Wednesday, November 27, 2013

RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO

RETURN PORTOFOLIO

Portofolio dapat didefinisikan sebagai sekumpulan investasi/gabungan dari 2 atau lebih surat berharga pada beberapa alat investasi, bisa sejenis dan juga tidak sejenis yang tujuannya adalah menghindari resiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


Return realisasian portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasian masing-masing sekuritas tunggal didalam portofolio tersebut. Secara sistematis, return realisasian portofolio dapat ditulis sebagai berikut:

Portofolio yang efisien dapat dicapai melalui 2 cara yaitu:

1. Investor bisa menerima penghasilan tertentu, dengan bersedia pula menerima resiko minimum.

2. Investor bisa menentukan penghasilan yang tinggi (maksimum), dengan bersedia pula menerima resiko tertentu.

Menurut Markowitz, portofolio bisa dikatakan efisien bila memenuhi 2 persyaratan yaitu:

1. Portofolio yang dibentuk memberikan retuen yang tinggi, namun diikuti dengan resiko tertentu.

2. Portofolio yang dibentuk memberikan resiko yang rendah, namun diikuti dengan return tertentu.

Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson dalam melakukan portofolio yaitu:

1. Placement analysis. Dalam langkah ini, investor melakuakan pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang akan dijadikan portofolio.

2. Portofolio contruction. Pada langkah ini, investor mulai melakuakan berbagai alat investasi yang dapat memenuhi tujuan investasinya.

3. Portofolio selection. Pada langkah ini, investor mulai melakukan kombinasi diantara alat investasi yang sudah dipilih dengan tujuan mendapatkan portofolio yang efisien.


RISIKO PORTOFOLIO

Konsep risiko portofolio pertama kali diperkenalkan oleh Harry M. Markowitz (1950). Menurut Markowitz secara umum risiko portofolio dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam portofolio. Syaratnya : return masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.


Dalam menghitung risiko portofolio ada 3 hal yang perlu ditentukan, yaitu :
1. Varians setiap sekuritas
2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya
3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas

Untuk menghitung risiko portofolio yang terdiri dari 2 sekuritas, kita bisa menghitung standar deviasi return kedua sekuritas tersebut yaitu:

σp = [WA2 σA2 + WB2 σB2 + 2(WA ) (WB ) (ρAB) σA σB]1/2

σp : standar deviasi portofolio
WA : bobot portofolio pada asset A
WB: bobot portofolio pada asset B
ρAB : koefisien korelasi asset A dan B

Kovarian dengan cara probabilitas

Kovarian yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Cov(RA,RB) = r(A,B)(sA)(sB)
n
= S [ RAi – E(RA)] [RBi – E(RB)] (pi)
I = 1
Keterangan:
Cov(RA,RB) : Kovarian return antara saham A dan saham B
RAi : Return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi : Return masa depan saham B kondisi ke-i
E(RA) : Return ekspektasian saham A
E(RB) : Return ekspektasian saham A
Pi : Probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke-i
n : Jumlah dari kondisi masa depan dari I = 1
Kovarian menggunakan data historis

Kovarian yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Cov(RA,RB) = r(A,B)(sA)(sB)
n
= S [ RAi – E(RA)] [RBi – E(RB)]
I = 1 n

Keterangan:

Cov(RA,RB) : Kovarian return antara saham A dan saham B
RAi : Return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi : Return masa depan saham B kondisi ke-i
E(RA) : Return ekspektasian saham A
E(RB) : Return ekspektasian saham A
n : Jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar (minimal 30 observasi) dan untuk sampel kecil digunakan (n-1)
Koefisien Korelasi
Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relative terhadap masing-masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi antara variabel A dan B dapat dihitung dengan membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabel:
r(A,B) = Cov(A,B)
(sA) (sB)
RESIKO TOTAL

Dalam konteks portfolio, risiko dari suatu aset dibagi menjadi dua komponen:

1. Diversifiable risk

Bagian dari resiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversifield yang dapat di diversifikasi. Karena resiko ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka resiko ini dapat di-diversifikasi didalam portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian yang tidak berhasil.

2. Nondiversifiable risk

Resiko ini tidak dapat di diversifikasikan oleh portofolio. Resiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, naiknya harga bbm, perang.



Risiko Sistematis

Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan

Faktor yang mempengaruhi :

Perubahan tingkat bunga

Kurs valuta asing

Kebijakan pemerintah


Risiko Tidak Sistematis

Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu

Terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu saham dengan saham lain

Faktor yang mempengaruhi :

Struktur modal

Struktur aset

Tingkat likuiditas


Resiko total (total risk) merupakan penjumlahan dari diversifiable dan nondiversifiable risks sebagai berikut ini:


Risiko Total = Risiko dapat didiversifikasi + Risiko tak dapat didiversifikasi

= Risiko perusahaan + Risiko pasar

= Risiko tidak sistematik + Risiko sistematik


DIVERSIFIKASI

Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika terjadi penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain. Risiko yang dapat di diversifikasi adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:

1. Diversifikasi dengan banyak aktiva

Mengikuti hokum statistic bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat nilai rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-masing sekuritas secara statistik adalah independen. Ini berarti bahwa rate of return untuk satu sekuritas tidak terpengaruh oleh rate of return sekuritas yang lainnya.


2. Diversifikasi secara random

Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara acak.


3. Diversifikasi secara Markowitz

Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio.

Diversifikasi dapat ditunjukkan dengan jumlah aktiva yang besar didalam portofolio. Jumlah aktiva yang besar ini dapat ditunjukkan dengan nilai n yang mendekati (limit) tak berhingga. Untuk nilai varian yang besar (mendekati tak berhingga) akan sama dengan nol, sehingga untuk diversifikasi dengan banyak aktiva, nilai varian portofolio akan hilang. Dengan demikian, diversifikasi akan menghilangkan efek dari varian, tetapi efek kovarian masih tetap ada, yaitu sebesar nilai rata-rata semua kovarian atau dengan kata lain, untuk portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terjadi dari banyak aktiva efek dari kovarian menjadi lebih penting dibandingkan efek dari varian masing-masing aktiva.

0 comments:

Post a Comment