka pada bidang-bidang dimana hasil
actual menyimpang secara substansial dari tujuan yang dianggarkan atau standar.
b) Manajemen
berdasarkan tujuan (MBO)
Sebagai teknik pengendalian manajemen, manajemen berdasarkan
tujuan mamfasilitai keinginan akan pengendalian diri dengan memberikan kepada
para manajer dan bawahannya suatu kesempatan untuk secara bersama-sama
memformulasikan tujuan dan aktifitas bagi pusat pertanggung jawaban mereka.
c) Kesesuaian
antara jaringan pertanggung jawaban dan struktur organisasi
Karena pusat pertanggung jawaban merupakan dasar dari
keseluruhan sitem akuntansi pertanggung jawaban, kerangka kerja untuk
seharusnya di desain secara hati-hati. Struktur organisasi harus di analisis
terhadap kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran.
d) Penerimaan
Tanggung Jawab
Kerelaan untuk menerima tanggung jawab bergantung pada
bagaimana mereka memandang diskersi dan pengendalian mereka atas sumber daya
manusia dan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang telah
ditetapkan.
e) Kapabilitas
untuk mendorong kerja sama
Akuntansi pertanggung jawaban meningkatkan kerja sama
organisasional dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktifitas merka
sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang bekerja untuk tujuan
bersama.
Daftar Pustaka
Arfan
Ikhsan dan Muhammad Ishak.2005.”Akuntansi Keperilakuan”.Jakarta:Salemba Empat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment