Thursday, May 30, 2013

Asets Entitas

Commite on Terminology mendefinisikan aset sebagai :sesuatu yang disajikan di saldo debet dan akan dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip akuntansi, dan saldo debet tersebut merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang”.  Sementara itu Accounting Principles Board (APB) melalui APB Statement No. 4 (1973) mendefinisikan aset sebgaai “ kekayaan ekonomi suatu entitas bisnis, termasuk di dalamnya pembebanan yang ditunda, yang nilainya diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku”. Lebih lanjut FASB memberikan definisi “aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu”.
Dari ketiga definisi tersebut, terlihat bahwa sesuatu dianggap sebagai aset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow positif kepada suatu entitas.
Untuk kelompok perkiraan deferred charges, pembayaran-pembayaran terhadap jenis- jenis perkiraan yang ada telah dilakukan sebelumnya, sehingga di masa yang akan datang dianggap tidak perlu lagi adanya cash outflow. Sedangkan pada executory contrac, perkiraan ini tidak diakui dan dicatat dalam laporan keuangan konvensional walaupun informasinya sangat penting bagi para pengguna informasi.
1.1              Pengakuan dan Penilaian Aset
APB mennggariskan, bahwa pengakuan dan penilaian aset maupun kewajiban sebagai “pencatatan aktiva yang didasarkan pada kejadian saat entitas tersebut mendapatkan kekayaan atau aktiva tersebut dari pihak lain, sedangkan kewajiban diakui  pada saat kewajiban muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbanan (exchange atau market place) pada saat pengalihan terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost”.
Untuk pengorbanan yang diberikan pada aktiva bukan uang (non-moneter), maka nilai yang dipakai adalah harga pasar yang diserahkan. Di samping itu  nilai pertukaran atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga berbagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai-nilai tersebut yaitu :
a.       Book value
b.      Replacement cost
c.       Selling price
d.      Net realizable value
FASB dalam SFAC No.5 merekomendasikan 5 (lima) metode pengukuran sebagai berikut.
a.       Harga perolehan (historical cost)
b.      Harga kini atau nilai ganti (current of replacement cost).
c.       Nilai pasar (current market value).
d.      Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable or settlement value).
e.       Nilai sekarang atau nilai yang telah didiskontokan dari  ilai arus kas di masa yang akan datang (present or discount value of future cash flows).
SFAC  No. 5 juga menyatakan bahwa suatu kejadian ekonomi memenuhi syarat sebagai suatu transaksi suatu transaksi bila kejadian tersebut dapat didefinisikan, dapat diukur, relevan, dan andal.
1.2              Metode Penilaian Aset
ARB No.43 meminta agar klasifikasi aset dan kewajiban didasarkan pada likuiditasnya. Dua bentuk klasifikasi yang digunakan yaitu current (lancar) dan non-current (tidak lancar). Current dinyatakan sebagai siklus operasi atau satu tahun, sedang yang non current adalah lebih lama dari satu tahun.
International Accounting Standard Board (IASB) melalui International Financial Reporting Standart (IFRS) mengisyaratkan agar laporan posisi keuangan disusun berdasarkan tujuan pelaporan keuangan, yaitu informasi yang dapat digunakan oleh investor dan kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomis.

1.3              Piutang Usaha (Receivable)
Piutang usaha berhubungan erat dengan pengakuan pendapatan. Konsep yang mendasari pengakuan pendapatan tersebut yaitu, (1)earning process dan (2)Realization process. Metode pengakuan pendapatan antara lain :
a.       Pengakuan pendapatan atas dasar kemajuan produksi.
b.      Pengakuan pendapatan atas dasa saat produksi selesai.
c.       Pengakuan pendapatan atas dasar saat penjualan.
d.      Pengakuan pendapatan atas dasar saat penerimaan kas.
Piutang dicatat sebagai kos historis, disesuaikan untuk suatu perkiraan (cadangan piutang tidak tertagih) dari jumlah yang tak dapat ditagih. Atribut pengukuran yang digunakan adalah estimasi dari nilai riil bersih (net realizable value).
1.4              Investasi Sementara
Investasi sementara yaitu kepemilikan suatu entitas lain oleh suatu entitas. Secara umum investasi dalam saham dklasifikasikan pada salah satu dai 3 (tiga) motif, yaitu :
a.       Held-to-maturity
b.      Trading
c.       Available-for-sale
FASB tealh membuat statemen terkait dengan investasi sementara yang dirumuskan dalam SFAS No. 115. Dari sisi penilaian, SFAS No. 115 menggambarkan perubahan nila yang mengarah pada nilai sekarang (current  value).
1.5              Persediaan (Inventory)
Persediaan akhir yang dimiliki oleh suatu entitas dihitung melalui jumlah dan nilai persediaan awal untuk menentukan jumlah dan nilai persediaan yang masih tersisa (belum terjual) dengan melibatkan jumlah dan nilai persediaan yang diakuisisi maupun yang sudah terjual. Suatu entitas bisnis dapat menggunakan metode FIFO atau LIFO, dan rata-rata tertimbang. Penialain persediaan juga melibatkan nialai-nilai yaitu :
a.       Persediaan terendah dicatat dengan nilai antara historis cost atau market (replacement) cost.
b.      Nilai riil bersih (bet realizable value) atau nilai bersih (net) realisasi dikurangi dengan mark up normali.

