Thursday, May 30, 2013
Siklus Pengeluaran
terdiri dari : transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Pembelian dan
pengeluaran kas mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan. Manajemen membuat asersi implisit atau eksplisit
tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dan laporan keuangan perusahaan.
Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan utama yang tergantung
pada situasi klien.
Pemahaman
Bisnis dan Bidang Usaha Klien
Sebelum merancang
program program audit pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan bisnis klien
untuk mengerti arti penting siklus pengeluaran perusahaan yang diaudit. Hal ini
akan membantu dalam memahami risiko bisnis klien, mengevaluasi apakah manajemen
cukup memperhitungkan risiko tersebut, dan merancang pengujian audit yang
tepat. Pentingnya pemahaman atas bisnis dan usaha klien yang masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Pemahaman terhadap bidang usaha klien akan
membantu auditor dalam mempertimbangkan:
·
Materialitas
siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan
·
Risiko
bawaan dalam siklus pengeluaran
·
Pengendalian
intern kunci yang seharusnya ada untuk menghadapi resiko bisnis
Materialitas
Siklus
pengeluaran merupakan proses utama dalam banyak bidang usaha dan pada umumnya jumlah
serta volume transaksi siklusnya memiliki risiko salah saji material yang
tinggi. Auditor biasanya menghendaki tingkat resiko pengendalian yang rendah
karena transaksi-transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah
saji material dalam laporan keuangan. Pertimbangan materialitas menyangkut
utang dagang yang akan mempengaruhi besarnya quick ratio dan current ratio yang sangat penting dalam
laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan mempengaruhi ratio secara signifikan. Biaya untuk
mendeteksi kekeliruan pada utang dagang tidak sebesar biaya piutang dagang dan
persediaan, sehingga alokasi jumlah materialitas ke siklus pengeluaran dan
utang dagang lebih kecil.
Risiko Bawaan
Dalam
menetapkan risiko bawaan untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi di
seluruh laporan keuangan. Faktor-faktor yang bisa memotivasi manajemen untuk
menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran:
·
Tekanan
untuk melakukan kurang saji biaya agar bisa laporan keuangan memenuhi target
laba atau norma industri tertentu yang dalam kenyatannya tidak tercapai
dikarenakan kondisi ekonomi.
·
Tekanan
untuk melakukan kurang saji utang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan
modal kerja lebih tinggi pada saat perusahaan menghadapi masalah likuiditas
·
Kecurangan
karyawan melalui pengeluaran kas tanpa persetujuan yang sah
·
Volume
transaksi yang banyak
·
Pembelian
dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otoritas yang sah
·
Pembelian
aktiva yang bisa diselewengkan
·
Pembayaran
faktur dari penjual yang sebenarnya tidak dilunasi
·
Persoalan
akuntansi yang meragukan
Auditor
harus bisa mempertimbangkan faktor-faktor
diatas pada saat menentukan risiko bawaan untuk siklus pengeluaran
Risiko
Prosedur Analitis adalaha
elemen risiko deteksi berupa kegagalan
risiko deteksi berupa kegagalan prosedur untuk mendeteksi kekeliruan material.
Perhitungan
Risiko Manajemen
meliputi pertimbangan atas:
·
Kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan aliran kas untuk transaksi pembelian
·
Kerugian
tak terduga
·
Ketersediaan
supplies
·
Pengaruh
kenaikan biaya terhadap perusahaan
·
Atensi
perusahaan terhadap terjadinya pembayaran dobel
Apabila
manajemen memperhatikan disertai komitmen untuk menerapkan aktivitas
pengendalian untuk menghadapi risiko diatas, maka kemungkinan terjadinya salah
saji akan dapat dikurangi
Aktivitas pengendalian transaksi pembelian
-Pengendalian umum adalah berkaitan dengan lingkungan
komputer dan mempunyai pengaruh besar terhadap aplikasi computer
-Pengendalian
aplikasi adalah berkaitan dengan aplikasi akuntansi berkomputer individual,
misalnya siklus pengeluaran
Apabila
pengendalian umum tidak efektif , maka pengendalian aplikasi jarang bisa
diandalkan. Jika diasumsikan pengendalian umum efektif, temasuk prosedur tindak
lanjut yang digunakan perusahaan untuk menyelidiki berbagai persoalan yang
ditimbulkan oleh pengendalian aplikasi.
Dokumen
dan Catatan
·
Permintaan
pembelian
·
Order
pembelian
·
Laporan
penerimaan
·
Faktur
penjualan
·
Voucher
·
Laporan
pengecualian
·
Ikhtisar
voucher
·
Register
voucher
·
File
induk pemasok yang disetujui
·
File
order pembelian terbuka
·
File
penerimaan
·
File
transaksi pembelian
·
File
induk utang dagang
·
File
penolakan
Fungsi-fungsi
·
Pengajuan
pembelian. Permintaan perusahaan yang mencantumkan nama pemasok, permintaan
barang dan jasa dan membuat order pembelian
·
Penerimaan
barang dan jasa . Penerimaan fisik barang atau pengiriman kembali barang yang
meliputi : menerima barang, menyimpan barang, mengembalikan barang ke pemasok
·
Pencatatan
utang. Pengakuan formal perusahaan atas kewajiban hukum yang meliputi: membuat
voucher pembayaran dan mencatat utang, mempertanggungjawabkan transaksi yang
telah dicatat
Aktivitas Pengendalian Transaksi Pengeluaran Kas
Dokumen dan Catatan
·
Cek.
Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang
tertulis namanya dalam perintah
·
Ikhtisar
cek. Laporan yang berisi seluruh cek yang diterbitkan
·
File
transaksi pengeluaran kas
·
Jurnal
pengeluaran kas/register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang
diterbitkan kepada pemasok
Penentuan
Risiko Deteksi untuk Pengujian Detail
Utang dagang
dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menyebabkan bertambahnya saldo dan
transaksi pengeluaran kas yang menyebabkan berkurangnya saldo tersebut.
Sehingga risiko pengujian detil untuk asersi utang dagang dipengaruhi oleh
risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian
yang ada pada kelompok transaksi tersebut. Tingkat risiko deteksi diperlukannya
bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi-asersi kelengkapan, penyajian dan
pengungkapan dibandingkan dengan asersi-asersi lainnya sesuai dengan metologi
yang digunakan auditor dalam menetapkan risiko.
Perancangan
Pengujian Substantif
Prosedur
Awal
Pengujian audit selalu diawali dengan usaha
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan usaha klien. Pemahaman tentang
seberapa signifikan siklus pembelian dalam perusahaan klien. Pemahaman tentang
pemicu kemajuan ekonomi, luasnya bisnis pemasok. Prosedur awal lainnya untuk
pengujian substantif atas utang dagang adalah melakukan penelusuran saldo awal
ke kertas kerja tahun lalu, dan menggunakan perangkat lunak audit
digeneralisasi untuk memeriksa selintas rekening utang dagang guna melihat
kemungkinan adanya pendebetan atau pengkreditan yang tidak biasa, dan untuk
mendapatkan daftar utang dagang per tanggal neraca beserta masing-masing
saldonya.
Prosedur analitis
Tujuan
auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk menaksir saldo utang dagang dan
menetapkan hubungan antara utang dagang dengan rekening-rekening kunci lainnya
seperti pembelian atau persediaan. Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap
akhir bertujuan menjamin bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil
adalah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
Pengujian Detil Transaksi
Dalam
melaksanakan pengujian, auditor menitikberatkan pada usaha medeteksi kurang
saji dalam pencatatan utang dan utang yang tidak dicatat. Seberapa luas
pengujian tergantung pada tingkat risiko deteksi pada masing-masing
asersi-asersi bersangkutan.
Pencocokan Utang dalam Pembukuan ke Dokumen
Pendukung
Dalam
pengujian ini, pengkreditan dalam rekening utang dagang dicocokkan ke dokumen
pendukung yang ada pada arsip klien, seperti faktur penjual, laporan penerimaan
barang dan order pembelian. Pendebetannya dicocokkan ke dalam dokumen
pengeluaran kas, seperti bukti pengeluaran cek, memo dari penjual dan potongan
lainnya. Pengujian ini akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit yang
berkaitan dengan empat dari lima asersi,terkecuali asersi kelengkapan.
Pengujian Pisah Batas Pembelian
Bertujuan
untuk memastikan bahwa pembelian yang terjadi di seputar tanggal tutup buku
telah dicatat pada periode yang tepat. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk masa lima sampai 10
hari sebelum atau sesudah tanggal tutup buku. Bukti dari pengujian ini
berkaitan dengan asersi keberadaan atau ketersediaan dan asersi kelengkapan
utang dagang. Dalam melaksanakan pengujian ini auditor harus menentukan bahwa
pisah batas yang tepat telah dilakukan pada saat klien melakukan perhitungan
fisik persediaan maupun dalam pencatatan transaksi pembelian
Pengujian Pisah Batas Pengeluaran Kas
Pengujian
pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui observasi langsung atau
review atas dokumen-dokumen intern. Penelusuran juga dapat dilakukan dengan
menelusuri cek-cek dibayar dalam periode waktu beberapa hari sebelum dan
sesudah tanggal neraca ke tanggal pencatatan cek tersebut dalam pembukuan.
Bukti yang diperoleh dari pengujian ini juga berkaitan dengan asersi-asersi
keberadaan atau keterjadian dan asersi kelengkapan utang dagang.
Pencarian utang tidak dicatat
Terdiri dari prosedur-prosedur yang
dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban per tanggal neraca yang
dicatat.
Pembayaran
kemudian. Pemeriksaan atas pembayaran-pembayaran kemudian terdiri dari
pemeriksaan atas cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah
tanggal neraca. Pengujian ini dilakukan sampai dengan akhir tanggal pekerjaan
lapangan untuk memperbesar kemungkinan memperoleh bukti tentang utang secara
sengaja atau kurang teliti sehingga tidak dimasukkan kedalam utang pada tanggal
laporan keuangan.
Prosedur-prosedur lain. Dokumen-dokumen pendukung utang
yang telah dicatat, tetapi masih belum dibayar sampai tanggal terakhir
pekerjaan lapangan juga harus diperiksa dengan pengujian. Prosedur-prosedur
yang bisa membawa pada pembuktian adanya hutang tidak dicatat, meliputi:
menyelidiki order pembelian yang tidak lengkap dokomen pendukung lainnya, mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi
dan pembelian tentang utang yang tidak dicatat, mereview anggaran aktiva
tetap,perintah kerja dan kontrak pembangunan untuk mencari bukti adanya utang
yang tidak dicatat.
Pengujian
Detil Saldo
Pengujian
ini meliputi dua kategori, yaitu:
Konfirmasi
Utang Dagang
Pengiriman konfirmasi dalam audit
terhadap utang dagang tidak merupakan prosedur yang harus dilakukan auditor. Prosedur
ini bersifat opsional karena 1) konfirmasi tidak dapat menjamin bahwa utang
yang tidak dicatat dapat terdeteksi 2) bukti eksternal berupa faktur dan
laporan bulanan dari penjual biasanya telah tersedia untuk sebagian besar
utang. Auditor harus mengawasi pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi
dan harus menerima jawaban secara langsung dari respoden. Dalam mengkonfirmasi
utang dagang, auditor harus menghendaki agar kreditur menyebutkan jumlah
terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan jumlah menurut klien. Pengujian
ini menghasilkan bukti untuk semua asersi utang dagang, namun demikian
pembuktian yang dihasilkan dari asersi kelengkapan hanya terbatas karena adanya
kemungkinan kesalahan dalam mengidentifikasi pemasok yang dikirimi konfirmasi
disebabkan klien tidak mencatat utang tertentu
Merekonsiliasi
Utang yang Tidak Dikonfirmasi ke laporan dari pemasok
Pemasok biasanya
mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai dalam arsip klien. Jika
demikian, maka jumlah yang terutang kepada pemasok menurut catatan klien dapat
direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini
sama dengan yang yang diperoleh melalui prosedur konfirmasi, hanya saja kurang
dapat diandalkan karena laporan yang dikirim pemasok kepada klien, tidak
langsung kepada auditor.
Pembandingan Penyajian
Utang di Neraca dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
Utang dagang harus
diidentifikasi dengan benar dan dikelompokkan sebagai kewajiban lancar. Apabila
saldo utang dagang mencankup pembayaran di muka kepada pemasok untuk pesanan
barang dan jasa yang baru dikirimkan di kemudian hari dalam jumlah material
maka jumlah pembayaran dimuka direklasifikasi. Penyajian dan pengungkapan yang
dilakukan manajemen dalam laporan keuangan harus dibandingkan dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh prinsip akuntansi berlaku umum
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Coba kalian lihat juga nih Pinjaman Online Proses Cepat Terbaik
Post a Comment