Monday, May 26, 2014
Audit produksi dan operasi melakukan
penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi
untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis,
efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit
produksi tetapi juga berperan melengkapi fungsi pengendalian kualitas.
Alasan
yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain :
1. Proses produksi dan operasi harus
berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi
harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki.
3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi
dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif harus
mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.
PRINSIP – PRINSIP UMUM AUDIT :
Beberapa prinsip umum yang
memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit ini, dapat dijadikan pedoman oleh
auditor dalam menjalankan tugas professional. Prinsip tersebut antara lain:
1. Tujuan utama audit adalah untuk
menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah
sesuai dengan kriteria (peraturan, kebijakan, tujuan, rencana, standar) yang
telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan konsisten dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasikan wilayah
(bagian) yang masih memerlukan perbaikan.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan
dan menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap
ketaatan perusahaan dalam menerapkan criteria yang telah ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasikan
ketidaksesuaian yang terjadi antara aktifitas produksi dan operasi dengan
kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi
untuk peningkatan.
1.
Pengertian
Audit Sumber Daya Manusia
Audit SDM menekankan penilaian
(evaluasi) terhadap berbagai aktivitas
SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas
tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai
tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang
masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk meningktkan kinerja dari
program/aktivitas tersebut.
Audit SDM membantu perusahaan
meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM dengan cara:
1) Menyediakan
umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis dn tujuan
perusahaan.
2) Menilai
kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM.
3) Melaporkan
keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan.
4) Menilai
biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
5) Menilai
hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara meningkatkannya.
6) Merancang
panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
7) Mengidentifikasi
area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi khusus.
2.
Kerangka
Kerja Audit Sumber Daya Manusia
Kerangka kerja audit SDM menghubungkan
pengelolaan SDM dengan tujuan bisnis perusahaan secara keseluruhan. Dalam
hubungan ini audit menilai dukungan SDM terhadap pencapai tujuan perusahaan,
komitmen perusahaan dalam memberdayakan, dan melibatkan SDM, serta
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam hubungan tersebut dan
merekomendasikan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Berdasarkan
rekomendasi dari hasil audit, perusahaan melakukan perubahan (perbaikan) dan
mengevaluasi pengaruh perubahan-perubahan dari hasil audit.
3.
Tujuan
Audit Sumber Daya Manusia
Ada
beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan dari
dilakukannya audit tersebut, antara lain:
1) Menilai
efektivitas dari fungsi SDM.
2) Menilai
apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan
efisien.
3) Memastikan
ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum, peraturan dan
kebijakan yang berlaku di perusahaan.
4) Mengidentifikasi
berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam
menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
5) Merumuskan
beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi,
efisiensi, dan efektivitas berbgai program/aktivitas SDM.
4.
Manfaat
Audit Sumber Daya Manusia
William
B. Wertther, Jr. dan Keith Davis menyebutkan beberapa manfaat dari audit SDM
antara lain:
1) Mengidentifikasi
kontribusi dari Departemen SDM terhadap organisasi.
2) Meningkatkan
citra profesional Departemen SDM.
3) Mendorong
tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan Departemen SDM.
4) Memperjelas
tugas-tugas dan tanggung jawab Departemen SDM.
5) Mendorong
terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM.
6) Menemukan
masalah-masalah kritis dalam bidang SDM.
7) Memastikan
ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dalam praktik SDM.
8) Menurunkan
biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif.
9) Meningkatkan
keinginan untuk berubah dalam Departemen SDM.
10) Memberikan
evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.
Pelaporan
adalah bagian akhir dari proses audit manajemen. Pelaporan merupakan
pengomunikasian temuan dan rekomendasi auditor untuk meyakinkan manajemen
mengenai keabsahan hasil audit melalui suatu laporan komprehensif yang memuat
temuan penting yang mendukung kesimpulan dan disajikan dalam bahasa operasioan
yang mudah dimengerti.
Cara Penyajian Laporan Audit Manajemen
Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu:
- Cara
penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam setiap
tahapan audit.
- Cara
penyajian yang arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pembaca (pengguna) laporan.
1)
Penyajian Laporan Mengikuti Arus
Informasi
Sesuai dengan tahapan-tahapan audit,
auditor mengorganisasikan laporan hasil auditnya berdasarkan apa saja yang
dilakukan dan yang ditemukan selama melaksanakan tahapan-tahapan audit.Seorang
auditor memperoleh informasi melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1) Pengumpulan Informasi latar belakang
pada tahap audit pendahuluan.
2) Menetapkan tujuan audit sesungguhnya
(definitive audit objective) berdasarkan
hassil review dan pengujian terhadap
sistem pengendalian manajemen.
3) Pengumpulan bukti-bukti audit dan
pengembangan temaun berkaitan dengan tujuan audit, pada tahap audit lanjutan.
4) Menarik kesimpulan berdasarkan
bukti-bukti (temuan) audit yang berhasil dikumpulkan.
5) Merusmuskan rekomendasi.
6) Menyatakan ruang lingkup audit yang
telah dilakukan.
AUDIT
PENDAHULUAN
Audit
pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini
lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang
objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan
audit ini, antara lain:
A. Pemahaman Auditor terhadap Objek Audit
Objek
audit meliputi keseluruhan perusahaan/kegiatan yang dikelola oleh perusahaan
tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Setiap objek audit memiliki wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda – beda sesuai dengan karakteristik dan system
pendelegasian wewenang dan diselenggarakannya pada perusahaan tersebut. Untuk
menapai tujuannya objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya
dijabarkan kedalam berbagai bentuk kegiatan. Dalam pemahaman terhadap objek
auit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya yang dimiliki
objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Auditor harus membuat
kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit.
Auditor harus mengkomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi
tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek
audit untuk menghindari adanya kesalahpahaman.
PENTINGNYA
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Komunikasi
bisnis lintas budaya adalah proses mengirim dan menerima pesan bisnis
antarindividu yang berbeda budaya.
Operasi global akan meningkatkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan
budaya asing. Baik berada di negeri sendiri maupun di negara asing, tetap ada
kemungkinan untuk bekomunikasi dengan berbagai latar belakang budaya dan
bahasa. Interaksi lintas budaya terjadi dalam internal maupun eksternal
perusahaan. Dalam komunikasi internal akan menjadi interaksi antarpekerja yang
berasal dari berbagai bangsa dan suku bangsa. Sementara dalam komunikasi
eksternal, perusahaan akan berhadapan dengan pelanggan, pemasok, investor, dan
pesaing dari berbagai negara.
MEMAHAMI
BUDAYA DAN PERBEDAAN BUDAYA
Budaya
adalah simbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah laku yang
dimiliki bersama (Boove dan Thill 2003,68). Budaya juga diartikan sebagai
konvensi-konvensi kebiasaan, sikap, dan perilaku sekelompok orang (Heart,
2004:125). Semua anggota suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai bagaimana
seharusnya berpikir, bertingkah laku, dan berkomunikasi. Mereka cenderung
bertindak dengan cara yang serupa sesuai dengan asumsi yang dianut.
Beberapa
budaya terdiri atas beberapa kelompok budaya yang beragan dan berbeda. Kelompok
budaya utama terdiri atas beberapa kelompok budaya yang cenderung homogen.
Kelompok budaya yang cenderung homogen dalam yang ada dalam suatu budaya
disebut subbudaya. Misalnya, budaya Indonesia terdiri atas berbagai subbudaya
etnik Jawa, Sunda, Bali, Betawi, Batak, Dayak, Sasak, dan lain sebagainya.
Selain itu, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang tidak memenuhi kriteria
sebagai subbudaya, tetapi memiliki ciri-ciri yang mencolok. Kelompok itu sering
disebut subkelompok yang menyimpang. Misalnya, kaum homoseks, waria, pecandu obat
bius, dan penganut sekte agama yang dilarang.
Komunikasi lintas budaya terjadi dalam berbagai aspek
situasi, yang berkisar dari interaksi antara orang-orang yang budayanya berbeda
secara ekstrim hingga dalam interaksi antara orang-orang yang budayanya sama,
tetapi subbudayanya atau subkelompok budayanya berbeda. Besarnya perbedaan
antara budaya yang satu dengan budaya yang lain tergantung pada tingkat
keunikan masing-masing. Komunikasi lintas budaya yang efektif bergantung pada
pemahaman terhadap perbedaan budaya. Selain mempermudah hubungan bisnis,
pemahaman terhadap perbedaan budaya sekaligus juga meningkatkan reputasi
perusahaan.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebanyakan pesan-pesan rutin, good news, dan
goodwill diminati oleh pembaca karena pesan-pesan tersebut berisi informasi
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan bisnis setiap hari. Jika pesan-pesan
itu tidak memerlukan suatu hal yang khusus, ditunjukan kepada audiens
dengan perbedaan budaya minimal, atau audiens yang cenderung tertarik
pada apa yang ingin disampaikan atau bersikap netral, pendekatan langsung (direct aaproach) atau
deduktif (deductive approach) dapat digunakan untuk mengorganisasi pesan-pesan bisnis.
Friday, April 11, 2014
1.1
Mengorganisasikan Pesan Bisnis
Komunikasi yang tidak diorganisasikan dengan baik
bermasalah dalam isi, pengelompokan, dan urutan butir-butir pesan. Pesan yang
tidak diorganisasikan dengan baik akan sulit dipahami dan dapat berakibat
adanya rasa frustasi pada penerima.
Hal-hal berikut yang menyebabkan tidak baiknya pesan
bisnis:
1. Bagian
awal terlalu panjang (bertele tele)
Bagian awal yang terlalu panjang
akan menyulitkan penerima dalam memahami ide pokoknya. Terlebih lagi apabila
ide pokok disajikan terlalu ringkas
2. Memasukkan
hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis
Hal yang tidak relevan dan tidak
logis hanya akan memperpanjang pesan bisnis, membuang waktu, dan mengabaikan
pesan pokok.
3. Informasi
penting terlupakan
Sering kali informasi penting
terlupakan karena perhatian terpusat pada penyajian ide pendukung atau
pelengkap.
4. Pengelompokan
dan urutan pesan tidak menunjukkan satu kesatuan yang logis
Butir - butir pesan bisnis yang tidak dikelompokkan
dengan baik dan tidak disajikan secara kronologis bisa membingungkan penerima.
Butir pesan seolah terlepas dan sulit dikaitkkan satu sama lain.
Pesan
bisnis berorientasi pada penerima. Tujuan pesan bisnis adalah pemahaman
penerima,bukan semata-mata menghasilkan pesan bisnis. Oleh karena itu, mengorganisasikan
suatu pesan dengan baik akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan
pesan. Pesan yang diorganisasikan dengan baik memiliki beberapa manfaat antara
lain :
1. Membantu
audiens memahami pesan
2. Membantu
audiens menerima pesan
3. Menghemat
waktu audiens
4. Menyederhanakan
tugas komunikasi
Mengorganisasikan pesan dengan baik dapat dilakukan
dengan tiga langkah berikut :
1. Menetapkan
ide/gagasan pokok
Semua pesan bisnis memiliki tujuan
umum dan tujuan spesifik. Setiap pesan bisnis memiliki satu ide/gagasan pokok.
Ide/gagasan pokok merupakan inti ataut ema sentral pesan. Ada tiga teknik dalam
menentukan ide/gagasan pokok, yaitu :
·
Brainstorming
·
Minta petunjuk atasan
·
Mengulang kebiasaan
2. Mengelompokkan
ide/gagasasn
Ide pokok biasanya didukung oleh
beberapa ide pendukung. Dalam menyiapkan pesan yang panjang dan kompleks,
pembuatan diagram skematis atau kerangka akan membantu membayangkan hubungan,
antara bagian-bagian pesan.
Subscribe to:
Posts (Atom)