Tuesday, January 22, 2013

Pengantar Akuntansi Keperilakuan

Pengantar Akuntansi Keperilakuan
                                                                       
Pengantar Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan   oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan. Pihak pemakai informasi dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Pihak internal yang dimaksud untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja sedangkan pihak eksternal yang dimaksud lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut. Informasi akuntansi dirancang untuk berfungsi sebagai suatu dasarbagi pengambilan banyak keputusan penting dalam maupun luar negeri. Akuntansi keperilakuan menggunakan metologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan.
Akuntansi keperilakuan disusun dengan tiga kerangka , yaitu:
·         Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan
·         Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis
·         Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan
 Akuntansi Konvensional
Menurut AICPA definisi akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisar transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan, dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan keuangan serta interprestasi dari hasil tersebut. Sedangkan APB mendefinisikan akuntansi sebagai suatu jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar dalam memilih diantara beberapa alternatif.
AAA mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengindentifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi. Akuntansi mengacu pada koinsep informasi kuantitatif yaitu akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis dan staf personil,yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan,penginvestasikan, dan pengambilan keputusan operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham,kreditor, serikat buruh, analis keuangan,dan para agen pemerintah.dengan demikan, informai keuangan melaui laporan keuangan sebagai hasil dari sitem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah:
·         Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit
·         Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut
·         Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat menunjukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
·         Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya
·         Menyediakan informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-sumber pendanaan perusahaan
·         Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi
Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita.seperti dalam pembahasan sebelum nya tujuan utama akuntansi aadalah melahirkan informasi keuangan melalui proses sebagai pengambilan keputusan,sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan bentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan.
Akuntansi sebagai sistem
            Manajemen,pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan sistem.umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi teknis dan mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan perlu di lakukan secara terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan. Chusing (1990) mengemukakan bahwa keterlibatan pemakai perlu dipertimbangkan bahakan pada saat perancangan sistem.
            Disamping itu,dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi,jackson (1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:
·           Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
·          Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem
·          Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada teknis nya
·         Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang di peroleh
·         Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.
Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, ives dan olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi yaitu:
·         Tidak ada keterlibatan (no-involvement)
·         Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen)
·         Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice)
·         Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control)
·          Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)
·         Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong control)
Akuntansi adalah Informasi
Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi,suatu fenomena menjadi menarik dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai informasi berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan memenangkan persaingan. Penguasaan informasi menjadi sangat dominan, bahkan informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, oleh karena itu perusahaaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan oleh Bodnar danHopwood (1995) yang terdiri atas :
·         Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem
·         Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem
·         Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi
Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
          Riset Akuntansi Keprilakuan merupakan bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit.
            Studi terhadap perilaku Akuntan atau perilaku non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi meliputi masalah yang berhubungan dengan :
·         Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor
·         Pengaruh dan fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perlaku baik karyawan, manajer, investor,maupun Wajib Pajak
·         Pengaruh dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan peggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keprilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Riset lain yang dilakukan oleh Chris Argyris lebih berfokus pada hubungan antara manusia dengan anggaran. Riset tersebut memperkenalkan permasalahan bidang serta dimensi akuntansi keprilakuan bagi khalayak bisnis yang lebih luas. Selain itu hasil riset dari Maslow, McGregor, dan Likert telah banyak mempertimbangkan studi mengenai aplikasi ilmu pengetahuan keprilakuan dalam bisnis.
Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya di Carnegie Mellon  University telah menggali pengaruh anggaran motivasional (motivational budget) dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya benston (1963) serta Chruchill dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969, 1973) Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan.
Riset yang dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975) memfokuskan pada kinerja dari pembuat keputusan. Khususnya Auditor, dan ditujukan pada kemampuan auditor untuk mengombinasikan bagian-bagian informasi ke dalam suatu pertimbangan menyeluruh yang meliputi konsistensi, konsensus, wawasan diri auditor, dan penggunaan informasi tersebut.
Pentingnya bidang baru dari riset ini membuat banyak kemajuan pada aplikasi teori dan teknik eksperimental terhadap studi perilaku dalam konteks akuntansi. Hal ini telah meningkatlan relevansi dari pengakuan masalah-masalah perilakudalam bidang akuntansi secara umum dan audit secara khusus, yaitu dalam mempelajari dan membuat pertimbangan secara kritis untuk meningkatkan efektivitas fungsi audit.
            Dyckman (1998) telah membuat gambaran perkembangan yang menunjukkan secara kronologis beberapa kejadian utama yang menggambarkan pertumbuhan pengaruh perilaku dalam bidang akuntansi setelah tahun 1960.
            Pertumbuhan  studi akuntansi keprilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari diterbitkannya jurnal-jurnal akuntansi seperti journal of Accounting, Organization , and Society (AOS) dan Research in Audit Program pada tahun 1976 oleh Peit Marwick.


Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
            Hudayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keprilakuan (behavioral science), teori-teori akuntansi keprilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam organisasi.
Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
            Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting), dan masalah harga transfer (transfer pricing). Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif, yaitu hanya mengangkat permasalahan mengenai desain pengendalian manajemen dengan berbagai model seperti arus kas yang didiskonto (discounted cash flow), atau pemograman linear (linear programming) guna membantu manajer membuat keputusan ekonomi yang oprimal, tanpa melibatkan fackor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas desain oengendalian manajemen, seperti perilaku manusia serta kondisi lingkungan organisasi.
            Sejak Tahun 1950-an, tepatnya sejak C Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.
Dari pendekatan Universal ke pendekatan Kontijensi
            Riset akuntansi keprilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic approach), seperti riset Argyris di tahun 1952, Hpwood (1972), dan Otley (1978). Akan tetapi pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, sehingga muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontijensi (contingency approach).
            Pendekatan universal menyatakan bahwa suatu sistem pengendalian bisa diterapkan dalam karakteristik perusahaan dan kondisi lingkungan apa pun. Sedangkan Pendekatan kontijensi secara umum menyatakan bahwa pembuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan dimana sistem tersebut akan diterapkan.
            Kompleksitas desain riset yang menggunakan pendekatan kontijensi bisa dibagi dalam empat tingkatan. Pertama, desain riset yang menguhubungkan satu variabel kontijensi dengan satu variabel sistem pengendalian. Kedua, Desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel kontijensi dan satu variabel sistem pengendalian terhadap variabel dependen tertentu (variable konsekuensi), seperti kinerja atau kepuasan kerja. Ketiga, desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel kontijensi dengan lebih dari satu variabel sistem pengendalian manajemen terhadap variabel konsekuensi. Keempat, desai riset yang memasukkan berbagai variabel kontijensi untuk menentukan desain pengendalian yang optimal.
Aspek-aspek penting dalam akuntansi keprilakuan
·         Teori perusahaan dan keprilakuan manajeria
Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka. Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Perusahaan adalah sebuah entitas yang lengkap. Secara spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan perusahaan, motivasi dan karakteristik penyelesaian masalah
·          Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu. Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi anggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi kerangka manajerial mengembangkan organisasi. Dua isu penting dalam bidang penganggaran dan perencanaan adalah organizational slck dan budgetary slack
·         Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan keputusan. Ada teori normative, paradox, dan model deskriptifdalam pengambilan keputusan. Teori normative adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu bertentangan dengan teori normatuf, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi
·         Pengendalian
Aspek pengendalian  sangat penting dalam organisasi perusahaan. Semakin besar perusahaan, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah struktur organisasi, pengengalian internal, desentralisai-sentralisasi dan hubungan antara dan antar hirearki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah diakuinya lingkunagn pengendalian sebagai salah satu kunci dalam mengendalikan operasional perusahaan
·         Pelaporan Keuangan
Aspek keprilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perataan laba dan keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentiangan dirinya. Manajemen laba intinya adalah masalah keprilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk didalamnya aslah pemilihan metode akuntansi, estimasi, klasifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan yang bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan disini adalah antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan. Orang bias terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama

           























Daftar Pustaka
Ikhsan,Arfan.,Muhammad,Ishak,2005.”Akuntansi Keperilakuan”.Jakarta:Salemba Empat.

1 comments:

Anonymous said...

terima kasih, informasinya sangat membantu........

Post a Comment