Friday, April 11, 2014
1.1
Mengorganisasikan Pesan Bisnis
Komunikasi yang tidak diorganisasikan dengan baik
bermasalah dalam isi, pengelompokan, dan urutan butir-butir pesan. Pesan yang
tidak diorganisasikan dengan baik akan sulit dipahami dan dapat berakibat
adanya rasa frustasi pada penerima.
Hal-hal berikut yang menyebabkan tidak baiknya pesan
bisnis:
1. Bagian
awal terlalu panjang (bertele tele)
Bagian awal yang terlalu panjang
akan menyulitkan penerima dalam memahami ide pokoknya. Terlebih lagi apabila
ide pokok disajikan terlalu ringkas
2. Memasukkan
hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis
Hal yang tidak relevan dan tidak
logis hanya akan memperpanjang pesan bisnis, membuang waktu, dan mengabaikan
pesan pokok.
3. Informasi
penting terlupakan
Sering kali informasi penting
terlupakan karena perhatian terpusat pada penyajian ide pendukung atau
pelengkap.
4. Pengelompokan
dan urutan pesan tidak menunjukkan satu kesatuan yang logis
Butir - butir pesan bisnis yang tidak dikelompokkan
dengan baik dan tidak disajikan secara kronologis bisa membingungkan penerima.
Butir pesan seolah terlepas dan sulit dikaitkkan satu sama lain.
Pesan
bisnis berorientasi pada penerima. Tujuan pesan bisnis adalah pemahaman
penerima,bukan semata-mata menghasilkan pesan bisnis. Oleh karena itu, mengorganisasikan
suatu pesan dengan baik akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan
pesan. Pesan yang diorganisasikan dengan baik memiliki beberapa manfaat antara
lain :
1. Membantu
audiens memahami pesan
2. Membantu
audiens menerima pesan
3. Menghemat
waktu audiens
4. Menyederhanakan
tugas komunikasi
Mengorganisasikan pesan dengan baik dapat dilakukan
dengan tiga langkah berikut :
1. Menetapkan
ide/gagasan pokok
Semua pesan bisnis memiliki tujuan
umum dan tujuan spesifik. Setiap pesan bisnis memiliki satu ide/gagasan pokok.
Ide/gagasan pokok merupakan inti ataut ema sentral pesan. Ada tiga teknik dalam
menentukan ide/gagasan pokok, yaitu :
·
Brainstorming
·
Minta petunjuk atasan
·
Mengulang kebiasaan
2. Mengelompokkan
ide/gagasasn
Ide pokok biasanya didukung oleh
beberapa ide pendukung. Dalam menyiapkan pesan yang panjang dan kompleks,
pembuatan diagram skematis atau kerangka akan membantu membayangkan hubungan,
antara bagian-bagian pesan.
3. Memutuskan
pola atau pendekatan urutan gagasan
Setelah menetapkan ide pokok dan
mengelompokkan ide, perlu diputuskan pola atau pendekatan yang dipergunakan
dalam menentukan urutan penyajian ide/gagasan. Terdapat dua pola atau
pendekatan yang dapat digunakan :
a) Pendekatan
deduktif atau langsung (direct approach)
Pendekatan
deduktif merupakan pola urutan penyajian ide dimana ide pokok ditempatkan di
bagian awal, baru kemudian diikuti ide-ide pendukung atau argumentasi atau
bukti-buti. Pendekatan itu dipergunakan apabila penerima pesan diperkirakan
akan bereaksi netral atau merasa senang saat menerima pesan tersebut.
b) Pendekatan
induktif atau tidak langsung (indirect approach)
Pendekatan
induktif, argumentasi atau bukti-bukti pendukung disajikan di awal pesan yang
kemudian diikuti oleh ide pokok. Pendekatan Induktif dipergunakan untuk pesan –
pesan yang diperkirakan bisa menimbulkan reaksi negative atau untuk berita yang
tidak menyenangkan atau penerima diperkirakan menolak gagasan yang disampaikan
atau kemudian bersikap skeptis.
Kedua
pendekatan tersebut bisa dipergunakan dalam sebuah pesan singkat (informal)
maupun pesan panjang (formal).
Berdasarkan reaksi audiens,
terdapat empat bentuk organisasi pesan bisnis, yaitu :
1. Direct
request (permintaan langsung), adalah pesan yang penyampaiannya langsung pada
poin yang dituju, dapat berbentuk surat dan memo. Misalnya, membuat surat
penawaran kepada audiens yang tertarik dan memiliki hasrat tinggi terhadap
suatu produk. Permintaan langsung sebaiknya menggunakan pendekatan langsung.
2. Pesan
rutin, good news atau good will, adalah pesan atau informasi yang disampaikan
secara rutin yang merupakan bagian dari bisnis tetap. Penerima pesan rutin pada
umumnya bersikap netral. Good news atau good will adalah berita baik yang
menimbulkan reaksi positif dari penerima. Misalnya, informasi penurunan harga,
undangan, ucapan selamat, dan lain – lain. Pesan – pesan seperti itu sebaiknya
disusun dengan pendekatan langsung karena reaksi audiens netral atau positif.
3. Bad
news, adalah pesan-pesan yang tidak menyenangkan dan berpotensi menimbulkan
kekecewaan. Misalnya penolakan lamaran kerja, penolakan kredit, penurunan
pangkat dan rasionalisasi pekerjaan. Pesan seperti ituu baiknya menggunakan
pendekatan tidak langsung. Inti pesan dibuat dengan bahasa yang halus dan tidak
ditempatkan dibagian awal.
4. Pesan
persuasive, pesan ini bertujuan untuk membujuk dan penerima tidak tertarik pada
pesan tersebut. Ada kemungkinan penerima akan bereaksi negative. Oleh karena
itu sebaiknya pesan disusun dengan pendekatan tak langsung.
1.2
Memformulasikan Pesan Bisnis
Setelah
mengikuti tiga langkah pengorganisasian tersebut di atas, selanjutnya dilakukan
penyusunan naskah bisnis. Ketika menyusun naskah untuk pertama kali, hal-hal
yang harus diperhatikan adalah gaya dan nada. Walaupun dapat diperhalus dalam
tahap revisi, gaya dan nada sebaiknya ditentukan sejak awal untuk menghemat
waktu penulisan ulang. Pilihan kata – kata disesuaikan dengan nada yang
dikehendaki.
1.2.1.Mengendalikan
gaya dan nada
Gaya adalah cara
menggunakan kata-kata untuk mencapai nada atau kesan keseluruhan.Gaya dapat
diubah-ubah untuk menciptakan nada sesuai dengan peristiwa. Struktur kalimat
dan kosakata yang dipergunakan disesuaikan dengan sifat pesan dan hubungan
dengan penerima. Gaya dan nada yang sopan dan bersahabat memungkinkan jalur
komunikasi tetap terbuka.
Kemampuan penggunaan bahasa dapat
menunjukkan kualitas pribadi dan cirri khas seseorang. Gaya yang jelas,
ringkas, dan benar yang secara tata bahasa dipadukan dengan norma-norma
kelompok atau organisasi akan mencerminkan gaya organisasi. Setiap organisasi
pada umumnya memiliki gaya tersendiri dan menggunakan kosa kata tertentu yang
cenderung sama.
Untuk mencapai nada yang hangat dan
praktis, hendaknya tidak terlalu ditunjukkan keakraban atau keintiman, humor
digunakan dengan sangat hati-hati, tidak berkhotbah, dan tidak menggunakan
bahasa berlebihan agar tidak terkesan sombong.
Komunikasi yang efektif memegang
peranan penting dalam bisnis. Komunikasi bisnins tertulis dikatakan efektif
apabila memenuhi karakteristik sebagai berikut (Quible, et. All, 1996: 27) :
1. Courtesy
(sopan santun)
Nada sopan dan santun akan membuat
penerima merasa dihargai dan dihormati. Penggunaan kata-kata berkonotasi
positif, tidak membedakan jenis kelamin, dan permohonan maaf yang tulus akan
meningkatkan citra komunikator.
2. Correctness
(tepat/benar)
Tidak terdapat kesalahan dalam
penulisan, format, tanda baca, penggunaan kata, ejaan dan tata bahasa.
Penggunaan kata-kata dan istilah (jargon) yang tidak familiar akan
membingungkan para audiens
3. Conciseness
(ringkas)
Menggunakan kata, kalimat, dan
parafraf yang relevan secara ringkas. Tidak menggunakan kata-kata yang mubazir
serta tidak mengulang kata yang dirasa tidak terlalu perlu atau penting.