1.6              Aset yang Dibangun Sendiri dan Persediaan Manufaktur (Inventori pabrikan)
Metode yang sering dibahas dalam literatur
Metode yang sering dibahas dalam literatur akuntasi, terkait dengan penentuan kos suatu produk yang diproduksi sendiri adalah variable costing dan full absorption costing. Kedua metode penentuan kos produksi tersebut merupakan area akuntansi manajemen dan tidak dibahas dalam SFAC baik pada SFAC No. 3 maupun SFAC No.6.  SFAS No. 34 menyatakan bahwa kos aset yang dibangun sendiri, tetapi tidak masuk kategori persediaan dihitung berdasarkan kos perolehan (aquisition cost), maka biaya bunga ditambahkan (dikapitalisasi) bila aset tersebut dibiayai dari pinjaman.

1.7              Depresiasi dan Deplesi terhadap Asets Tetap (Property, Plant and Equipment)
Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang dimiliki oleh suatu entitas untuk menunjang operasi atau kelangsungan hidup entitas tersebut dan memiliki umur di atas satu tahun. Depresiasi merupakan biaya hipotesis dan arbitrer, bukan merupakan biaya yang benar-benar dikeluarkan (out of pocket costs).
Depresiasi dapat menggunakan beberapa metode seperti : Straight line, Sum of years digit, Declining balance, Unit produksi.

1.8              Aset yang Nilainya Mengalami Penurunan (Merugikan)
Faktor menyimpan terhadap persediaan yang buruk dapat menyebabkan kualitas persediaan yang dimiliki menurun. Penurunan kualitas akan menyebabkan penurunan harga jualnya. Perubahan fisik yang signifikan pada aset atau cara penggunaannya yang berubah dalam iklim bisnis dapat berakibat pada operasional aset dan penolakan aliran kas sekarang dan prospek operasionalnya.

1.9              Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets)
Antara aset berwujud dan tidak berwujud yang membedakannya adalah  sifat legal dari intangiblenya, bukan tingkat kepastiannya seperti piutang usaha (receivable) dan investment. Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi sebagai aset yang tidak memiliki wujud fisik. Suatu transaksi dapat diakui sebagai aset tidak berwujud jika memenuhi syarat (1) kemungkinan entitas memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut dan (2) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur dengan andal.

1.10          Biaya yang Ditangguhkan
Pada akuntansi keuangan, tipe-tipe biaya yang ditangguhkan yaitu tipe yang menggambarkan prepaid costs dan tipe yang menggambarkan biaya ditangguhkan.


2.      Kewajiban
Kewajiban merupakan pengorbanan manfaat ekonomis yag mungkin terjadi di masa akan datang yang muncul dari kewajiban=kewajiban sekarang pada suatu kesatuan usaha tertentu untuk mentransfer aset atau jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi-transaksi atau event-event di masa lalu (FASB 1985, para 35).
Beberapa istilah yang penting untuk dipahami dalam membahas kewajiban yaitu :
a.       Contractual liabilities
b.      Constructive Obligation
c.       Equitable onligation
d.      Contingent liabilities
e.       Deffered credit
2.1              Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban
APB Statement No. 4 serta SFAC no. 5 menyatakan bahwa kewajiban harus dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan kejadian atau transaksi. Beberapa perkiraan yang termasuk dalam golongan kewajiban yaitu  hutang wesel, hutang obligasi, obligasi konvertible
3.      Modal
Dua elemen para pemegang saham yaitu modal setoran dan laba ditahan. Kedua elemen modal tersebut tidak selayaknya digabungkan karena karakteristiknya berbeda. Konsep laba komprehensif mendukung pemisahan tersebut karena alasan-alasan antara lain :
a.       Laba komprehensif memuat semua perubahan-perubahan laba dan modal di samping karena transaksi-transaksi operasi.
b.      Penggunaan kapital fisik termasuk koreksi-koreksi merupakan komponen laba komprehensif.
Informasi yang berhubungan dengan kewajiban perseroan terhadap para pemegang saham dan juga pihak lainnya merupakan tujuan dari penyajian informasi modal para pemegang saham, dan untuk memenuhi tujuan tersebut informasi tentang modal minimal menyajikan hal-hal seperti sumber modal pemegang saham beserta historisnya, aturan yang dimiliki oleh suatu entitas atau yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham, Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.
3.1              Komponen Modal
Komponen yang membentuk model perseroan :
a.       Jumlah rupiah maksimum yang dapat disetorkan oleh para pemegang saham, yang disebut dengan modal dasar.
b.      Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham yang disebut dengan modal portepel
c.       Jumalh rupiah yang timbul akibat apresiasi atau revaluasi aset-aset berwujud (pisik) yang dimiliki perseroan (entitas).
d.      Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen.
e.       Jumlah rupiah donasi dari pihak non pemegang saham.

3.2              Pemesanan Pembelian Saham
Pada umumnya perseroan telah menetaokan jumlah modal saham yang akan diotorisasi untuk diterbitkan dan perseroan juga memiliki sejumlah lembar saham yang belum diterbitkan yang disebut modal potepel. Total keduanya disebut dengan modal dasar. Bila model portepel terjual , maka jumlah rupiah yang diterima dari penjualan tersebut dimasukkan ke dalam pos modal disetor. Biasanya jika investor berkeinginan membeli saham suatu entitas , maka mereka harus memesan terlebih dahulu lembar saham yang akan dibeli dengan harga sesuai kesepakatan pada saat pemesanan.

3.3              Obligasi Berhaktukar
Perseroan sering menerbitkan obligasi dengan karakteristik bahwa obligasi dengan karakteristik bahwa obligasi tersebut dapat ditukarkan dengan saham biasa atas inisiatif pemegang obligasi dalam periode konversi tertentu.

3.4              Saham Prioritas Berhaktukar
Pengukuran jumlah rupiah yang diakui sebagai modal pemegang saham dapat menggunakan pendekatan seperti obligasi berhak tukar. Dengan menggunakan pendektan konsep kesatuan usaha, nilai nominal saham prioritas plus porsi premium atau diskonto ditransfer ke modal pemegang saham dan premium atay diskonto modal pemegang saham. Esensi dari konversi tersebut adalah bahwa jumlah rupiah yang mula-mula diterima pada saat menerbitkan saham prioritas dianggap sebagai modal setoran mula-mula.
3.5              Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Pemecahan saham yang populer engan sebutan stock splits adalah penurunan nominal atau nilai yuridis per lembar saham dengan dua atau lebih saham baru yang nilaI nominal atau nilai yuridis per lembarnnya merupakan pecahan dari nilai nominal atau niali yuridis saham semula. Pemecahan saham menjadikan menjadikan jumlah saham suatu entitas bisnis menjadi lebih banyak tanpa mengubah modal disetor dan laba ditahan sehingga  nilai nominal atau nilai yuridis per lembar saham akan turun. Jika kenaikan jumlah lembar saham disertai dengan kenaikan jumlah rupiah modal setoran, maka pemecahan tersebut melibat deviden saham.

3.6              Hak Beli Saham
Hak untuk membeli saham suatu entitas pada penerbitan saham baru biasanya diberikan kepada pemegang saham lama untuk tujuan mempertahankan kepemilikan pemegang saham lama. Hak beli saham biasanya umurnya tidak lama dan harga beli saham dengan hak beli tersebut biasanya lebih rendah dari harga pasar saham yang bersangkutan.

3.7              Opsi Saham
Opsi saham merupakan sejenis kontrak yang memberi hak kepada karyawan suatu entitas bisnis untuk membeli saham yang dimiliki oleh entitas tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan harga tertentu pula. Opsi saham biasanya digunakan sebagai sarana untuk memotivasi karyawan khususnya pemegang opsi  saham agar meningkatkan kinerjanya dengan menjadikan mereka sebgai pemilik disamping untuk menambah penghasilan karyawan.

3.8              Kupon Saham
Pemegang kupon saham dapat membeli sejumlah lembar saham dengan mengembalikan kupon saham yang dimiliki dan membayar sejumlah kas tertentu. Kupon saham berbeda dengan opsi saham dalam beberapa aspek.

