Thursday, May 30, 2013

Perkembangan Akuntansi

1.    Perkembangan Sains Akuntansi
Mempelajari perkembangan akuntansi berari mempelajari sejarah akuntansi yang menggambarkan :
a.       Evolusi pemikiran, praktek dan institusi akuntansi sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan akuntansi dan kebutuhan sosial.
b.      Sejarah akuntansi dapat dinarasikan dengan menghubungkan episode perkembangan akuntansi dengan cara tertentu, spesifik, dan non analitik dengan deskripsi teori suatu sains atau interpretasi melalui penyediaan penjelasan episode-episode tersebut.
c.       Membantu memahami bidang sains akuntansi serta evolusi sebagai suatu sains sosial, dan juga sebagai sarana penilaian terhadap praktek melalui komparasi dengan metode yang digunakan di masa lalu.
d.      Relevansi sejarah akuntansi pada praktek memerlukan penelitian akuntansi yang lebih banyak.

1.1    Akuntansi dan Kapitalisme
Menurut Baridwan (2000) praktek pembukuan tumbuh dan berkembang sejak orang-orang mulai mengenal pertukaran atau perdagangan. Sistem double entry terdokumentasi pada abad ke-15 dengan diterbitkannya tulisan Luca Pacioli. Pencatatan dilakukan di bawah sumpah. Pencatatan di bawah sumpah ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa, keberadaan standar yang didukung teori sangat penting untuk melandasi praktek-praktek akuntansi. Beberapa ahli sejarah ekonomi mengklaim bahwa, sistem pembukuan berpasangan merupakan sesuatu yang vital bagi perkembangan dan evolusi kapitalisme.
Beberapa alasan umum yang dikemukakan untuk menjelaskan peran pembukuan berpasangan dalam ekspansi ekonomi yang terjadi setelah abad pertengahan, yaitu:
a.    Menyumbangkan sikap baru dalam kehidupan ekonomi. Akuisisi dalam akuntansi didorong dan dikembangkan serta sistem tersebut memberikan ilham dalam pencarian profit yang rasional.
b.    Pembukuan yang sistematik mengembangkan keteraturan dalam akun dan organisasi suatu entitas. Sifat dualitas memungkinkan pengecekan akurasi; mekanisme dan objektivitasnya memungkinkan pencatatan kegiatan usaha secara teratur dan berkesinambungan.
c.    Sistem double entry memungkinkan pemisahan kepemilikan dan manajemen sehingga mendorong pertumbuhan entitas bisnis

2.    Pengertian dan Peran Akuntansi
Akuntansi lahir di amerika, namun cikal bakalnya telah ada sejak orang-orang mulai mengenal pertukaran dan perdagangan, dan saat ini akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu entitas. Berikut akan dijelaskan secara ringkas apa sesungguhnya akuntansi itu.
2.1    Asal Istilah Akuntansi dan Pengertian Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa inggris, yaitu to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Kata akuntansi diserap dari kata accountancy yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan akuntan dalam menjalankan profesinya. Sebagai bidang pengetahuan, istilah yang umum digunakan adalam accounting yang memiliki pengertian yang lebih luas. Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
2.2    Perekayasaan Penyediaan Jasa
Perekayasaan adalah suatu proses pemikiran untuk memilih seperangkat konsep, teknologi dan pendekatan untuk mencapai suatu tujuan. Akuntansi dikatakan sebagai bidang pengetahuan perekayasaan berarti bahwa akuntansi berkaitan dan berkepentingan dengan penentuan, pemilihan dan aplikasi konsep-konsep, metode, teknologi dan pendekatan untuk mencapai tujuan sosial tertentu dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya tempat akuntansi akan diterapkan.
2.3    Informasi Akuntansi
Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi pemakainya. Untuk menjadi informasi data harus mengandung nilai dan kualitas tertentu.

 
a.    Nilai Informasi
Nilai Informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan.
Jadi suatu informasi harus dapat :
·      Menambah pengetahuan pengambil keputusan (masa sekarang dan masa mendatang).
·      Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.
·      Mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan prilaku (tindakan).
b.    Kualitas Informasi
Kualitas informasi berkaitan dengan intensitas informasi dalam memenuhi nilai informasi diatas. Kualitas yang tinggi akan memberi kepuasan (utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur utama pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif, nilai balikan, dan ketersediaan informasi pada waktunya. Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian, kenetralan, dan ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin diungkapkan.
Komparabilitas atas penyajian informasi merupakan kualitas kedua, dan menjadikan informasi lebih bermakna karena tendensinya dapat diinterpretasikan oleh para pemakai.  Agar komparabilias dapat dijalankan maka, perlakuan akuntansi untuk setiap periode harus konsisten.
c.    Sumber Informasi Perusahaan
·      Penyedia Modal
Perusahaan menyediakan laporan keuangan, siaran pers (press release), pertemuan analis, dan buku fakta (fack book). Dari penyedia, perusahaan menerima informasi tentang kebenaran dalam pinjaman, usaha dalam penawaran sekuritas, dan kapasitas keuangan.
·      Pelanggan
Perusahaan menyediakan informasi tentang kualitas produk/jasa dan menerima informasi tentang kelayakan kredit dan kualifikasi pelanggan.
·      Masyarakat Umum
Perusahaan menyediakan informasi tentang , pengaruh lingkungan, pengaruh ketenagakerjaan, dan pembayaran pajak, serta menerima informasi tentang, kebijakan/aturan pajak, persyaratan ketenagakerjaan, kualitas udara/air dan batasan-batasan lingkungan.
·      Pegawai
Perusahaan menyediakan informasi tentang, manfaat, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, serta menerima informasi tentang, surat referensi/kompetensi, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.

3.    Berbagai Pandangan Tentang Sifat Dasar Akuntansi
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan menginterprestasian hasil proses tersebut.
Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisikan dengan mengacu pada konsep informasi: Akutansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini, akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya, akuntansi sebagai sebuah ideologi.

3.1    Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologi sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini. Karl Marx menegaskan bahwa akuntansi melakukan suatu bentuk dan hubungan-hubungan sosial yang membentuk usaha produktif. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang didalamnya agen-agen sosial dapat saling berinteraksi. Kedua persepsi tersebut juga mewujudkan dalam pandangan umum merupakan bahwa akuntansi juga instrument rasionalisasi ekonomi dan alat sistem kapitalisme.
Persepsi bahwa akuntansi merupakan sebuah instrument rasionalisasi ekonomi ditunjukkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan tindakan rasionalisasi ekonomi sebagai “perluasan penghitungan kuntitatif atau akuntansi yang secara teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat diaplikasikan.” Hal yang sama ditekankan pula oleh Heilbroner yang menyatakan bahwa:
Praktik yang kapitalis mengubah satuan uang ke dalam satuan alat penghitung cost-profit yang rasional, dimana karya besarnya adalah pembukuan berpasangan yang terutama merupakan produk evolusi rasionalisasi ekonomi, perhitungan cost-profit, sebagai reaksi terhadap rasionalisasi tersebut, dengan merealiasikan dan mendefinisikan dan secara numeric, praktik ini sangat mendukung logika perusahaan.

3.2    Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
Akutansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara pengkomunikasian informasi tetnang bisnis. Apa yang membuat akuntansi menjadi sebuah bahasa ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat kesejahteraan potensial antara akuntansi dan bahasa. Hawes mendefinisikan bahasa sebagai berikut:
Simbol-simbol manusia bukan merupakan tanda-tanda yang disusun secara acak, yang mengarahkan pada konseptualisasi rujukan yang bersifat tertutup dan rahasia. Sebaliknya, symbol-simbol manusia disusun secara yang sistematis dan berpola dengan aturan-aturan khusus yang mengarahkan penggunaannya. Susunan symbol ini disebut bahasa, dan aturan yang mempengaruhi pola dan penggunaan symbol tersebut dinyatakan sebagai tata bahasa.
Jadi, pengakuan akutansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen tersebut, sebagai dua tingkatan akutansi. Penjelasannya sebagai berikut:
a.    Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa.
b.    Tata bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis. Jadi menetapkan hubungan antara tata bahasa dengan aturan akuntansi dalam pernyataan berikut ini:
Penyandang gelar CPA (pakar dalam bidang akuntansi) mengesahkan ketetapan penerapan aturan akuntansi sama seperti seorang pembicara suatu bahasa mengesahkan ketetapan tata bahasa suatu kalimat. Aturan akuntansi memformalisasikan struktur yang melekat pada suatu bahasa alamiah.

3.3    Akuntansi Sebagai Catatan Suatu Peristiwa
Umumnya akutansi dipandang sebuah cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Konsep pertanggung jawaban pada dasarnya merupakan ciri hubungan principal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggung jawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Bimberg membedakannya dalam empat periode:
1. Periode pure custodial
2. Periode traditional custodial
3. Periode aset-utilization
4. Periode open-ended
Dua periode pertama mengacu pada kepentingan agen untuk mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada principal dengan menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan (custodial). Periode ke tiga mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian aset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati.
Terakhir, periode open-ended berbeda dengan periode aset-utilization dalam hal penetapan pemanfaatan aset yang lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan aliran pemanfaatan aset. Bimberg menguraikan konsep terakhir tersebut dalam uraian sebagai berikut:
Konsep ini tidak menyangkut petunjuk awal, namun juga memastikan kapan batas waktu sejumlah petunjuk harus diubah. Sama halnya dengan pengendalian strategis, fungsi pertanggung jawaban mensyaratkan adanya asumsi tingkat pertanggungjawaban yang signifikan, yang harus dimiliki oleh manajer. Tekanan kerja mungkin disebabkan oleh adanya kesenjangan struktur dan adanya ketidakpastian dengan jumlah yang signifikan. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin menyebabkan sistem pelaporan pada pemilik perusahaan akan menemui hambatan dalam komunikasi. Di satu sisi adanya kebutuhan pelaporan secara terperinci, disisi lain adanya resiko pelaporan yang terlalu banyak dan kompleks

3.4    Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi
Akutansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi saat ini. Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini daripada kos historis.
Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya (true income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan kesejahteraan perusahaan dari suatu periode ke periode selanjutnya.

3.5    Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
Akutansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini mengasumsikan akutansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Dengan menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses menyendikan sejumlah observasi ke dalam bahasa sistem akuntansi, memanimpulasi sinyal sistem pelaporan, dan mengawasandikan (decoding) serta mentransmisikan hasilnya.” Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris. Pertama, pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi. Kedua, pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat (bagi pengguna). Perilaku pengirim (sender) merupakan hal yang penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam pemanfaatan informasi yang dibuat. Kedua perilaku ini merupakan subjek penelitian empiris dalam bidang akuntansi keperilakuan.

3.6    Akuntansi Sebagai Komoditi
Akuntansi dipandang sebagai suatu komoditi yang dihasilkan dari suatu aktivitas ekonomi. Semakin banyaknya permintaan mengenai informasi-informasi akuntansi, dan di satu sisi, akuntan mampu untuk memenuhi permintaan tersebut. Permintaan dan penawaran ini mendorong adanya hukum pasar mengenai informasi akuntansi, pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi rela untuk mengeluarkan sejumlah rupiah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Karena fungsi informasi akuntansi sebagai komoditi ini, maka muncullah suatu dorongan agar akuntansi diregulasi, dan pihak-pihak berkepentingan dapat memantau seluruh bentuk perjanjian antar organisasi dan lingkungannya. Setelah regulasi akuntansi dijalankan, maka pemilihan teknik dan informasi akuntansi selanjutnya akan berpengaruh terhadap kesejahteraan berbagai kelompok masyarakat.

4.    Pengukuran Dalam Akuntansi
Transaksi-transaksi suatu entitas yang akan diproses menjadi informasi (laporan keuangan) maupun bentuk informasi akuntansi yang akan dianalisis untuk kepentingan pengambilan keputusan ekonomis, tujuan pengembangan pendidikan dan kepentingan sosial lainnya, masalah pengukuran menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami agar memperoleh pengukuran yang tepat. Secara metodelogi pengukuran dalam akuntansi berhubungan tipe-tipe ukuran dan tipe-tipe skala.
Tipe-tipe Ukuran
Tipe-tipe ukuran berhubungan erat dengan objek yang akan diukur. Kompleksitas dimensi objek menjadikan pengukuran dapat dikaitkan dengan variabel-variabel atau kondisi tertentu sehingga tipe ukuran dalam akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut : 
a.    Ukuran akuntansi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Dikatakan langsung apabila merupakan ukuran sesungguhnya dari usatu objek atau atributnya. Tidak langsung (sekunder) diturunkan melalui transformasi matematis seperangkat angka yang merepresentasi ukuran langsung suatu objek.
b.    Berhubungan dengan dimensi waktu keputusan, yaitu ukuran masa lalu, masa sekarang, atau masa depan yang secara berturut-turut merujuk ukuran bagi peristiwa yang akan datang. Terkait dengan poin ke dua, apakah atribut atau objek akuntansi mengukur peristiwa masa lalu, sekarang dan masa depan relatif terhadap waktu dilakukannya pengukuran, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan menjadi : ukuran retrospektif, kontemporer, prospektif. Jika klasifikasi tersebut dikaitkan dengan dimensi waktu maka terdapat tiga ukuran, yaitu :
·      Ukuran masa lalu dapat berupa ukuran yang retrospektif, kontemporer, dan prospektif.
·      Ukuran masa sekarang dapat berupa ukuran kontemporer dan ukuran prospektif.
·      Ukuran masa depan yang prospektif.
c.    Pengukuran juga dapat berbentuk pengukuran fundamental dan pengukuran turunan dengan pengertian sebagai berikut :
·      Pengukuran fundamental dapat dilakukan dengan melekatkan angka yang mengacu pada hokum alam seperti pengukuran suatu kekayaan.
·      Pengukuran turunan didasarkan pada pengukuran dua atau lebih kuantitas dan tergantung pada eksistensi teori empiris verifikasian yang mengkaitkan kekayaan tertentu dengan kekayaan yang lainnya.
d.   Pengukuran dapat dibuat bila teori empiris yang sah digunakan untuk mendukung eksistensinya, atau dibuat dengan flat (sejenis intuisi) serta didasarkan pada definisi arbiter.
Tipe-tipe Skala 
Nilai yang dilekatkan pada suatu objek yang diukur merupakan bentuk skala. Menurut Hartono (2004) tipe-tipe skala pengukuran sebagai berikut :
a.    Nominal, yaitu memiliki nilai klasifikasi. Misalnya : laki-laki, perempuan, untuk gender.
b.    Ordinal, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan). Misalnya : penilaian (kurang, baik, sangat baik).
c.    Interval, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan), dan berjarak (perbedaan dua nilai). Misalnya : skala likert 1 sampai 5, dengan jarak 1 sampai dengan 2 mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai dengan 3 dan seterusnya.
d.   Rasio, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan), distance (berjarak) dan memilki nilai awal (origin). Misalnya, unit waktu sebesar 20 menit yang memiliki nilai awal 0. Rasio tidak harus disajikan dalam bentuk pembagian.
Akuntansi didasarkan pada masing-masing skala pengukuran tersebut. Skala nominal meski mendasar dalam proses akuntansi , namun bukan skala satu-satunya, atau yang paling penting dalam disiplin akuntansi. Proses evaluasi-inti akuntansi teoritis-menggunakan skala rasio, dan analisis laporan keuangan menggunakan skala ordinal, serta aspek tertentu akuntansi kos dapat dipandang sebagai penerapan skala interval.

5.    Mengapa Akuntansi Membutuhkan Teori
Watts and Zimmerman (1986) menyatakan bahwa, banyak pihak harus membuat keputusan bisnis dengan menggunakan laporan akuntansi. Pihak-pihak tersebut adalah:
a.    Manajer-manajer harus memutuskan prosedur-prosedur akuntansi yang akan digunakan untuk menghitung angka-angka yang akan dilekatkan dalam laporan keuangan.
b.    Akuntan public sering dipanggil oleh manajer untuk diminta sarannya terkait dengan prosedur-prosedur akuntansi dalam laporan keuangan. selain itu, akuntan publik harus memutuskan apakah akan membuat representasi-representasi tentang suatu standar akuntansi yang diusulkan ataukah tidak, dan jika membuat posisi mana yang akan diambil.
c.    Para pejabat pada institusi-institusi pemberi pinjaman (seperti bank dan perusahaan asuransi) harus memperkirakan kelayakan kredit dari entitas yang menggunakan prosedur-prosedur akuntansi yang berbeda-beda.
d.   Investor dan analisis finansial yang bekerja di entitas-entitas pialang dan dana pension menginterpretasikan angka-angka akuntansi sebagai input bagi keputusan-keputusan investasi. Secara khusus, mereka memperkirakan investasi di entitas-entitas yang menggunakan prosedur-prosedur dan auditor-auditor berbeda. Sama seperti akuntan public dan para eksekutif, analisis finansial juga membuat representasi pada standar akuntansi potensial.

Gambaran diatas menunjukkan bahwa pengaruh informasi akuntansi sangat kuat, sehingga tidaklah berlebihan apabila ada statement yang menyebutkan bahwa, informasi akuntansi dapat mempengaruhi pasar modal dan pasar tenaga kerja khususnya di level manajer. Luas pengaruh dan cakupan pengguna informasi akuntansi menjadikan peran prinsip-prinsip dan standar-standar akuntansi menjadi sangat penting. Prinsip dan standar ini digunakan untuk mengakui dan mengukur kejadian ekonomik suatu entitas, dan juga harus mampu menjelaskan secara akurat mengapa kejadian tersebut diakui dan diukur dengan pola tertentu.
Prinsip dan standar akuntansi dalam suatu negara merupakan kesepakatan yang harus dipatuhi oleh praktisi akuntansi di negara itu. Prinsip dan standar ini dirumuskan oleh regulator dengan mempertimbangkan faktor politik dan ekonomi di negara bersangkutan sehingga tidaklah mengherankan apabila prinsip dan standar akuntansi yang diterapkan di tiap-tiap negara memiliki perbedaan karena pada umumnya keadaan ekonomi dan politik di negara yang berbeda tidak akan persis sama. Pada saat ini sudah ada arah penyeragaman standar akuntansi secara internasional dengan lahirnya IASB yang mengeluarkan produk berupa (IFRSs).
5.1     Prinsip Akuntansi Berterima Umum
GAAP (General Accepted Accounting Principles) adalah kerangka konseptual yang secara implisit melandasi praktik akuntansi, kerangka ini juga diartikan sebagai prinsip akuntansi yang berterima umum yang sangat penting bagi profesi. PABU ini merupakan panduan bagi profesi akuntansi dalam memilih teknik akuntansi dan penyiapan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktek akuntansi yang baik.
5.2  Karakteristik PABU
· PABU merupakan hasil dari proses evolusioner yang diharapkan dapat berjalan sampai di masa yang akan datang dan perubahan dapat terjadi pada setiap tingkatan sebagai tanggapan atas perubahan environment.
· Perubahan dalam PABU akibat adanya penyesuaian masalah akuntansi yang sedang timbul, dan sebagai usaha untuk merumuskan kerangka teoritis disiplin ilmu tersebut.
· Terdapat hubungan nyata antara teori dan praktek akuntansi, dalam arti bahwa proses pembentukan teori berusaha membenarkan atau menyangkal praktek yang ada.
· Proses pembentukan teori akan diakhiri oleh pembuktian atau pengesahan teori.
5.3    Kebijakan dan Perubahan Akuntansi
Perusahaan-perusahaan harus membuat pilihan diantara berbagai metode akuntansi dalam mencatat transaksi dan menyiapkan laporan keuangan. PABU menuntun pilihan tersebut sehingga merepresentasi kebijakan akuntansi suatu entitas. Kebijakan akuntansi entitas adalah prinsip akuntansi spesifik dan metode penerapan prinsip yang dipandang paling tepat oleh manajemen entitas untuk menyajikan laporan keuangan sewajarnya sesuai PABU, karena itulah PABU diadopsi untuk menyiapkan laporan keuangan.
Perusahaan juga membuat perubahan-perubahan akuntansi sebagai bagian dari kebijakan akuntansi. Publik meyakini perubahan ini dilakukan untuk memoles kinerja perusahaan, selain itu literatur akuntansi juga menjelaskan bahwa, perubahan-perubahan dalam prinsip dan estimasi akuntansi merupakan bentuk keinginan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pemerataan income atau mengurangi biaya keagenan terkait dengan pelanggaran perjanjian hutang.



KESIMPULAN

Pembahasan dalam pertemuan ketiga ini dibagi menjadi lima sub bahasan, mulai dari perkembangan sains akuntansi hingga sampai pada pembahasan mengapa akuntansi membutuhkan teori. Cikal bakal akuntansi sendiri telah ada pada saat orang-orang mulai mengenal pertukaran dan perdagangan. Perkembangan sains akuntansi dapat dilihat melalui sejarahnya yang memberikan gambaran berbagai tanggapan yang muncul seiring dengan perubahan lingkungan akuntansi dan juga menyediakan komparasi antara metode akuntansi yang digunakan pada saat ini dengan metode akuntansi yang digunakan di masa lalu. Akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian kejadian ekonomi ke dalam bentuk laporan keuangan yang dapat membantu penggunanya dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keberadaan akuntansi memegang peranan dalam dunia bisnis, tidak hanya itu berbagai paradigma tentang sifat dasar akuntansipun muncul, ada yang memandang akuntansi sebagai suatu ideologi, bahasa bisnis, sistem informasi, dan bahkan akuntansi juga dipandang sebagai suatu komoditi. Dalam akuntansipun terdapat pengukuran yang didalamnya berkaitan dengan tipe-tipe skala dan tipe-tipe ukuran akuntansi. Akuntansi dapat mempengaruhi dunia bisnis secara signifikan, seperti pengaruhnya terhadap pasar modal. Hal ini mendorong adanya prisip dan standar yang jelas, namun sering kali prinsip dan standar ini antara negara satu dan negara lainnya tidak sama karena adanya perbedaan sistem politik dan ekonomi. Untuk itu muncullah upaya penyeragaman prinsip dan standar melalui terbentuknya IASB yang selanjutnya mengeluaran beberapa statement yang disebut dengan IFRSs.




0 comments:

Post a Comment