Thursday, May 30, 2013

SIFAT DAN ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL

1 SIFAT DAN ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL
Untuk melakukan koreksi dan untuk menyediakan cara yang lebih tepat dalam penyusunan standar, serta meningkatkan pemahaman pemakai dan kepercayaan atas laporan keuangan, FABS melaksanakan proyek kerangka konseptual. Menurut FASB, kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
1.1 Isu-isu Kerangka Konseptual
a.       Isu Artikulasi
Terdapat dua pandangan terkait dengan hubungan laporan posisi keuangan neraca (balance sheet) dengan laporan laba rugi (income statement) yaitu :
-          Pandangan menyatakan bahwa laporan neraca dengan laporan laba rugi saling berhubungan (berartikulasi)
-          Pandangan yang menyatakan bahwa neraca dan laporan laba rugi masing-masing berdiri sendiri atau tidak berartikulasi


b.      Isu Definisi
1)      Sumber daya produktif entitas (aset entitas)
Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas. Sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di masa mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau tidak langsung.
Menurut pandangan laba rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi semua item-item yang tidak merepresentasikan sumber daya ekonomi suatu entitas, namun diperlukan untuk penandingan dan penentuan income secara memadai.
Pandangan ketiga muncul dari persepsi bahwa neraca tidak hanya sebagai laporan posisi keuangan, tetapi juga sebagai laporan tentang sumber dan komposisi sekarang atas modal yang diinvestasikan.
2)      Asal sumber daya atau hutang entitas
Menurut pandangan neraca, hutang adalah kewajiban entitas untuk mentransfer sumber daya ekonomi ke pihak lain di masa mendatang.
Menurut pandangan laba rugi, hutang meliputi kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi tetapi diperlukan untuk penandingan dan penentuan income dengan memadai.
Menurut pandangan ketiga, hutang dianggap sebagai sumber modal, dan meliputi kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi.
3)      Kinerja entitas (earnings)
Menurut pandangan neraca, earnings adalah peningkatan dalam aset bersih suatu entitas kecuali perubahan modal.
Menurut pandangan laba-rugi, earnings merupakan hasil proses penandingan antara revenue dan expense
4)      Akuntansi akrual
Perkiraan-perkiraan yang disepakati dan dimiliki oleh suatu entitas dihitung dan dimasukkan dalam laporan keuangan melalui penggunaan akuntansi akrual. Akuntansi akrual didasarkan pada konsep akrual, tangguhan, alokasi, amortisasi, realisasi dan pengakuan
1.2.Konsep Pemeliharaan Modal (cost recovery)
Terdapat dua konsep pemeliharaan modal yaitu konsep modal keuangan dan modal fisik. Kedua konsep tersebut menggunakan pengukuran unit moneter atau unit daya beli umum yang sama dan menghasilkan empat konsep pemeliharaan modal. Perbedaan penting dari konsep ini adalah “holding gains dan losses” dimasukkan ke dalam income menurut konsep modal keuangan, tetapi diperlakukan sebagai “penyesuaian pemeliharaan modal” menurut konsep modal fisik.
1.3.Metode Pengukuran
Terdapat lima pilihan metode pengukuran terkait dengan atribut yang diukur, yaitu : Metode kos historis, Kos sekarang, Nilai keluaran/jual sekarang, Nilai sekarang/jual harapan, Nilai sekarang dari aliran kas harapan
2 STATEMENT OF  FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC)
            Financial accounting Standard Board (FASB) merupakan lembaga pengatur standar akuntansi keuangan yang dipercaya untuk mengatur standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat sejak tahun 1973.
FASB telah mengeluarkan delapan pernyataan keuangan, yaitu :
2.1.  Objectives of financial reporting by business enterprises (Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Entitas Bisnis)  pada November 1978 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 1
Tujuan pelaporan keuangan oleh suatu entitas adalah sebagai berikut :
a.    Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna untuk investor sekarang dan investor potensia dan kreditur dan pengguna lain dalam memutuskan investasi yang rasional, kredit dan keputusan sejenis
b.   Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna untuk membantu investor sekarang dan investor potensial, kreditur dan pengguna lain dalam mengetahui jumlah, waktu dari ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif atas deviden atau bunga dan procsed atas penjualan atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.
c.    Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi suatu entitas, klaim atas sumber daya tersebut dan efek atas transaksi dan mengubah sumber daya atas klaim sumber daya tersebut.
2.2.  Qualitative characteristics of accounting information (Karakteristik Kualitatif dari Informasi Keuangan) pada bulan Mei 1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 2
Statement ini bertujuan untuk memberikan karakteristik kualitas yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi tersebut menjadi lebih bermanfaat.
1.      Relevansi Informasi (Relevance)
Relevansi berhubungan dengan kesesuaian, dalam arti informasi harus logis jika dihubungkan dengan keputusan-keputusan agar sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi akuntansi. Dikatakan relevan apabila informasi akuntansi mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang relevan harus memiliki :
a.       Nilai Umpan Balik (Feed-back Value)
Mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu atau informasi dapat menjadi keputusan yang berbeda dengan meningkatkan kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi atau membetulkan harapan awal.
b.      Memiliki Nilai Prediktif (Predictive Value)
Dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi si masa yang akan datang. Nilai prediksi tidak dapat ditentukan nilainya dalam bentuk abstrak. Nilai prediksi tersebut haruslah diubah dalam bentuk prediksi dan sifat dari transformasi tersebut sama dengan data yang digunakan untuk menentukan hasilnya.
c.       Tepat Waktu (Timesliness)
Tepat Waktu yakni informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
2.      Keandalan Informasi (Reliability)
Pengukuran Reliabilitas mengacu pada kejujuran. Informasi akuntansi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Reliabilitas bertujuan untuk menggambarkan dan memberikan jaminan kepada pemakai mengenai kualitas informasi.
a.       Dapat Diverifikasi (Verifiability)
Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya berdasar pada keobjektifan dan konsensus. Laporan keuangan juga harus bisa diverifikasi oleh metoda akuntansi lain dan hasilnya sama.
b.      Netral (Neutrality)
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai.
c.       Kejujuran Penyajian (Representational Faithfulness)
Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan. Laporan keuangan harus dapat dipercaya, angka dan penjelasan yang dilaporkan adalah apa yang memang terjadi.
2.3.Elements of financial statements of business enterprises pada bulan Desember  1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 3
2.4.Objectives of financial reporting by nonbusiness organizations  pada bulan Desember  1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 4
2.5.Recognition and measurement  in financial statements of business enterprises (Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan Suatu Entitas Bisnis) bulan Desember  1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 5
Pengakuan adalah proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu item ke dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva, kewajiban, pendapatan, biaya ataupun sejenisnya. Pengukuran, merupakan pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi.
Tujuan dari konsep pengakuan dan pengukuran adalah:
a.    Sebagai kesatuan fundamental menegenai kriteria dan pedoman pengakuan terhadap informasi yag secara formal harus dimasukkan ke dalam laporan keuagan, serta untuk menentukan kontribusi laporan keuangan terhadap tujuan pelaporan keuangan,
b.   Untuk memenuhi maksud tersebut, dirumuskan kriteria dan pedoman umum yang konsisten dengan praktek akuntansi,
c.    Pengungkapan yang cukup, bentuk disclosure atas laporan keuangan diusahakan dengan menyampaikan informasi dengan pengungkapan yang cukup memadai.
Kriteria pengakuan dan pengukuran
Kriteria pengakuan fundamental suatu transaksi atau kejadian ekonomi menurut SFAC No.5 adalah:


a.       Definisi
b.      Keterukuran
c.       Relevan
d.      Keandalan


Pengukuran yang selama ini banyak dijumpai dan disarankan FASB diantaranya:


a.       Harga perolehan
b.      Harga kini atau nilai ganti
c.       Nilai pasar
d.      Nilai bersih yang dapat direalisasikan
e.       Nilai sekarang atau nilai yang telah di diskontokan dari nilai arus kan di masa yang akan datang


2.6.Elements of financial statements a replacement of FASB concepts statements (Elemen-elemen Laporan Keuangan )no.3 bulan Desember  1985 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 6
Unsur-unsur dalam laporan keuangan terbagi atas dua bagian yaitu:
a.       Bagian pertama, yang terdiri dari tiga unsur yaitu: kekayaan, kewajiban, da modal. Yang dapat menggambarkan jumlah sumber-sumber ekonomi atau klaim pada suatu saat
b.      Bagian kedua, yang terdiri dari tujuh elemen yaitu: laba komprehensif dengan komponen pendapatan, biaya, untung dan rugi serta investasi oleh pemilik, dan distribusi kepada pemilik.
Detail unsur-unsur laporan keuangan adalah: aktiva, kewajiban, modal atau aktiva bersih, investasi oleh para pemilik, distribusi, laba komprehensif, pendapatan, biaya, keuntungan, dan kerugian.
2.7.Using cash flow information and present value in accounting measurement (Penggunaan Present Value dan Informasi Cash Flows dalam Pengukuran-pengukuran Akuntansi)  bulan Februari 2000 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 7
a.      International Accounting Standard 37
Teknik present value merupakan salah satu pondasi ekonomik dari suatu entitas bisnis karena teknik ini menggambarkan suatu nilai di masa yang akan diterima suatu entitas di masa yang akan datang. Tujuan pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk kepentingan pengukuran. Pengukuran ini sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan diantara tahapan-tahapan future cash flow.
b.      Present Value dan Fair value
Present value merupakan satu-satunya tujuan, ketika digunakan dalam pengukuran-pengukuran akuntansi khususnya pada pengukuran awal, dan pengukuran-pengukuran segera dalam mengestimasi fair value.
Unsur-Unsur dari Pengukuran Present Value (The Components of A Present Value Measurement)
Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik di antara jenis-jenis asset dan kewajiban antara lain:
a.       Estimasi tentang future cash flow. Kasus-kasus yang lebih komplek memunculkan serangkaian future flows yang bebeda dari waktu ke waktu.
b.      Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang mungkin dalam jumlah atau waktu dari keseluruhan cash flow.
c.       The time value of money, yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.
d.      Harga yang menghubungkan secara inheren ketidak pastian dalam asset atau kewajiban.
e.       Lain-lain asset dan kewajiban yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor yang mencakup ilikuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.
c.       Prinsip-prinsip umum (General principles)
Pendekatan-pendekatan Tradisional dan Cash Flows Ekspektasian Dalam Menentukan Present Value (Traditional and Expected Cash Flow Approaches to Present Value)
Pengukuran dengan present value dimulai dari suatu set future cash flows, tetapi dibutuhkan berbagai penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan yang berbeda dalam menentukan set future cash flow tersebut. Pencaharian rate yang tepat dan yang sepadan dengan resiko setidaknya membuhkan dua tahapan analisis yaitu:
a.       Pertama, asset atau kewajiban tersedia di pasaran.
b.      Kedua, tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan kewajiban yang dimiliki terukur.
d.      Pengukuran hutang dengan pendekatan present value (Present value  in the measurement of liabilities)
Ketika menggunakan teknik present value untuk menaksir fair value suatu kewajiban, sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini untuk tujuan yaitu:
-          Menjamin kewajiban tersebut yang melibatkan pemilik atau
-          Mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumnlah yang dapat diperbandingkan
Untuk mengestimasi fair value atas notes yang dimiliki oleh suatu entitas, para akuntan mencoba untuk menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas lain dimana entitas akan mengakui kewajiban entitas tersebut sebagai asset.
e.       Pengukuran hutang dan posisi atau sisa kredit (Credit standing and liability measurement)
Peran dari posisi kredit yang dimiliki entitas dalam penyelesaian suatu transaksi secara umum penting namun sedikit yang bersifat langsung. Transaksi penyelesaian suatu kewajiban yang melibatkan tiga pihak yaitu, pertama entitas adalah pihak yang diwajibkan. Harga mencerminkan transaksi yang terjadi dari pihak-pihak yang berminat.
2.8.  Conceptual framework for financial reporting (Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan)  bulan September  2010 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 8. Konsep  ini merupakan pengganti SFAC no. 1 dan SFAC no. 2
SFAC No. 8 adalah salah satu dari serangkaian publikasi di Dewan Standar (FSAB) untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. SFAC No.8 mencakup 2 bab kerangka konseptual baru, menggantikan SFAC No 1, Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2, Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan.
Sebuah SFAC dapat diubah, diganti, atau ditarik melalui prosedur yang sesuai dibawah the Board’s Ruler Procedure. Jadi, secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah sebagai berikut:
-     Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan
-     Menggantikan SFAC No.1 dan 2
-     Terdiri atas 3 bab
Bab 1 : Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan Umum
Tujuan Pelaporan Keuangan
a.       Meyediakan informasi keuangan bagi  pihak  investor, kreditor  tentang pelaporan entitas yang pada nantinya digunakan untuk mengambil keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor
b.      Menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas  oleh investor, kreditur  untuk mengukur seberapa efektif dan efisien manajemen entitas melakukan pengelolaan dan tanggungjawab komisaris untuk menggunakan sumber daya entitas
c.       Menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas yang pada nantinya informasi ini memberikan masukan manfaat untuk mengambil keputusan tentang penyediaan sumber daya pada entitas
Bab 2 : Entitas Pelaporan
Primary users
Dalam SFAC No.8  para pengguna informasi  keuangan diutamakan bagi:
1.      Para investor  dan calon investor
2.      Para kreditor dan calon kreditor
Informasi yang dibutuhkan
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan investor dan kreditor yaitu
a.       Menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa depan
b.      Informasi  sumber daya entitas (asset), klaim atas entitas (hutang&ekuitas), efektivitas dan efisiensi  pengelolaan sumberdaya yang dimiliki entitas oleh manajemen
Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan klaim atas sumber daya
Salah satu tujuan umum laporan keuangan dala pelaporan keuangan suatu entitas adalah menyediakan informasi tentang informasi sumber daya   ekonomi  entitas dan klaim kembali atas entitas pelapor selain itu juga menyediakan informasi terhadap pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi pada entitas pelaporan dan klaim
Perubahan dan klaim atas sumber daya
Selain menyediakan informasi-informasi tentang sumber daya dan klaim, juga harus menyediakan informasi tentang perubahan atas sumber daya entitas dan klaim atas sumber daya.
Bab 3 : Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat
Karakteristik kualitatif informasi  digunakan mengidentifikasi jenis informasi yang berguna  kepada kreditur yang ada dan potetnsial investor dan kreditur  lainnya untuk mengambil keputusan atas entitas  pelapor  dalam bentuk laporan keuangan .  Laporan keuangan juga mencankup penjelasan material tentang ekspektasi-ekspektasi  dan strategi manajemen untuk pelaporan entitas.
Karakteristik kualitatif fundamental  adalah relevansi dan representasi atas informasi keuangan yang relevan yang mampu meberikan perbedaan dalam pengambilan keputusan pengguna.  Informasi bisa dikatakan relevan  dengan kriteria:
·    Nilai prediksi (predictive value)
Dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan sebagai masukan bagi proses yang digunakan pengguna dalam memprediksi masa depan.
·    Nilai konfirmatori (confirmatory Value)
Dikatakan memiliki nilai konfirmatori jika dapat memberikan umpan balik (feedback)  tentang evaluasi sebelumnya atau keduanya
Materialitas (Materiality)
Merupakan aspek entitas dari relevansi berdasarkan sifat atau item informasi yang berhubungan dengan konteks entitas individu laporan keuangan.
Representasi  (Faithful Representation)
Terdapat tiga karakteristik untuk menjadikan nilai informasi representasi sempurna, yaitu lengkap (completeness), netral (neutral), dan bebas dari kesalahan  (free from error)
Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Proses yang efektif  dan efisien untuk menerapkan karakteristik  kualitatif fundamental terdiri atas:
1.      Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi  untuk digunakan menjadi informasi keuangan entitas
2.      Mengidentifikasi  jenis  informasi  tentang  fenomena yang relevan
3.      Menentukan informasi yang tersedia
Karakteristik kualitatif yang ideal yaitu dapat dibandingkan (comparability), dapat diverifikasi (verifiability), ketepatan waktu (timeliness) dan dapat dipahami (understandbility) sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan informasi dari sisi relevance dan faithful representation.
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Biaya merupakan kendala luas atas informasi yang dapat disediakan oleh laporan keuangan bertujuan umum. Karena subjektivitas yang melekat, penilaian individu yang berbeda atas biaya dan manfaat dari pelaporan barang-barang tertentu atas informasi keuangan akan bervariasi. Oleh karena itu, Dewan berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum, dan tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan individu. Gambaran tersebut tidak berarti bahwa penilaian biaya dan manfaat selalu membenarkan persyaratan pelaporan yang sama untuk semua entitas.

  
Referensi :

I.B Putra Astika. 2011. “Teori Akuntansi”. Udayana University Press: Denpasar.

0 comments:

Post a Comment