3.9              Laba Ditahan
Laba ditahan merupakan akumulasi laba selama periode operasi yang dicapai oleh suatu entitas. Secara teoritis, laba ditahan yang tersedia secara keseluruhan adalah untuk dibagikan sebagai dividen. Laba ditahan yang tidak dibagi sebagai dividen berarti bahwa laba tersebut diinvestasikan kembali secara permanen dan ini berarti bahwa laba ditahan tersebut secara konseptual merupakan modal setoran kendali para pemegang saham yang tidak secara langsung melakukan setoran tersebut.

3.10          Perubahan Laba Ditahan
Transaksi yang dapat berpengaruh terhadap laba ditahan adalah transaksi yang tergolong transaksi modal dan langsung dimasukkan dalam laba ditahan serta tidak melalui laporan laba-rugi periode terjadinya transaksi  yaitu penyesuaian periode-lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya, pengaruh peerubahan akuntansi, kuasi-reorganisasi.

3.11          Penyesuaian Periode Sebelumnya
Penyesuaian periode sebelumnya yang merupakan perlakuan terhadap suatu jumlah rupiah yang mempengaruhi operasi masa sebelumnya bukan sebagai pengurang atau penambah perhitungan laba tahun sekarang, tetapi sebagai penyesuaian terhadap laba ditahan awal periode sekarang. Tujuannya adalah agar saldo awal menggambarkan kondisi yang semestinya.

3.12          Koreksi Kesalahan dalam Laporan Keuangan Periode Sebelumnya
APB No. 20 mengartikan bahwa kesalahan dalam laporan keuangan yang telah diterbitkan sebagai kesalahan hitung, kesalahan aplikasi atau penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, atau kekeliruan menggunakan fakta yang tersedia pada saaat penyusunan laporan keuangan.

3.13          Perubahan Metode Akuntansi
Terdapat tiga jenis perubahan akuntansi antara lain :
a.       Perubahan prinsip atau metode akuntansi.
b.      Perubahan taksiran-taksian akuntansi.
c.       Saldo debit laba ditahan dihilangkan dengan cara mendebit premium modal saham untuk menyerap defisit.



4.      Kelompok Derivatif
Scott mendefinisikan derivatif sebagai suatu instrumen yang nilainya diturunkan dri aset lain yang disebut juga underlying asset.

Ø  Kuarsi-reorganisasi
Kuarsi-reorganisasi merupakan mekanisme untuk menghilangkan defisit dan menjadikan entitas seakan-akan baru berdiri dengan modal yuridis yang baru.

4.1              Klasifikasi Utama Produk-Produk Derivatif
Secara umum derivatif diklasifikasikan ke dalam futures contracts, forward contracs, swap contrancs, option contracs dan instrumen keuangan lainnya dengan karakteristik yang sama. Diferensiasi produk tersebut berkembang mulai dari yang paling sederhana yang umumnya disebut plain vanilla sampai dengan yang paling canggih  searah dengan inovasi dan kebutuhan pasar finansial baik pasar modal maupun pasar mata uang atau currency market.

4.2              Mengapa Derivatif Menjadi Penting
Derivatif sebagai sebuah pemecahan masalah dalam manajemen resiko dewasaini sudah semakin luas digunakan. Erntitas bisnis di dunia telah banyak menggunakan serangkaian skenario risiko finansial untuk tujuan hedging. Penggunaan derivatif sebagai instrumen untuk menghadapi resiko bisnis telah diperluas untuk mendukung serangkaian produk yang digunakan pula pada bidang keuangan perorangan.

4.3              Pengelolaan Risiko Derivatif
Dewasa ini transaksi derivatif berkembang sangat pesat di seluruh dunia. Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaannya sehingga dewasa ini penggunaannya sangat meluas baik oleh investor profesional maupun individual. Namun demikian, risiko dan kerugian yang mungkin timbul dari transaksi derivatif sangatlah besar jika risiko tersebut tidak dikelola dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya entitas baik di luar negeri maupun di dalam negeri yang mengalami kerugian yang luar biasa dari transaksi derivatif.


4.4              Pelaporan Transaksi Derivatif
SFAS No. 133 menyatakan sebagai berikut
a.       Instrumen derivatif merpakan hak atau kewajiban yang memenuhi definisi aset atau kewajiban sehingga harus dilaporkan dalam laporan keuangan.
b.      Nilai wajar  meruoakan dasar pengukuran yang paling relevan bagi instrumen keuangan dan hanya merupakan satu-satunya dasar pengukuran yang relevan untuk instrumen derivatif.
c.       Hanya item-item yang memenuhi definisi aset atau kewajiban yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan.
           










0 comments:

Post a Comment