Sunday, June 16, 2013

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN BANK

1.     AKUNTANSI PENDAPATAN BANK
Pendapatan bank lazimnya dicatat berdasarkan metode accrual, dimana akan dibukukan sebagai pendapatan pada saatjatuh waktu bukannya pada saat uang diterima.
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank balk yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.

PENGAKUAN PENDAPATAN
PSAK No. 31 mengatur mengenai pengakuan pendapatan bank. Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan bank merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat rentabilitas (atau keuntungan) suatu bank.
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah berbunga dan menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainnya, selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilKan pendapatan tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan (match­ing) antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan, sehingga dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari keunikkan usaha bank tersebut.
Pendapatan bunga diakui secara akrual (accrual basis), kecuali pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing. Pendapatan dari aktiva yang non-performing hanya boleh diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar telah diterima (Cash basis).
 

AKUNTANSI PENDAPATAN BANK.
Pengakuan pendapatan bank pada dasarya adalah secara accrual ba­sis kecuali untuk aktiva produktif yang digolongkan sebagai non-perform­ing loans diakui secara cash basis.
Pengakuan pendapatan secara accrual mengakibatkan pertambahan pendapatan bank pada saat jatuh waktu bunga. Sedangkan pengakuan pendapatan secara cash basis menyebabkan bertambahnya rekening ad­ministratif tunggakan bunga pada saatjatuh waktu pembayaran bunga dan pendapatan akan bertambah pada saat uang benar-benar telah diterima oteh bank dan nasabah non-performing tersebut.
Secara skematis kedua pengakuan pendapatan dapat dijabarkan dalam bagian akuntansi berikut ini.
Pendapatan Bunga Debitur.
Pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing, tidak diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non­performing. Dengan demikian, bank tidak perlu melakukan penyesuaian terhadap pendapatan bunga yang telah diakui sebelum aktiva produktif tersebut dinyatakan non-performing. Bunga dan aktiva non-performingyang tidak diakui sebagai pendapatan akan dicatat dalam rekening administra­tive karena merupakan peristiwa kontinjensi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam hat terjadi pelunasan yang berkaitan dengan aktiva produktif non-performing, pelunasan tunggakan bunga tersebut terlebih dahulu diperlakukan sebagai pelunasan tunggakan pokoknya.
Sebagat contoh, apabila pendapatan bunga debitur performing selama bulan Juli dihitung sebesar Rp. 1100 juts, sedangkan debitur non-perform­ingsebesar Rp. 23 juta akan dibukukan dengan ayatjumal sebagai berikut.
Accrual Basis.
D     Pendapatan Debitur YMH Diterima ...............  Rp. 100.000.000
K      Pendapatan Bunga Debitur ............................  Rp. 100.000.000

Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jumal berikut ini :

Cash Basis.
D : Rekening Administrant Rupiah -
Tunggakan Bunga ......................  Rp. 23.000.000

Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan derigan ayat jum—aT berikut ini

D : Kas .....................................................................  Rp. 23.000.000
K : Pendapatan Bunga Debitur ...........................  Rp. 23.000.000

Komisi dan Provisi.
Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan.
Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada para nasabah bank yang mempergunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada para nasabahnya.
SKAPI mengatur mengenai pengakuan pendapatan komisi dan provisi. Komisi dan provisi yang berkailan langsung dengan kegiatan perkreditan diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamorlisasikan secara sistimatis selama jangka waktu komitmen kredit. Apabila komitmen tersebut diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat penyelesaian komitmen tersebut.
Komisi dan provisi yang tidak berkailan langsung dengan kegiatan perkreditan namun lerkail dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistimatis selama jangka waktunya. Pendapatan atau beban komisi dan provisi tersebut disajikan sebagai bagian dan pendapatan dan beban operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.
Komisi dan provisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. Penclapatan atau beban komisi ini disajikan sebagai pendapatan dan beban operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.
Sebagai contoh, Bank Omega menyetujui kredit untuk PT. CVD sebesar Rp. 200juta selama jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0.6 persen dari pagu kredit, Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut
D : Kas ...........................................................................                     Rp.          1.200.000
K : Provisi Kredit Diterima Dimuka............................                     Rp.          1.200.000

Transaksi ini berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan terikat dengan jangka waktu. Oleh sebab itu perlu dialokasikan setiap bulan selama lima tahun mendatang. Provisi kredit ini akan dialokasikan menjadi pendapatan dan akan disajikan dalam laporan laba-rugi bulanan. Alokasi pendapatan
pada bulan pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Alokasi Bulan Pertama = 1/60 * Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000
Ayal jurnal yang dibual adalah sebagai berikul

D     Provisi Kredit Diterima Dimuka                            Rp.          20.000
K      Pendapatan Provisi Kredit                                     Rp.          20.000

Contoh lain, bila Bank Omega membebankan komisi kepada nasabah giro alas jasa ATM yang dipergunakannya sebesar Rp. 20.000. Transaksi ini tidak terikat dengan jangka waktu. Oleh Bank Omega akan dibukukan kedalam pendapatan dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D    Giro                                                                             Rp.          20.000
K    Pendapatan Komisi ATM                                        Rp.          20.000

Jenis pendapatan komisi yang dapatdiciptakan dalam bank banyak sekali, yang lazimnya berasal dari jasa yang ditawarkan.


Pendapatan Atas Transaksi Valuta Asing.
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba-rugi. Laba atau rugi yang timbul dari valuta asing harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba­rugi periode berjalan.
Terhadap aktiva dan kewajiban yang dimiliki suatu bank dalam valuta asing harus dijabarkan dalam valuta Rupiah. Penjabaran aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing kedalam valuta Rupiah harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba-rugi periode berjalan. Penjabaran seluruh aktiva can kewajiban dalam valuta asing kedalam Valuta Rupiah harus mempergunakan kurs tengah Bank Indone­sia. Teknis akuntansi untuk membukukan pendapatan atau kerugian yang timbul dari transaksi valuta asing ini dibahas dalam transaksi valuta asing.

Transaksi Berjangka Valuta Asing.
Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang.
Didalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara bodangka, atau dikenal dengan forward.
Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing di hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Akibat dari penggunaan kurs yang berbeda antara kurs spot dan for­ward, maka akan timbul laba atau rugi kurs. Selisih kurs ini merupakan diskonto atau premi. yang harus diamorlisasi secara proporsional sesuai dengan jangka waktu transaksi valuta berjangkalaba atau rugi kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan kurs tunai tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta berjangka harus diakui pada penode yang bersangkutan. Dengan demikian akan teqadi dua macam laba atau rugi akibat transaksi berjangka dalam valuta asing ini, yaitu diskonto dan pengakuan laba-rugi karena perbedaan kurs neraca dan transaksi berjangka tersebut.
Untuk transaksi berjangka valuta asing dalam rangka trading, selisih antara kurs yang diperjanjikan (contracted forward rate) dengan kurs tunai pada tanggal jatuh waktu (spot rate) diakui sebagai laba atau rugi transaksi valuta asing pada akhlr masa kontrak.
Dalam neraca, hutang atau piutang dan diskonto atau premi belum diamortisasi yang timbulnya dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus dijadikan sate dibagian harts atau kewajiban, tergantung pada saldo posisi neto dari kewajiban kontrak-kontrak valuta berjangka tersebut. Premi atau diskonto tersebut disajikan sebagai penambah atau pengurang beban bunga.
Teknik pembukuan transaksi berjangka valuta asing dapat dipelajari pada topik akuntansi untuk valuta asing.

Swap Suku Bungs.
Salah satu jenis hedging dan upaya unluk meraih keuntungan dalam mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan istilah swap.
Dalam kenyataannya, ada dua jenis transaksi swap. Pertama, adalah transaksi swap suku bunga dalam rangka pendanaan. Kedua, transaksi swap suku bunga dalam rangka trading.
Untuk transaksi swap dalam rangka pendanaan, selisih antara suku bunga yang dipertukarkan (original interest rate) dengan suku bunga yang dipedanjikan (contracted interest rate) disajikan sebagai penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasiken secara proporsional selama jangka waktu kontrak.
Untuk transaksi swap suku bunga dalam rangka trading, selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dengan suku bunga yang diperjanjikan diakui sebagai laba atau rugi pada akhir masa kontrak.
Teknik pembukuan transaksi swap ini dapat dijumpai pada pembahasan akuntansi dalam valuta asing.


Pendapatan Operasional Lainnya.
Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendapatan non-operasional yaitu pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utarna bisnis bank. Contoh dari pendapatan operasional lainnya adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal, dan lainnya.

Pengakuan pendapatan dari deviden erat kaitannya dengan metode pencatatan dari penyertaan, apakah secara cost atau equity method. Hal ini telah dibahas pada bab penyertaan pada bagian akuntasi penanaman dana.
Berikut ini diberikan contoh pendapatan lain yang timbul dari penjualan sural berharga. Apabila Bank Omega memiliki 100 lembar saham PT. BBC sebesar nominal Rp. 100.000 per lembar dan telah dibeli sebesar Rp. 9.800.000 untuk seluruh saham tersebut. Kemudian saham lersebut dijual Rp. 98.500 per lembar secara tunai. Perhitungan keuntungan dari penjualan saham dan ayat jumal untuk membukukan transaksi tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Harga perolehan saham.......................... Rp. 9.800.000
Harga Jual :Rp. 98.500 * 100................ Rp. 9.850.000
Keuntungan.............................................................................. Rp. 50.000

Keuntungan sebesar Rp. 50.000 harus disajikan dalam pendapatan operasional lainnya dalam lubuh laba-rugi bank.

D : Kas .........................................................................  Rp. 9.800.000
K : Keuntungan Dan Penjualan
Surat Berharga ..........................................................................  Rp.        50.000
K : Surat Berharga .....................................................  Rp. 9.850.000


Capital gain penjualan Surat berharga pasar modal harus diakui sebagai pendapatan bank.

Pendapatan Non-operasional.
Yang termasuk dalam kelompok pendapatan non-operasional adalah rupa-rupa pendapatan yang berasal dari aktivitas diluar usaha utama bank. Contohnya adalah pendapatan dari penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank, dan lainnya. Pendapatan ini harus diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega memiliki sebuah mobil dengan harga perolehan sebesar Rp. 35 juta dan telah disusutkan sebesar Rp. 30 juta dijual tunai seharga Rp. 7 juta. Perhitungan keuntungan ini akan dibukukan dengan ayat jumal sebagai berikut :

D: Kas ........................................................................  Rp. 7.000.000
D : Akumulasi Penyusulan Kendaraan ..............  Rp. 30.000.000
K : Kendaraan.......................................................... Rp. 35.000.000
K : Keuntungan Dan Penjualan Aktiva
Tetap...................................................................... Rp. 2.000.000
 Pendapatan Luar Biasa.
Disamping pendapatan operasional rutin dan non-operasional, bank kadangkala dihadapkan dengan sualu keuntungan yang diterima secara tiba-tiba atau tidak pemah diramalkan semula. Keuntungan ini merupakan suatu windfall profit, dan harus digolongkan sebagai keuntungan atau pendapatan luar biasa.
Pendapatan luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan mengenai sifat dan jumlahnya. Dengan demikian pedu batasan atau definisi mengenai pos atau transaksi apa saja yang dapat digolongkan yang sifatnya luar biasa.

Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi kedua kriteria sebagai berikut.
a.  Sersifat tidak normal (tidak biasa)
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan memilih tingkat abnormalitas yang linggi dan tidak berhubungan dengan aklifitas perusahaan sehari­hari.
b.  Tidak Sering Terjadi.
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak dihubungkan akan terulang lagi di masa yang akan datang.
Jadi yang dalam menerapkan kedua kritena tersebut, harus dipertimbang­kan faktor lingkungan dari perusahaan dan frekuensi kejadian atau transaksi, seperti karakleristik industri dan perusahaan yang bersangkutan, faktor geografis perusahaan, dan faktor lainnya seperti politis dan lain sebagainya. Pengakuan pendapatan yang sifatnya luar biasa ini akan mengacu kepada Prinsip Akuntansi Indonesia.
Kejadian yang selalu menjadi pertimbangan bank adalah perubahan kurs valuta asing terhadap mata uang Rupiah. Kenaikan atau penurunan selisih kurs valuta asing tidak dapat dijadikan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa bagi bank di Indonesia karena faham yang diterapkan dalam kurs valuta asing adalah ngambang terkendali (floating rate).
Akan telapi, apabila terjadi selisih kurs yang naik secara tiba-tiba, atau naik dengan jurnlah yang cukup besar seperti adanya devaluasi Rupiah terhadap valuta asing, maka kejadian ini dapat digolongkan kedalam pos luar biasa (extraordinary item). Keuntungan yang timbul dari kenaikan selisih kurs akibat dari devaluasi merupakan keuntungan atau pendapatan yang timbul dari transaksi yang luar biasa. Disebut War biasa karena peristiwa devaluasi bukan merupakan peristiwa yang biasa.
Akan tetapi, bila kenaikan atau penurunan yang sangat tajam terjadi di negeri Amerika Selatan, yang terkenal dengan Bering adanya devaluasi dan tingkat inflasi yang hipertinggi, maka peristiwa ini tidak dapat dianggap sebagai peristiwa luar biasa.

Koreksi Masa Lalu.
Tidak semua pos dalam laba-rugi periode lalu harus dikoreksi. Pos-pos yang harus dilaporkan sebagai koreksi masa lalu dan tidak diperhitungkan sebagai unsur laba periode berjalan adalah koreksi terhadap kesalahan. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan dalam laporan keuangan periode yang lalu yang berasal dari kesalahan perhilungan atau kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat atau tidak dapat diterima, kelalaian mencatat suatu transaksi atau kojadian yang telah terjadi, dan kesalahan yang bersifat matematis.
Koreksi masa lalu yang dilakukan harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode dimana koreksi tersebut dilakukan.

Pengaruh Kumulatif Perubahan Prinsip Akuntansi.
Adakalanya terjadi perubahan penerapan prinsip akuntansi dalam suatu periode tertentu karena alasan manajemen. Perubahan penerapan prinsip akuntansi ini dapat saja berpengaruh pada pendapatan banksehingga hares dikoreksi dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
PAI mengatur mengenai pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi sebagai berikut.

Pengaruh kumulatif akibat perubahan dari suatu prinsip akuntansi yang lazim ke prinsip lainnya yang juga sesuai dengan PAI harus dilaporkan dalam perhitungan laba-rugi periode terjadinya perubahan, dan disajikan d antara pos luar biasa dan laba bersih.

Jumlah pengaruh kumulatif dari perubahan ke prinsip akiintansi yang baru merupakan selisih antara jumlah laba yang ditahan pada awal periode perubahan dengan jumlah laba yang ditahan yang seharusnya dilaporkan bila prinsip akuntansi yang baru tersebut telah diterapkan secara retroaktif untuk seluruh periode yang dipengaruhi.









2.  AKUNTANSI BEBAN BANK.
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.
Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan kedalam perhitungan laba-rugi pada saatjatuh waktu tanpa tedebih dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya secara proporsional.
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya operasianal seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-biaya ini merupakan beban periode berjalan.

BIAYA BUNGA.
Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan. Biaya bunga ini telah dibahas pada waktu mengupas akuntansi penanaman dana.

BIAYA VALUTA ASING.
Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam transaksi spot, tonvard, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.
Khusus untuk transaksi forward, kerugian selisih kurs antara tanggal penutupan kontrak dan tanggal relisasi akan diamortisasikan selama jangka waktu kontrak tersebut. Perbedaan kurs antara tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta berjangka akan diakui sebagai biaya periode berjalan dalam transaksi.
Mekanisme transaksi daiam valuta asing ini akan dibahas akuntansi dalam valuta asing.

BIAYA BUNGA.
Biaya bunga pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecuali pendapatan bunga dalam aktiva produktif non-performing.

BIAYA OVERHEAD.
Dalam operasi bank sehari-harinya dipedukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya atau beban ini berhubungan tangsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu harus dicatat dan diakui-sebagai beban periode berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-masa mendatang.
. Biaya overhead yang tedadi di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut.
a.  tidak dapat diidentifikasiakn secara langsung dengan jasa dihasilkan, karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
b.   Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya over­head untuk beberapa periode.
c.    Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.
Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam laporan laba –rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya yang berkaitan dengan pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional kantor yang bukan biaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.

Biaya Pegawai.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji pegawai sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 19XX, dan membayar tunjangan kesehatan Rp. 50juta secara tunai. oleh Bank Omega akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D: Gaji Pegawai.................................................. Rp. 200.000.000
D : Tunjangan Kesehatan .....................................  Rp. 50.000.000
K: Kas ..................................................................... Rp. 250.000.000
Biaya Kegiatan Kantor.
Contoh lain adalah biaya yang berkenaan dengan kegiatan kantor. Apabila Bank Omega Cabang Jakarta mengeluarkan biaya pengurusan tamu sebesar Rp. 20 juta selama bulan Desember 19XX, biaya listrik dan air sebesar Rp. 45 juta, biaya riset untuk kegiatan marketing periode berjalan Rp. 43 juta, biaya alai tulis kantor Rp. 23 juta. Semua dibayarkan secara tunai.
D : Biaya Entertainment........................
Rp.
20.000.000
D
Biaya Listrik dan Air..........................
Rp.
45.000.000
D
Biaya Riset ..............................................
Rp.
43.000.000
D
Biaya Alat Tulis Kantor ..................
Rp.
23.000.000
K
Kas ..............................................................
Rp.
131.000.000

Khusus untuk biaya riset dapat ditangguhkan dan dialokasikan secara berkala apabila manfaatnya dirasakan lebih dan satu tahun.

biaya Penyusutan.
Penyusutan merupakan alokasi biaya yang dibebankan kedalam laporan laba-rugi menurut kriteria atau berdasarkan waktu dengan beberapa pilihan atau metode penyusutan sebagai bedkut.
a.   Metode garis lurus, dimana besarnya penyusutan dilakukan dengan jumlah yang sama setiap periode.
b.   Metode pembebanan yang menurun, yang terdiri dari
·       Metode Sum-of-the-year digits method, dimana besamya penyusut­an akan menurun setiap periodenya dibanding dengan periode sebelumnya.
·       Metode Declining balance method, dimana besarnya penyusutan akan semakin kecil setiap periodenya dan tarip yang dipergunakan adalah dua kali tarip semula.
Untuk aktiva tetap tak berwujud umumnya diamortisasikan berdasarkan metode garis lurus dan penyusutannya langsung mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan.


BIAYA NON-OPERASIONAL.
Selain biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan utama bank, juga ada biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank. Kerugian dari penjualan aktiva tetap merupakan salah sate contoh dari biaya non-operasional.
Sebagai contoh apabila Bank Omega cabang Jakarta menjual inventaris kantor secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp. 400.000 secara tunai dimana harga perotehannya sebesar Rp- 3.000.000 dan telah habis disusutkan. Ayatjumal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :

D     Kas                                                                              Rp.        400.000
D            Akumulasi Penyusutan — Inventaris
Kantor.......................................................................... Rp.    3.000.000
K : Inventaris Kantor .......................................................  Rp.    3.000.000
K    : Keuntungan Dan Penjualan Aktiva Tetap.......... Rp.        400.000
POS LUAR BIASA.
Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan sebagai pos luar biasa harus dipisahkan dan hasil usaha sehari-hari dan ditunjukan secara terpisah dalam perhitungan laba-trugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.
Seperti halnya pendapatan luar biasa, biaya luar biasa kejadianya tidak normal atau tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan, sehari-hari serta tidak sering terjadi atau tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
Peristiwa seperti gempa bumi dan apabila merugikan bank dapat digolongkan sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila di satu negara, seperti Jepang misalnya, peristiwa ini sangat sering terjadi. Dengan demikian kerugian akibat peristiwa ini tidak bisa digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.

KOREKSI MASH LALU.
Korteksi masa lalu yang berkaitan dengan unsur laba-rugi dapat dilakukan apabila telah terjadi kesalahan dalam penghitungan atau kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat waklu atau tidak dapat diterima, kelalaian mencatat suatu transaksi atau kejadian yang telah terjadi, dan kesalahan matematis.
Koreksi yang dilakukan terhadap laba-rugi periode lalu harus tetap dlungkapkan.

PAJAK PENGHASILAN.
Pos biaya paling akhir dalam tubuh laporan laba-rugi adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak (taxable income) untuk diperhitungkan dengan tarip pajak penghasilan.
Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih perhilungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena pajak), yang disebabkan perbedaan waktu (timing difference) pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan pajak, ditampung dalam pos 'Pajak Penghasilan' yang ditangguhkan dan dialokasikan pada beban pajak penghasilan tahun-lahun mendatang.


AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTINJEN
Pada lembaga perbankan terdapat transaksi yang diistilahkan sebagai transaksi off balanced. Transaksi off balanced adalah transaksi yang belum dapat dicantumkan dalam laporan rugi laba maupun neraca. Dengan kata lain suatu transaksi digolongkan sebagai transaksi off balanced bila transaksi itu belum perlu dibukukan secara intrakomtabet sehingga belum mempengaruhi posisi aktiva maupun pasiva pada saat itu. Dalam istitah akuntansi, transaksi ini dikatakan sebagai transaksi yang masih bersifat administratif. Oleh karena itu dalam laporan keuangan bank sering muncul rekening administratif. Dalam laporan itu dikelompokkan menjadi rekening administratif untuk komitmen dan untuk kontinjensi.
Pelaporan transaksi yang masih bersifat administratif perlu dilakukan sebab transaksi ini mengandung risiko terutama bila pihak yang bertransaksi dengan bank melakukan wan prestasi atau cidera janji. Di sisi lain pelaporan rekening ini akan membantu bank datam mengelola likuiditas bank. Dengan mengetahui tagihan dan kewajiban potensiat dimasa datang, maka bank dapat memperkirakan kebutuhan dan sumber likuiditas yang harus dipenuhi.
Akuntansi untuk komitmen dan kontinjensi akan dicatat secara single entry. Tujuan dari pencatatan secara single entry ini adalah untuk mengetahui sisa kewajiban atau tagihan suatu bank kepada nasabahnya. Hal ini dapat diketahui pads saat menyusun laporan keuangan, dimana harus dijabarkan besarnya masing-masing komitmen dan kontinjensi.
Pada akhir periode atau pada tanggal pelaporan keuangan, bank diwajibkan membuat suatu laporan komitmen dan laporan kontinjensi untuk mengetahui posisi rekening administratif, apakah berada pada posisi long atau lebih besar tagihan daripada kewajiban, atau berada pads posisi short alau lebih besar kewajiban daripada tagihan.

A.    AKUNTANSI KOMITMEN
Komitmen adalah ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (Irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Komitmen dituangkan dalam perjanjian tertutis yang mengikat kedua belah pihak dan sifatnya pasti. Pembatatan sepihak akan berakibat hukum dan oleh karena itu harus dilaksanakan apabila semua persyaratan yang disetujui dalam perjanjian tersebut telah dipenuhi. Komitmen hanya dapat dibatalkan bila ada persetujuan kedua betah pihak atau perjanjian tersebut cacat demi hukum. Komitmen dapat menimbulkan tagihan atau kewajiban bagi pihak-pihak yang bertransaksi.
1. Komitmen Tagihan
Komitmen tagihan adalah komitmen yang menimbulkan hak bagi pihak bank untuk memperoleh seperti yang diperjanjikan dengan pihak lain yang bertransaksi. Komitmen tagihan pada akhirnya kalau direalisasi akan menimbulkan posisi aktiva maupun pasiva bank. Komitmen yang tergolong tagihan misalnya:

a.   Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum digunakan
Fasilitas ini merupakan fasilitas pinjaman yang diterima oleh bank dari Pihak lain dan belum ditarik atau digunakan oleh bank penerima. Fasilitas ini akan  dicatat sebesar nilai nominal yang diperjanjikan dan selanjutnya bila ada mutasi akibat penarikan/penggunaan pinjaman maka harus dikurangkan sebesar nilai penarikan. Dalam hal seperti ini pada akhirnya pada saat pelaporan akan muncul sebesar saldo fasilitas pinjaman yang masih dapat ditarik. Pencatatan komitmen ini sebenarnya sudah disinggung pada saat membahas pinjaman diterima di bab sebelumnya.

Pada saat terjadi komitmen:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR fasilitas pinjaman diterima
Rp


dan belum digunakan



Pada saat pinjaman diterima tersebut ditarik:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR fasilitas pinjaman diterima

Rp........

dan belum digunakan







b.   Pembelian valuta asing berjangka
Pembelian valuta asing berjangka adalah transaksi berjangka valuta asing (Forward future) yang masih outstanding pada saat tanggal laporan. Transaksi ini dicatat sebesar nilai tagihan bank atas valuta berjangka ini. Transaksi ini menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku. Sedangkan jurnat pada saat terjadinya komitmen adalah:

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR pembetian valuta asing berjangka
Rp .....


        yang masih berjalan


      
c.    Pembelian valuta asing tunai (spot) yang belum terselesaikan
Transaksi ini yang belum terselesaikan sampai dengan tanggal pelaporan keuangan, dicatat dalam rekening komitmen kelompok tagihan. Transaksi ini akan menjadi tagihan pada saat diselesaikan. Penyelesaian transaksi ini paling lambat yang lazim adalah dua hari sejak tanggal transaksi. Penyajian transaksi valas ini sebesar nitai yang harus diselesaikan pada tanggal laporan.

Pencatatan pada saat komitmen disepakati:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR pembelian valuta asing tunai
Rp          


           yang masih berjalan



Pencatatan pada saat komitmen diselesaikan
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR pembelian valuta asing berjanqka

Rp ........

yang masih berjalan



2. Komitmen Kewajiban
Komitmen kewajiban adalah suatu janji yang akan menimbutkan kewajiban bagi pihak bank dan tak dapat dibatalkan secara sepihak. Komitmen ini antara lain:
a.      Fasilitas kredit yang diberikan dan belum ditarik
Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dan belum ditarik atau belum digunakan akan menimbulkan kewajiban merealisasi bila nasabah menariknya. Oleh karena itu transaksi ini dicatat dalam komitmen kewajiban. Komitmen ini dicatat saat terjadi komitmen dan akan terjadi mutasi sejalan dengan penarikan kredit ini oteh nasabah/debitur. Jadi dapat dikatakan bahwa fasilitas ini pada saat perjanjian dicatat sebesar Nilai plafon kredit yang disetujui, kemudian akan terjadi mutasi atau berkurang sejalan dengan jumlah kredit yang ditarik. Rekening ini akan outstanding sebesar saldo yang belum ditarik.
Pencatatan ketika komitmen terjadi:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR fasilitas kredit yang diberikan
Rp ............


dan belum digunakan



Sedap ada penarikan, pencatatannya adalah:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr RAR fasilitas kredit yang diberikan

Rp          

     dan belum digunakan



b.   Kewajiban pembelian kembati aktiva yang dijual dengan syarat repo
Dalam praktik perbankan, kita jumpai adanya perjanjian untuk membeli aktiva bank yang telah dijual sebelumnya. Pembetian kembali tersebut lazimnya dilakukan setetah jangka waktu tertentu (jatuh tempo) menurut kesepakata­n antara bank penjual dengan pihak lain/bank lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa repurchase agreement adalah komitmen bank untuk membeli kembali sesuai waktu yang diperjanjikan dan harga yang diperjanjikan pada akhir periode tertentu. Aktiva yang dijual dengan syarat repo umumnya aktiva finansial (sekuritas tertentu). Transaksi ini akan dicatat sebesar harga yang disepakati kedua belah pihak. Dengan demikian dalam rekening administratif pun akan dicatat sesuai dengan nilai kewajiban yang akan timbut sesuai perjanjian. dengan jurnal sebagai berikut:

Tgl
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR kewajiban pembelian kembah aktiva



      bank yang dijual dengan syarat repo

Rp.....

Jurnal tersebut akan tetap outstanding hingga aktiva bank yang dijual da­diperjanjikan telah jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo transaksi ini dinihilkan dengan cars mendebet rekening tersebut sebesar nominal yang dicatat sebelumnya.
Tgl
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR kewajiban pembelian kernbati aktiva



    bank yang dijual dengan syarat repo
Rp ......

      

c.      Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang tak clapat dibatatka­(Irrevocable) dalam rangka perdagangan datam negeri.
SKBDN yang tak dapat dibatalkan merupakan jaminan dalam bentuk SKBDN dalam rangka lalu lintas perdagangan dalam negeri. Penerbitan SKBDN merupakan ­tindakan bank untuk memberikan non cash loan kepada nasabah. sebagai pemberian kredit non kas, maka bank terikat dengan perjanjian untuk melakukan pembayaran apabila SKBDN dicairkan oleh pihak penerima (beneficiary). Untuk itu transaksi seperti ini harus dicatat dalam rekening administratif selama belum dicairkan oleh beneficiary sebesar nominal SKBDN yang diterbitkan.
Pencatatan pada rekening administratif pada saat penerbitan SKBDN, dan pada saat pencairan oleh pihak penerima di bank pembayar (bank lain/ cabangnya). Saldo komitmen kewajiban ini akan tampak pada setiap akhir periode pelaporan dengan melihat pendebetan rekening (pada saat terbit) dan pengkreditan rekening ini (pada saat pencairan).
Pencatatan saat penerbitan SKBDN yang tak clapat dibatalkan:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR SKBDN tak dapat dibatalkan

Rp




Pada saat bank pembayar melakukan pembayaran terhadap beneficiary, maka bank penerbit membukukan rekening administratif sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debet               Kredit





Dr. RAR SKBDN tak dapat dibatalkan
Rp......






d.      Akseptasi wesel berjangka atas dasar SKBDN berjangka (usonce L/C)
Penerbitan SKBDN berjangka akan menimbulkan penerbitan wesel berjangka atas SKBDN tersebut oleh pihak bank pembayar yang disetujui oleh beneficiary. Wesel tersebut dapat didiskontokan/ditunaikan sebelum jatuh tempo bila mendapat akseptasi/kesanggupan dari bank penerbit SKBDN. Dengan demikian bank penerbit SKBDN berarti mempunyai kewajiban membayar wesel tersebut sekiranya dicairkan atau jatuh tempo. Oleh karena itu pencatatan akseptasi wesel sebagai komitmen kewajiban dilihat dari bank penerbit SKBDN. Akseptasi ini tidak bisa dibatalkan, sehingga mengikat bank untuk memenuhi kewajibannya di kemudian hari bila wesel tersebut dicairkan/ditunaikan atau jatuh tempo. Untuk itu rekening ini dicatat dalam komitmen kewajiban dengan jurnal sebagai berikut:

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR wesel berjangka yang diaksep

Rp





Pada saat wesel tersebut jatuh tempo atau ditunaikan, maka bank penerbit SKBDN akan membukukan rekening administratif ini:

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR wesel berjangka yang diaksep
Rp ......






e. Penjualan valuta asing berjangka
Transaksi penjualan valuta asing berjangka Bering dilakukan oleh bank. Transaksi ini akan menimbulkan komitmen tagihan dalam valuta asing tetapi akan menimbulkan komitmen kewajiban untuk valuta rupiah. Dalam konteks transaksi rupiah, maka pencatatan pada saat transaksi penjualan dilakukan akan dicatat dalam rekening administratif:

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR penjualan valuta asing berjangka

Rp .........





f.        Penjualan valuta asing tunai (spot) yang belum diselesaikan
Transaksi ini akan menimbulkan kewajiban bank, dengan demikian saat trans--. dicatat dalam rekening administratif sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR penjualan valuta asing berjangka

Rp






LAPORAN KOMITMEN.
Merupakan suatu kewajiban bagi bank untuk melaporkan besarnya kewajiban. Atau tagihan bersih atas seluruh transaksi kornitmen yang telah dilakukan.
Tujuan dari laporan komitmen adalah untuk alat kontrol bagi bank yang bersangkutan dalan mengelola aktiva dan kewajibannya termasuk didalamnya pengelolaan alat likuid untuk memenuhi kewajiban yang diperkirakan akan terjadi beberapa hari atau bulan yang akan datang yang akan dikaitkan dengan tagihan yang akan dilerima.
laporan komitmen ini dibuat setiap tanggal laporan bersamaan dengan pembuatan neraca dan laporan laba-rugi Laporan ini akan memerinci seluruh kewajiban dan catatan komitmen yang dimiliki oleh suatu bank. Melalui laporan ini dapat diketahui apakah bank memiliki suatu kewajiban atau tagihan bersih dari sejumlah kornitmen yang telah ada. Komitmen ini juga akan mempengaruhi perhitungan aktiva tertimbang menurut resiko dalam rangka perhitungan rasio kecukupan modal (CAR).
Contoh laporan Komitmen
LAPORAN KOMITMEN
Per 31 januari 19XX
(dalam Jutaan Rupiah)
TAGIHAN

KEWAJISAN


1)  Fasifilas


1) Fasililas Kredit


Pinjaman Yang


Yang Diberikan
Rp.
85
Dilerima
Rp.
125.000
2) Irrevocable UC


2) Penjualan Spot


DN Rep6
Rp.
300
Valas
Rp.
41
3) Wesel Beqangka


3) Penjualan


Yang Diaksep
Rp.
400
Forward valas
Rp.
31,125
4) Pembelian Spot





Valas
Rp.
12,9



5) Pembelian Forward





Valas
Rp.
41,4
Jumlah Taglhan
Rp. 125.072,125
Jurnlah Kewajlban
Rp.
839,3
JUMLAH TAGIHAN BERSIH      Rp. 124.232,825 Juta



Dengan demikian, Bank Omega masih akan mendapatkan dana sebesar Rp. 124,23 milyar yang berarti akan ada pertumbuhan dalam jumlah aktiva.


B.AKUNTANSI KONTINJENSI BANK
Kontinjensi adalah keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu bank, yang baru akan terselesaikan dengan terjacli atau tidak terjadinya peristiwa di masa datang. Transaksi yang bersifat ­kontinjensi (bersyarat) ini belum mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban rill saat ini, akan tetapi secara antisipatif kontinjensi tersebut akan menjadi kewajiban atau tidak sangat tergantung terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang berkaitan dengan kontinjensi ini di masa yang akan datang. Kontinjensi bank terdiri dari kontinjensi tagihan dan kontinjensi kewajiban.
1. Kontinjensi Tagihan
a.     Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain
Bank garansi dari bank lain adalah semua bentuk bank garansi atau jaminan yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank penjamin apabila pihak yang dijamin melakukan ingkar janji atau wan prestasi di kernudian hari. Penerimaan jaminan ini dalam bentuk bank garansi baik risk sharing, standby L/C maupun pelaksanaan proyek seperti bid bond, performance bond dan advance payment bond. Di samping itu juga dapat berupa endosement surat berharga. Pencatatan rekening ini sebesar bank garansi yang diterima pada posisi kredit dan akan tetap outstanding hingga bank garansi jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo rekening administratif ini harus dinihilkan dengan cara didebet sebesar nilai bank garansi jatuh tempo.
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR bank garansi dari bank lain
Rp.....






Pada saat jatuh tempo, pencatatannya:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR bank garansi dari bank lain

Rp ..........




b. Pembelian opsi valuta asing
Opsi adalah perjanjian yang memberikan hak pilihan kepada pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak menggunakan dalam kontrak jual beli valuta asing. Bila pada saat expiration date opsi itu memberikan keuntungan maka pembeli opsi akan melakukan eksekusi, sebatiknya bila tidak menguntungkan maka opsi tersebut tidak dilaksanakan. Opsi ini sifatnya tidak mengikat harus melakukan eksekusi, oleh karena itu ditampung dalam rekening administratif sebagai kontinjensi tagihan pada saat kontrak opsi ditandatangani.
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR pembelian opsi valuta asing
RP ...






Bila opsi tersebut jatuh tempo, baik dilaksanakan atau tidak, maka rekening administratif tersebut harus dinihilkan/didebet:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR pombelian opsi valuta asing

Rp





c.  Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Dalam akuntansi perbankan khususnya yang menyangkut pendapatan bunga dari aktiva produktif, bank akan menganut prinsip konservatif dalam arti sangat hati-hati. Bank akan membukukan pendapatan bunga dalam rekening nominal dengan accrual basis maupun cash basis kalau aktiva tersebut masuk dalam kolektibilitas lancar. Dengan demikian kalau aktiva yang mendatangkan pendapatan bunga itu tergolong lancar maka tidak akan timbui rekening administratif.
Rekening administratif kontinjensi tagihan akan timbul bila aktiva produktif yang mendatangkan pendapatan bunga masuk kolektibilitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan bahkan macet. Pendapatan bunga yang ditimbutkannya akan diakui dengan dasar kas (accrual basis). sebagai konsekuensinya pendapatan bunga yang beturn diterima tetapi sudah menjadi hak bank harus dicatat datam rekening administratif pendapatan bunga dalam penyelesaian.
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR pendapatan bunga dalam
Rp ...


     Penyelesaian




Bila pendapatan bunga dalam penyelesaian telah diterima, maka rekening ini harus didebet sesuai dengan nominal penerimaan bunga. Pendebetan ini diikuti dengan pencatatan pada rekening riR dan nominal.
2. Kontinjensi Kewajiban
a.        Garansi yang diberikan
Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh bank yang bersangkutan wan prestasi atau cidera janji. Bentuk bentuk tersebut misalnya bank garansi, akseptasi atau endosemen surat berharga, dan lainnya.

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR garansi yang diberikan

Rp ...

     dan beturn jatuh tempo



Nilai yang disajikan sebesar jumlah rupiah garansi yang diberikan oleh bank. Rekening ini akan dinihilkan atau didebet bila garansi telah jatuh tempo keadaan wan prestasi atau tidak.
b.        Surat Kredit Berdokumen dalam Negeri (SKBDN) yang dapat dibatalkan (revocow L/C) dalam rangka perdagangan dalam negeri.
SKBDN ini dapat dibatalkan saat berlakunya atau saat masih berjalan ­sehingga tidak ada kepastian bank untuk melakukan kewajiban. Bank akan melakukan pembayaran atau tidak tergantung SKBDN tersebut dibatalkan atau tidak. Untuk itu SKBDN jenis ini akan dicatat dalam rekening administrative ­kelompok kontinjensi kewajiban ketika SKBDN tersebut diterbitkan. Pencatatan, dalam rekening administratif sebesar nilai SKBDN yang diterbitkan:

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR SKBDN dapat dibatalkan dan

Rp ...

masih berjalan



Pada saat SKBDN jatuh tempo atau saat pembayaran, maka rekening administratif ini didebet:

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR SKBDN dapat dibatalkan dan
Rp ...


masih berjatan



c.       Penjualan opsi valuta asing
Opsi jual (put option) adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsi untuk menjual valuta asing pada harga tertentu selama atau pada akhhir masa opsi. Sebagai opsi, pemegang opsi jual tentu akan melakukan bila underlying assets pada akhir periode memiliki harga dibawah strike price. Sebaliknya bila harga jual pada saat jatuh tempo (expiration date) di alas strike price maka pemegang opsi tidak akan melaksanakan opsinya. Dengan memperhatikan karakter opsi seperti ini, maka transaksi penjualan opsi merupakan transaksi bersyarat yang masuk dalam kelompok kontinjensi kewajiban dengan pencatatan pada saat kontrak:
Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Cr. RAR Penjualan opsi valuta asing

Rp ...





Catatan ini akan dinihilkan dengan cara mendebet rekening tersebut bila opsi telah jatuh tempo.

Tanggal
Rekening
Debet
Kredit





Dr. RAR penjualan opsi valuta asing,
Rp ...





Rekening komitmen maupun kontinjensi seperti yang disampaikan di atas dalam laporan keuangan bank tidak setalu muncul. Beberapa rekening yang tidak muncul karena dianggap inmaterial sehingga digabung dalam rekening komitmen atau kontinjensi lainnya seperti tampak pada format taporan komitmen dan kontinjensi terkini. Namun demikian bisa saja muncul semuanya bila dipandang cukup material.

LAPORAN KONTINJEN.
Setiap tanggal laporan akan dibuatkan laporan kontinjen yang akan menjabarkan posisi kontinjen Bank, apakah terjadi short atau long position

BANK OMEGA
LAPORAN KONTINJEN
TAGIHAN


TUNGGAKAN

1. Tunggakan Bunga ............
Rp.
18 jt
1.       Bank Garansi Yg.




Belum Jt. Waktu............. Rp.
500 Jt



2.       Bank Garansi Yg.




Sudah Jt. Waktu.............. Rp
350 A



3. LJC DN Revocable............... Rp.
300 Jt
JUMLAH TAGIHA14............
Rp.
18 Jt.
JUMLAH KEWAJISAN ... Rp.
1.150 Jt
SALDO KEWAJIBAN BERSIH KONTINJENSI...........................        Rp. 1.132 Juta




1 comments:

Anonymous said...

Halo,
Perkenalkan, Nama saya Wenny
Saya adalah development dari ForexMart, Kami melihat website anda dan kami ingin mendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda. 
Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke wenny@forexmart.com, terimakasih

Post a Comment