Penggunaan kalimat aktif diutamakan karena lebih mantap, ringkas, dan secara
umum lebih mudah dipahami.
4. Clarity
atau clearness
Kata-kata mudah dimengeti hanya
dengan sekali baca dan tidak menimbulkan keraguan. Kalimat-kalimat tidak
terlalu panjang dan bertalian secara logis (koherens)
5. Concreteness
(tepat)
Tidak menimbulkan kesalahan
interpretasi karena disajikan secara spesifik dan tidak biasa.
6. Completeness
(lengkap)
Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dan
keinginan penerima. Informasi yang tidak lengkap bisa mengakibatkan kerugian
(misalnya, gagal penjualan, rugi waktu, pengembalian barang dsb.)
1.2.2
Mengembangkan paragraf yang logis
Paragraf adalah kumpulan dari kalimat yang
berhubungan dengan satu topik umum.Paragraf adalah satu kesatuan unit
pemikiran. Setiap paragraf merupakan bagian penting dari keseluruhan
pesan. Panjang dan bentuk paragraf amat bervariasi.
Komunikasi dapat dilakukan secara efektif hanya dengan satu paragraf pendek
atau parafraf panjang hingga beberapa halaman. Pada umumnya paragraf yang
pendek dapat lebih mudah dibaca dan dipahami dibandingkan paragraf panjang.
Paragraf umumnya memiliki tiga
unsur, yaitu kalimat topik, kalimat pendukung topik dan kalimat peralihan.
Kalimat topik mengungkapkan subjek dari paragraf dan bagaimana subjek akan
dikembangkan. Selanjutnya paragraf dikembangkan melalui deretan kalimat
berkaitan yang menyediakan dukungan untuk kalimat topik. Agar parafraf dapat
diatur dalam urutan logis dan terpadu,diperlukan beberapa unsure peralihan,
seperti penggunaan kata sambung, ungkapan, kata ganti, dan kata – kata yang
sering dipasangkan (misalnya, kata maksimum dengan minimum, untung dengan rugi,
legal dengan illegal).
Paragraf bisa dikembangkan dengan
banyak cara. Terdapat lima teknik yang paling umum dipergunakan untuk
mengembangkan paragraf yaitu :
1. Ilustrasi
: mengembangkan paragraf menggunakan ilustrasi atau contoh-contoh yang dapat
memperjelas ide pokok.
2. Perbandingan
atau kontras : mengembangkan paragraf dengan menguraikan persamaan dan
perbedaan.
3. Sebab
akibat : mengembangkan paragraf dengan teknik sebab akibat dan memusatkan
uraian pada alasan-alasan mengenai sesuatu.
4. Klasifikasi
: mengembangkan paragraf dengan memecah ide umum menjadi beberapa kategori
spesifik.
5. Masalah
dan penyelesaian : mengembangkan paragraf dengan menyajikan suatu masalah dan
kemudian membahas penyelesaiannya.
1.3
Penyusunan Pesan Bisnis
Dalam organisasi binis, berbagai kegiatan komunikasi
terjadi setiap hari, baik lisan maupun tertulis. Mulai dari kegiatan komunikasi
yang sangat sederhana sampai pada kegiatan berkomunikasi yang rumit dan
kompleks. Pesan bisnis diupayakan selalu lebih menarik dibanding yang lain atau
lebih baik dibandingkan sebelumnya. Menyusun pesan bisnis yang menarik
perhatian, mudah dibaca dan mudah dipahami memerlukan kreativitas. Namun
demikian, tujuan penyusunan pesan bisnis bukanlah agar penerima terpesona akan
pengetahuan dan kreativita pengirim. Pesan bisnis yang dibuat hendaknya tetap
berpusat pada penerima dan memiliki tujuan yang jelas.
Agar pesan bisnis efektif, diperlukan pemahaman
terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Proses penyusunan pesan bisnis
bersifat fleksibel, tidak ada proses penyusunan pesan bisnis yang terbaik.
Namun, terdapat 3 langkah menyusun pesan bisnis yang efektif, yaitu:
1. Perencanaan
Pesan
Dalam
tahap ini, ditentukan hal-hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan
dikomunikasikan. Secara rinci meliputi:
·
Penentuan tujuan
·
Analisis audiens
·
Penentuan ide pokok
·
Pemilihan saluran dan media
2. Penyusunan
Pesan
Ide
dituangkan ke dalam pesan tertulis. Pengorganisasian dan penyusunan dokumen
dimulai dari penyusunan kata kata, kalimat, paragraph serta memilih ilustrasi
yang akan digunakan untuk mendukung ide/gagasan. Meliputi tahapan:
·
Mengorganisasikan pesan
·
Memformulasikan pesan
3. Revisi
Pesan
Pesan
yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/gagasan yang
diungkapkan sudah memadai. Pemeriksaan lebih detail juga dilakukan atas format
penulisan, tanda baca dan tata bahasa. Meliputi beberapa kegiatan:
·
Menyunting pesan
·
Menulis ulang
·
Memproduksi pesan
·
Mencetak pesan
Perkiraan
pembagian waktu yang dialokasikan pada masing masing tahap proses penyusunan
pesan bisnis adalah merencanakan pesan 40%, menyusun draft dasar 20% dan
merevisi 40% dari waktu total.
1.4
Menyunting Pesan (editing)
Setelah naskah pertama selesai,
kebanyakan orang menganggap pekerjaan menyusun pesan telah selesai dan mulai
beralih ke pekerjaan lainnya. hal yang sesungguhnya tidaklah demikian. Menyusun
pesan bisnis memerlukan proses yang dilakukan dengan hati-hati. Draft pesan
yang telah selesai harus ditelaah ulang (review) dan diperbaiki lagi, baik dari
sudut isi maupun gaya bahasa yang digunakan, organisasi, serta format
penulisannya.
1.4.1
Mengevaluasi Isi dan Organisasi
Idealnya, naskah pertama dibiarkan
selama beberspa saat sebelum memulai proses penyuntingan. Evaluasi dimulai
dengan membaca secara cepat dan memusatkan perhatian pada isi, organisasi, dan
format pesan. Draft pesan dibandingkan dengan rencana semula.
Pertanyaan-pertanyaan berikut bisa dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi
terrhadap isi, organisasi, dan format pesan :
1) Apakah
sudah mencakup semua butir ?
2) Apakah
susunan sudah bertalian secara logis ?
3) Apakah
sudah ada keseimbangan antara informasi umum dan spesifik ?
4) Apakah
gagasan yang paling penting sudah mendapat porsi cukup dan ditempatkan pada
posisi menonjol ?
5) Apakah
dukungan sudah cukup dan fakta sudah diperiksa ulang ?
6) Apakah
lebih meyakinkan bila pesan diatur dalam susunan yang berbeda ?
7) Apakah
perlu menambahkan sesuatu ?
Bagian awal dan akhir memiliki
dampak yang paling besar bagi penerima. Pastikan bahwa bagian awal relevan,
menarik, dan sesuai dengan kemungkinan reaksi penerima. Bagian akhir dikaji
ulang untuk memastikan bahwa gagasan pokok telah diringkas dengan baik dan
memberikan kesan positif pada penerima.
1.4.2
Meninjau Ulang Gaya dan Kemudahan Pembaca
Setelah puas dengan isi,
orghanisasi, dan format pesan, berikutnya dievaluasi gaya dan kemudahan
pembacaan. Apakah gayamya sudah menimbulkan nada yang sesuai dengan peristiwa ?
Untuk memastikan kemudahan pembacaan, periksa kembali kosakata, panjang kalimat
dan paragraph, dan struktur kalimat. Perlu dicari kemungkinan-kemungkinan pesan
lebih menarik melalui penggunaan kata-kata dan ungkapan yang lebih kuat dan
bersemangat.
Pertanyaan berikut bisa dijadikan
pedoman untuk meninjau ulang gaya dan kemudahan pembacaan :
1) Apakah
informasi penting telah ditekankan secara efektif ?
2) Apakah
paragraph memiliki kalimat topic yang jelas ?
3) Apakah
peralihan antara gagasan jelas ?
4) Apakah
terdapat istilah atau jargo yang tidak familiar ?
5) Apakah
terdapat penggunaan bahasa yang berelebihan ?
6) Bagaimana
pengaruh pilihan kata terhadap pembaca ?
1.5
Menulis Ulang Pesan
Ernest Hemingway pernah menyatakan
bahwa “Tidak ada yang disebut menulis –
yang ada hanya menulis ulang.” Pada kenyataannya, pelaku bisnis banyak
melakukan kesalahan berikut (1) hanya memindahkan kata-kata dan tidak
benar-benar memperbaikinya, (2) tidak melakukan penulisan ulang karena dianggap
membuang waktu, dan (3) mengirim dokumen pada saat-saat terakhir dibutuhkan.
Telah disampaikan bahwa dokumen
bisnis dapat meningkatkan citra perusahaan. Dokumen yang ditulis ulang umumnya
lebih mantap dan kuat. Namun, perhatian dan waktu yang digunakan untuk
melakukan perbaikan kata dan kalimat hendaknya disesuaikan dengan batasan waktu
(dead line).
Ketika menulis ulang, perhatian
ditujukan pada setiap kata yang meberikan kontribusi pada kalimat yang efektif
dan pengembangan kalimat agar menjadi paragraph yang bertalian secara logis.
Banyak dokumen bisnis membengkak karena menggunakan kata-kata dan ungkapan yang
tidak perlu. Bagian-bagian yang mengganggu sebaiknya dihilangkan atau dihapus,
tentunya setelah terlebih dahulu menyimpan arsip versi sebelumnya.
Setelah penulisan ulang dilakukan
dengan baik, dokumen bisnis kemungkinan akan menjadi berjumlah separuh dari
rencana semula. Dokumen menjadi lebih ringkas, mantap, dan kuat.
1.6
Memproduksi Pesan
Setelah puas dengan isi pesan,
organisasi, gaya, kemudahan dibaca, pilihan kata, pengembangan paragraph, dan
menulis ulang pesan, proses pembuatan pesan belum selesai. Draft ditulis ulang
dengan baik atau diketik secara manual atau elektronis.
Pada masa sekarang ini, sebagaian
besar dokumen bisnis diproduksi menggunakan computer. Berbagai aplikasi bisa
dipergunakan untuk mebuat desain agar pesan lebih menarik. Misalnya, Ms.Word,
desktop publishing, photoshop, dan lain-lain.
Desain pesan yang efektif akan
meberi pedoman kepada pembaca dalam menyimak seluruh isi dokumen. Desain yang
menarik belum tentu efektif. Oleh karena itu, desain yang menarik dan efektif
menjadi sasaran penting dalam meproduksi pesan. Agar desain pesan bisnis efektif,
perlu diperhatikan hal-hal berikut :
·
Konsistensi
Pemakaian desain yang konsisten
dalam seluruh isi dokumen untuk elemen desain yang muncul berulang-ulang.
Misalnya, penggunaan marjin, jenis huruf, besar huruf, spasi, dan garis.
·
Seimbang
Supaya desain terlihat
menyenangkan, perlu dijaga keseimbangan ruang antar teks, gambar dan rusng
kosong.
·
Terkendali
Desain diusahakan sederhana.
Terlalu banyak elemen desain atau terlalu banyak sentuhan dekoratif akan
menyebabkan dokumen terlihat kacau.
·
Rincian
Desain yang baik akan member
kemudahan bagi pembaca untuk mencari rincian pesan. Rincian pesan yang ingin
ditampilkan akan memengaruhi desain.
1.7
Mencetak Pesan
Setelah menyusun pesan dari awal
sampai akhir, langkah terakhir adalah mencetak pesan. Teknologi layar computer
saat ini memang sudah WYSWYG (what you
see is what you get), namun, mencetak dokumen di atas kertas perlu
dilakukan untuk memastikan marjin, penampilan, kebenaran nomor halaman, judul,
gambar dan rincian lainnya.
Mencetak dokumen yang belum final (proof sheet) dengan printer dapat
dilakukan m,enggunakan pilihan print
quality yang lebih rendah (economode)
untuk menghemat toner atau tinta. Membaca cetakan percobaan (proof reading) dilakukan untuk memeriksa
kebenaran seluruh isi pesan, organisasi, pen\ulisan format, dan desain. Setelah
puas, pesan dicetak kembali dengan pilihan best
quality dan selanjutnya didistribusikan kepada penerima.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment