Sunday, November 24, 2013
1.1 Masalah
Penelitian
Permasalahan
dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam
maupun para peneliti, permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai
keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap
antara kebutuhan yang diinginkan dan kebutuhan
yang ada. Dari dua definisi tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah
penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang
diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Di bidang ekonomi, bisnis, dan akuntansi berbagai
kesenjangan yang terjadi dapat menyangkut berbagai bidang yang sangat luas.
Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu atau dengan kata lain dapat menutup atau
setidak-tidaknya memperkecil kesejangan tersebut.
Proses perumusan masalah dimulai
karena adanya problem yang teridentifikasi, penentuan prioritas masalah yang
akan diteliti dan analisa untuk menentukan masalah-masalah yang mungkin untuk
diteliti.
Ketika ditemukan suatu masalah,
tidak selalu masalah tersebut bisa langsung terindentifikasi apalagi dirumuskan
menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena luasnya persoalan
yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-kemungkinan masalahnya
dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan ditetapkan
untuk diteliti.
Awal Sebuah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka
dapat dikatakan bahwa yang pertama kali menjadi titik awal perumusan masalah
adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu masalah tersebut dapat
bersumber dari :
Adanya keadian atau
kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak semestinya.
Contohnya :
Contohnya :
Pada waktu melewati jalan di depan
Pasar Klewer (Solo), ditemui keruwetan dan kekacauan lalu lintas. Timbul
keinginan untuk membuat arus menjadi teratur dan tertib. Kemudian mencoba untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan penyebabnya. Dari semua kemungkinan, ditetapkan
satu atau dua faktor utama untuk diteliti.
Adanya kekurangan
informasi.
Contohnya :
Sebuah perusahaan mengeluarkan
produk baru yang dikatakan mampu meningkatkan workability beton. Banyak
kontraktor yang menggunakannya dan memang terbukti demikian adanya. Namun,
produk itu belum diuji efeknya pada properties yang lain: seperti segregasi,
porositas, dan lainnya. Maka dirasa perlu untuk mengisi kekosongan informasi
ini dengan melakukan penelitian tentang efek penggunaan produk tersebut pada
porositas beton misalnya.
Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian sebelumnya, baik untuk menambahkan apa yang belum tercover dalam penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi yang sudah didapat dari penelitian sebelumnya.
Contohnya :
Hasil laporan dari penelitian
tentang pencemaran sungai Bengawan Solo yang diakibatkan oleh pembuangan limbah
oleh pabrik-pabrik memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian yang sama
tapi menggunakan sample air sungai yang diambil di bagian yang lain dari sungai
itu, misalnya di daerah hilir.
Adanya informasi yang cukup
banyak tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu masalah dan berusaha
menghubungkan faktor-faktor tersebut dalam sebuah model.
Contohnya :
Sudah diketahui bahwa susut pada
beton dipengaruhi oleh kadar semen dalam campuran, faktor air semen, umur
beton, serta temperatur dan kelembaban udara dimana beton tersebut berada. Timbul
keinginan untuk mengkuantifikasi semua faktor itu dan menghubungkannya satu
dengan yang lain sehingga didapat satu model yang bisa dipakai untuk
memprediksi jumlah susut beton pada umur tertentu berdasarkan factor-faktor
lain yang diketahui.
Adanya keraguan atas hasil, model, atau teori yang diusulkan oleh peneliti lain.
Contohnya :
Seorang peneliti menjelaskan bahwa
penyebab terjadinya banjir yang berulang kali terjadi di kota Solo sejak tahun
2000 adalah karena penebangan pohon di daerah hulu sungai Bengawan Solo.
Sekalipun memang ada evidence yang menunjukkan masyarakat daerah hulu
sungai memang menebang pohon, tetapi ada faktor lain yang tidak dipertimbangkan
oleh peneliti tersebut yaitu padatnya hunian di bantaran sungai.
Adanya pertentangan dalam
hasil, model atau teori yang diajukan oleh berbagai peneliti.
Contohnya :
Contohnya :
Dari informasi yang diperoleh
diberbagai literatur ditemukan adanya perbedaan model yang cukup mencolok untuk
memprediksi kekuatan beton pada umur 28 hari antara satu peneliti dengan yang
lain. Maka dirasa perlu untuk melakukan experiment untuk memverifikasi model
yang tepat.
Demikianlah sedikit mengenai
sumber-sumber yang menjadi titik awal sebuah penelitian dilakukan. Dengan
adanya masalah maka akan timbul keinginan untuk melakukan penelitian dan
menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
1.3 Pemilihan
Kriteria Perumusan Masalah
Mengingat demikian
pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian,
sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan
melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu
sendiri. Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa kriteria perumusan masalah.
Ada setidak-tidaknya
tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian
yaitu:
1.
Berwujud kalimat tanya atau yang
bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan
jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris,
yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan
manusaia.
2.
Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya
pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,
diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai
pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah
ada.
3.
Hendaknya dirumuskan di dalam konteks
kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan
implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi
proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Ada beberapa kondisi
yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Masalah
biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2. Rumusan
masalah hendaknya jelas dan padat
3. Rumusan
masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4. Rumusan
masalah merupakan dasar membuat hipotesis
5. Masalah
harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Masalah yang sedemikian
banyak, perlu dipilih masalah yang paling layak dan penting untuk diteliti.
Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan
proses pelingkupan atau scoping.
Mukayat (1994) menyebutkan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
melihat apakah suatu masalah layak atau penting untuk diteliti, sebagai
berikut:
a. Apakah
benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari jawabannya?
b. Apakah
masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan pada waktu
penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)?
c. Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where (di mana), why
(mengapa), when (mengapa), dan how (bagaimana)?
d. Apakah
masalah yang dipilih itu memiliki relevansi dengan gerak pembangunan (memiliki
kemanfaatan praktis)?
e. Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari jawaban
masalah yang ditentukan itu sehingga dapat menghasilkan suatu pengetahuan yang
bulat.
Pemahaman terhadap
pemilihan masalah tersebut menjadi sangat penting khususnya bagi peneliti agar
terhindarkan dari upaya pemecahan masalah yang bukan merupakan masalah penelitian.
Suatu masalah, bukan merupakan masalah penelitian sudah tentu tidak memenuhi
kriteria yang telah disebutkan di atas, atau ketika kemungkinan jawaban dari
pemecahan masalah tersebut hanya ada satu tanpa ada kemungkinan alternatif yang
lain dari satu jawaban tersebut.
1.4
Pedoman Merumuskan Masalah
Pedoman
Merumuskan Masalah penelitian
Fraenkel dan
Wallen (1990,dalam Sugiono, 2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang
baik memenuhi hal-hal barikut:
a)
Masalah
harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari jawabannya
melalui sumber yang jelas, tidak banya menghabiskan dana, tenaga dan waktu
b)
Masalah
harus jelas, dalam arti semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap
masalah tersebut
c)
Masalah
harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan
praktis
d)
Masalah
bersifat etis, yaitu tidak berkenaan denagn hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan, dan agama.
Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi
(1989) senada dengan Tuckman (dalam Sugiono, 2000) menyarankan perumusan
masalah sebagai berikut:
a.
Masalah
hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya ?
b.
Rumusan
masalah hendaknya padat dan jelas
c.
Menautkan
hubungan antara dua atau lebih variabel
Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang
kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Bentuk-bentuk Masalah
Dalam
perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentukmasalah.
Sugiyono (2000) menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah
deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.
a. Masalah deskriptif
Masalah deskriptif
yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang
berdirisendiri). Jadi dalam peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan
variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
·
Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap
perguruan tinggi negeri berbadan hokum ?
·
Seberapa tinggi efektivitas kebijakan
mobil berpenumpang tiga?
·
Seberapa tinggi tingkat kepuasan
konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di
bidang kesehatan?
b. Masalah komparatif
Masalah komparatif adalah suatu
permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel
atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang
berbeda.
Contoh rumusan masalahnya sebagai
berikut:
·
Adakah perbedaan produktivitas kerja
antara pegawai negeri dengan swasta ? (satu variabel pada dua sampel)
·
Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin
kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing ? (dua variabel pada
dua sampel)
·
Adakah perbedaan daya tahan berdiri
pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunung ? (satu variabel pada tiga
sampel)
·
Adakah perbedaan motivasi belajar dan
hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan
Pedagang? (dua variabel pada tiga sampel)
·
Adakah perbedaan kompetensi profesional
guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ? (satu variabel untuk dua
kelompok, pada tiga sampel)
c. Masalah asosiatif
Masalah asosiatif
adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbale balik.
1) Hubungan simetris
adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya
bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal atau pun interaktif.
Contoh:
·
Adakah hubungan antara banyaknya semut
dipohon dengan tingkat manisnya buah?
·
Adakah hubungan antara jumlah payung
yang terjual dengan jumlah kejahatan ?
2) Hubungan kausal
adalah hubungan yang a bersifat seba bakibat. Dalam hal ini ada variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
Contoh:
·
Adakah pengaruh system penggajian
terhadap prestasi kerja ?
·
Seberapa besar pengaruh tata ruang
kantor terhadap efisiensi kerja karyawan ?
·
Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar
anak ? (pendidikan orang tua merupakan variabel independen dan prestasi belajar
merupakan variabel dependen)
·
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan
kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan
merupakan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan merupakan
variabel dependen.
3) Hubungan timbale balik atau
interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak
diketahui mana variabel dependen dan variabel independen..
Contoh:
·
Hubungan antara motivasi dengan
prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga
prestasi mempengaruhi motivasi.
·
Hubungan antara kecerdasan dengan
kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat
meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
1.5
Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen,
Pertanyaan investigative, dan Pertanyaan Pengukuran
Secara hirarkis suatu
permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari pertanyaan yang lebih umum
kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan Emory
(1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan
manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan
pengukuran.
Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian (research question) yaitu suatu pertanyaan
yang menekankan pada fakta dan pengumpulan informasi. Terkait dengan kegagalan
bank dalam memperoleh keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Faktor utama apa yang menyebabkan kegagalan
bank dalam mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dalam tingkat tabungannya?
b. Seberapa baik bank menjalankan hal-hal berikut?
c. Bagaimana mutu lingkungan kerjanya?
d. Seberapa baik efisiensi operasi dibandingkan
dengan standar industri perbankan?
e. Bagaimana keadaan keuangan dibandingkan dengan
standar industri perbankan?
Pertanyaan Manajemen
Pertanyaan manajemen
adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang
manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan. Suatu
pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan manajemen seperti misalnya ”bagaimana
meningkatkan keuntungan?” Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian yang
akan dilakukan.
Pertanyaan Investigative
Pertanyaan investigative
merupakan pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat menanggapi
pernyataan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil pertanyaan
penelitian yang lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan–pertanyaan yang
lebih rinci. Pertanyaan investigative terkait dengan pertanyaan penelitian tersebut
di atas dapat diajukan:
a. Bagaimana kedudukan masyarakat berkaitan dengan
jasa keuangan dan pemanfaatannya?
·
Jasa-jasa
keuangan khusus apa yang dipakai?
·
Sejauh
mana bebagai jasa sedemikian menarik?
· Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seseorang
untuk menggunakan jasa tertentu?
b. Bagaimana posisi persaingan bank tersebut?
·
Bagaimana
pola geografis dari nasabah-nasabahnya?
·
Sejauh
mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh bank?
·
Bagaimana
pertumbuhan dalam jasa-jasa bila dibandingkan dengan lembaga-lembaga
saingannya?
Pertanyaan Pengukuran
Pertanyaan pengukuran (measurement
question) dalam survei pertanyaan-pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan
yang sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul
dalam kuesioner. Contoh: bagaimana penilaian anda terhadap kualitas dan harga
produk A?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment